Uninesia, Jakarta - Setelah
melakukan penelitian dan pengawasan selama tiga bulan, pada 5 Maret 2008 yang lalu U.S. Coast
Guard saat itu mengeluarkan Port
Security Advisory. Dalam terbitan itu, dimana Indonesia yang selalu dan selalu membanggakan diri bahwa nenek moyangnya seorang pelaut menduduki prestasi
“membanggakan” bersama 5 negara Afrika. Kita bilang “membanggakan........????” tahukah anda...., bahwa kita salah satu negara yang keamanan maritimnya sangat
jelek. U.S. Coast Guard bilang ”countries
are not maintaining effective anti-terrorism measures”. Singkatnya,
kita tak comply dengan International
Ship and Port Security Code (ISPS) Code.
Dari hampir sekitar 300
pelabuhan kita, yang comply dengan standar keamanan U.S. Coast Guard cuma 16. Jadi 16 pelabuhan itu masuk kategori with exception. Pelabuhan mana saja tuh......?
1. Pelabuhan Trisakti
Banjarmasin.
2. Terminal Multi-Purpose
Belawan
3. Terminal Minyak Caltex
Dumai
4. Jakarta International
Container Terminal
5. Pelabuhan UP II Pertamina
Dumai
6. Pelabuhan UP V Pertamina
Balikpapan
7. Pelabuhan PT Badak
Bontang NLG
8. Terminal PT Indominco
Mandiri Bontang (Bontang Coal Terminal)
9. Pelabuhan PT Multimas
Nabati Usaha (di mana yah?)
10. Pelabuhan Pelindo I
Dumai
11. Pelabuhan UP II
Pertamina Jakarta
12. Pelabuhan PT Pupuk
Kaltim Bontang
13. Pelabuhan PT Terminal
Petikemas Surabaya
14. Semarang International
Container Terminal
15. Terminal Senipah Total
E&P Indonesia, Balikpapan
16. Terminal Konvensional
Pelindo II Jakarta
Dari situ tercermin bahwa Departemen Perhubungan tidak bekerja
banyak buat keamanan terminal di Indonesia. Padahal mereka itu kan regulator. Pelindo juga begitu, selama ini kan
mereka juga regulator pelabuhan (sebelum
Undang-undang No.17 Tahun 2008 berlaku). Kalau kita perhatikan daftar 16
pelabuhan yang comply, kebanyakan kan
punya swasta plus Pertamina. Yang punya Pelindo cuma sedikit.
Itulah cerminan
bahwa bangsa ini tidak peduli dengan domain maritim.
Karena itu, tak heran bila kita juga termasuk “berprestasi” dalam soal keamanan
maritim. Hanya 16 pelabuhan yang comply
itu adalah bukti prestasi kita. Memang betul...yang pelaut cuma nenek moyang
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar