tag:blogger.com,1999:blog-37900736267224237402023-11-16T17:55:38.379+07:00uninesiaAdmin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.comBlogger43125truetag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-6915089426867133442012-07-12T11:19:00.001+07:002012-07-12T11:19:17.619+07:00ARTIKEL HARI INI MENYUSUL.........Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-45496069094111286172012-07-11T14:08:00.002+07:002012-07-11T14:08:51.402+07:00BEAT ARMY.....!!! (Kalahkan Angkatan Darat)<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta -</span></b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam
tulisan sebelumnya yaitu ‘<a href="http://www.tni.mil.id/images/gallery/DOKTRIN%20TNI/tridek.pdf"><span style="color: blue;">Operasi
Gabungan</span></a>”, pertanyaan yang belum terjawab adalah bagaimana langkah kita
menuju agar budaya gabungan di TNI tercipta......?. Yang pasti budaya gabungan
tidak bisa tercipta dengan “<i>integrasi</i>”
ala ABRI yang hingga kini masih diteruskan oleh TNI. “<i>Integrasi</i>” lebih banyak tidak bermanfaatnya dari manfaatnya.
Manfaatnya cuma satu, yaitu di antara para perwira ketiga matra Angkatan jalur
Akademi “saling kenal” karena pernah setahun di Magelang. Pernah beberapa tahun
lalu dipotong cuma tiga bulan di Magelang, tapi dikembalikan lagi jadi setahun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie3k11oPuIpcOyvAKRI_F21gBRqLFtJm_pxCQXPv5lGjui-4eNbpWPZgAqifJLQiSr1LvgkffKKUl9lzQdZ4xVUjlqxApxTOfQ6Vms7C7Ewk8qN1XIolSoJ7iK2AW2EiNuuhftvPSbEa0S/s1600/images+(7).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie3k11oPuIpcOyvAKRI_F21gBRqLFtJm_pxCQXPv5lGjui-4eNbpWPZgAqifJLQiSr1LvgkffKKUl9lzQdZ4xVUjlqxApxTOfQ6Vms7C7Ewk8qN1XIolSoJ7iK2AW2EiNuuhftvPSbEa0S/s400/images+(7).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br /><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Alasan idealisnya biar
memperkuat integrasi, padahal kita sama-sama tahu apa alasan sebenarnya.
Ha..ha..ha.. Kalau soal perkuat integrasi, kenapa taruna dari Akpol nggak
digabung sama adik-adik kita di Magelang, biar mereka tak merasa jadi FBI jaman
<i>Edgar Hoover</i> di republik ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kerugian integrasi yaitu (i)
penanaman paradigma yang salah soal pertahanan dan militer, (ii) identitas,
ciri khas matra non darat tergerus dari awal, (iii) ada saudara tua dan muda, (iv)
tercipta integrasi semu karena hanya antar individu. Bukti bahwa integrasi
dapat dikatakan gagal adalah soal perkelahian antar satuan TNI maupun dengan
polisi. Soalnya yang berkelahi tidak pernah ikut program integrasi.
Ha..ha..ha.. Kenapa tidak kreatif tuh, bikin aja program integrasi buat tamtama
dan bintara TNI-Polri biar mereka tidak baku hantam lagi. Soal anggaran, kan
besar tuh. Ha..ha..ha..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebagai perbandingan, di
ADFA/<i>Australian Defence Force Academy</i>
di mana para kadet ketiga Angkatan satu kampus selama tiga tahun, mereka tidak
pernah tuh belajar sama-sama satu kelas. Tiap matra punya kelas masing-masing.
Paling ketemunya mereka saat pertandingan olahraga. Meski mereka cuma ketemu
pas pertandingan olahraga, tapi integrasi mereka di operasi jalan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-2MNVZbCHiwMT4d0Syw-QtFpR7h4-8lHkWeGDOBTsuH6n0ueSxCXJH3m6SdwFrke6wDiHHPIa7f5qSqd9ZkR3a6xlMfppEklpaqZH5thD8Ja7c6YEPr8oREsfqYwCce7c_u64Mx4BuMvj/s1600/2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="269" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-2MNVZbCHiwMT4d0Syw-QtFpR7h4-8lHkWeGDOBTsuH6n0ueSxCXJH3m6SdwFrke6wDiHHPIa7f5qSqd9ZkR3a6xlMfppEklpaqZH5thD8Ja7c6YEPr8oREsfqYwCce7c_u64Mx4BuMvj/s400/2.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bandingkan dengan kita,
dalam tiga tahun berapa kali ketemu....? Dari tiga tahun itu, setahun aja sudah
sama-sama di Magelang. Belum lagi kegiatan lain selama dua tahun. Tapi begitu
sentuh soal operasi di lapangan, yang terjadi <u>disintegrasi</u>. Yang ada <i>egoisme matra</i> yang kadang kurang
berdasar. Contoh, ada matra yang gelar operasi patroli maritim tapi tak mau di
bawah kodal Angkatan Laut. Padahal di mana pun di dunia, operasi patroli
maritim adalah domain Angkatan Laut, sehingga keterlibatan pihak lain boleh
saja selama di bawah kodal Angkatan Laut. Sebab yang lebih tahu soal laut kan Angkatan
Laut, bukan matra lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sekarang lihat
doktrin-doktrin kita, baik itu doktrin dasar maupun doktrin pelaksanaan.
Mencerminkan <u>tidak hasil dari integrasi ala Magelang</u>....? Kenyataannya
tidak, kita belum punya doktrin Operasi Gabungan (opsgab). Yang ada doktrin
matra yang kurang tepat kalau dijadikan dasar opsgab.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Terus bagaimana kita
membangun budaya opsgab....? <b>Pertama</b>,
lupakan paradigma lama integrasi. Integrasi itu yang utama bukan di pendidikan
pembentukan perwira, tapi dalam operasi di lapangan. Buktinya banyak. Di negeri
paman Sam, tidak ada integrasi akademi. Semua Angkatan jalan sendiri-sendiri, <i>U.S. Navy di Annapolis, U.S. Army </i>di <i>West Point</i> dan <i>U.S. Air Force</i> di <i>Colorado
Spring</i>. Mereka cuma ketemu antara lain di pertandingan <i>American football</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Di situ, tim <i>U.S. Naval Academy</i> pakai kaos yang
tulisannya <i>Beat Army</i>...!!! Para
suporter juga bawa poster bertuliskan <i>Beat
Army</i>, serta teriakkan <i>Beat Army</i>...!!!
Dan yang pakai kaos <i>Beat Army</i> bukan
cuma para kadet, bahkan <i>flag officers
U.S. Navy</i> juga pakai kaos itu, termasuk <i>Admiral
Mike Mullen</i> yang jabat <i>Chairman</i>, <i>U.S. Joint Chief of Staff</i>. Dan
kenyataannya para kadet <i>West Point</i> tidak
marah tuh, tidak tawuran sama kadet <i>Annapolis</i>
gara-gara <i>Beat Army</i>. <i>Top brass U.S. Army</i> juga tidak marah
sama <i>flag officers U.S. Navy</i> soal
itu. Kalau di sini gimana yah kalau kita teriak <i>Beat Army</i>......? Ha..ha..ha...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ngomong-ngomong soal <i>Beat Army</i>, memang tim <i>U.S. Naval Academy</i> jagonya <i>American football</i> di antara ketiga
Akademi dan saat ini mereka juara bertahan. Dan memang dalam final seringkali
mereka memang selalu “<i>Beat Army</i>”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kedua</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">,
ubah doktrin dan konsep operasi menjadi doktrin dan konsep gabungan. Gabungan
di sini harus dipahami setidaknya dua Angkatan. Jadi kalau untuk operasi
maritim misalnya, Angkatan Darat tak perlu sewot bila tak terlibat karena itu
domainnya Angkatan Laut plus didukung Angkatan
Udara. Kalau mandala operasinya didominasi oleh domain maritim, Angkatan lain
harus tulus tidak bisa jadi Panglima Mandala. Jangan ngotot kayak dalam salah
satu bagian dari sejarah kita. Untuk ops hanud, mungkin keterlibatan Angkatan Laut
tak terlalu banyak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ketiga</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">,
kurikulum. Jadi dalam tiap jenjang pendidikan perwira, sebaiknya mereka sudah
ditanamkan pemahaman tetap opsgab itu. Bentuknya yah dalam kurikulum, yang mana
kurikulumnya selain menekankan kekhasan matra laut, juga diimbangi dengan
imperatifnya opsgab di masa kini dan mendatang. Mungkin mulai dari Pendidikan
Lanjutan Perwira (Diklapa) II, walaupun aplikasinya baru mereka dapatkan ketika
latihan gabungan. Setidaknya itulah yang dipraktekkan oleh negara-negara lain
dalam membangun budaya opsgab pada militer mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Keempat</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">,
ubah prasyarat opsgab. Saat ini prasyarat opsgab adalah keselamatan negara
terancam. Jadi kalau keselamatan negara tak terancam bagaimana, tak bisa gelar
opsgab....???. Prasyarat demikian sudah ketinggalan jaman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kelima</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">,
bubarkan Mabes TNI. Organisasi Mabes TNI saat ini tidak dapat disebut sebagai
Markas Gabungan, meskipun organisasi itu diisi oleh ketiga matra TNI, karena
karakteristiknya belum mencerminkan gabungan dalam arti sebenarnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Yang diperlukan adalah
transformasi organisasi menjadi <i>Joint Staff</i>
dalam arti sesungguhnya. <i>Joint staff</i>
bukanlah organisasi super seperti Mabes TNI saat ini, karena sebagian
kewenangan Mabes TNI memang harus dialihkan ke Departemen Pertahanan. Opsgab
dirancang oleh <i>joint staff</i>, namun
pelaksanaannya oleh Panglima Mandala yang bertanggung jawab langsung ke Menteri
Pertahanan. <i>Joint staff</i> hanya
mensupervisi saja operasi gabungan, tetapi tak punya wewenang kodal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Setidaknya lima langkah itu
untuk tumbuhkan budaya opsgab di militer kita. Kata kuncinya adalah paradigm <i>shift</i>.....!!! Ini era RMA, bukan era
Perang Dunia Kedua. Jadi doktrin kita, latihan kita, operasi kita jangan lagi
contek ala <i>Normandia</i> dan <i>Okinawa</i>.<o:p></o:p></span></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-30727624732184097202012-07-10T20:28:00.000+07:002012-07-11T13:31:44.717+07:00OPERASI GABUNGAN<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta -</span></b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Operasi
gabungan kalau kita cari persamaannya dalam istilah militer asing bisa berarti <i><a href="http://www.fas.org/irp/doddir/dod/jp3_0.pdf"><span style="color: blue;">joint operations</span></a></i>,
bisa pula <i><a href="http://etheses.bham.ac.uk/445/1/Mahoney09MPhil.pdf"><span style="color: blue;">combined operations</span></a></i>.
Dikatakan <i>joint operations</i> bila
operasi itu dilaksanakan <i><a href="http://globalsecuritystudies.com/HOLT%20ISI.pdf"><span style="color: blue;">inter-service</span></a></i>
dalam Angkatan Bersenjata suatu negara. Sedangkan <i>combined operations</i> kalau operasi itu merupakan operasi gabungan
dari dua negara atau lebih. Dalam tulisan ini, akan lebih fokus soal operasi
gabungan dalam arti <i>joint operations</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn79h8mZGrKqmmQ2X1TiiJxy46HaID-oU2Q2vJLAh6rtTbq-oHKm-4u3GCxERuo8F8kfOCCIXPEweSHXhBJeFuW3xIXxqgLysLyvPaMLmfbmtLjUDvfbUCofuoxGb5KE2cCyO8a1wfJATU/s1600/images7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn79h8mZGrKqmmQ2X1TiiJxy46HaID-oU2Q2vJLAh6rtTbq-oHKm-4u3GCxERuo8F8kfOCCIXPEweSHXhBJeFuW3xIXxqgLysLyvPaMLmfbmtLjUDvfbUCofuoxGb5KE2cCyO8a1wfJATU/s400/images7.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br /><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Operasi gabungan di
Indonesia, dalam hal ini TNI, baru bisa dilaksanakan apabila ada <i><a href="http://www.un.org/secureworld/report2.pdf">imminent threat<span style="font-style: normal;">(</span>s<span style="font-style: normal;">)</span></a></i>.
Apa yang digolongkan sebagai <i>imminent
threat</i>(<i>s</i>)...? Yaitu keselamatan
negara terancam. Itulah prasyarat operasi gabungan TNI.....!!! Jadi kalau
keselamatan negara tidak terancam, operasi gabungan tidak bisa digelar karena
prasyaratnya tidak terpenuhi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mari kita bandingkan dengan
operasi gabungan di negara-negara lain. Dalam prakteknya, nyaris semua operasi
yang dilaksanakan oleh militer negeri lain saat ini sifatnya operasi gabungan.
Entah itu operasi keamanan maritim, pertahanan udara, <i><a href="http://fpc.state.gov/documents/organization/143899.pdf">surveillance
and recconaissance</a></i>, apalagi perang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1L0CXzd4cQN2dqgZbFBhv3P3m1BGWHSwq_UEqIdDI1RxiQuNBRZJOadhGJDGyOHDybAsSmwh5RNSnbDqrleFPd-CO2KG8-SN3j_1CYe4V0kaLc5joKHzL_F0yR5Ks3X2ZP-F-xCkDRHDt/s1600/images6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1L0CXzd4cQN2dqgZbFBhv3P3m1BGWHSwq_UEqIdDI1RxiQuNBRZJOadhGJDGyOHDybAsSmwh5RNSnbDqrleFPd-CO2KG8-SN3j_1CYe4V0kaLc5joKHzL_F0yR5Ks3X2ZP-F-xCkDRHDt/s400/images6.jpg" width="285" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebagai contoh, untuk
operasi keamanan maritim di Australia, tidak cuma dilakukan oleh RAN tapi juga
oleh RAAF. Yang perlu digarisbawahi di sini, komando dan kendali operasi itu
berada di RAN. Jadi pesawat P-3 <i>Orion</i>
RAAF berada di bawah kodal RAN.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Operasi gabungan RAN dan
RAAF itu kan “ancaman”nya cuma kapal ikan sama imigran ilegal. Walaupun
“ancaman”-nya cetek, mereka tetap merasa perlu operasi gabungan. Karena memang
kecenderungan masa kini, matra Angkatan alias <i>service</i> tidak bisa memecahkan masalah operasional tanpa dukungan
matra lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bandingkan dengan di
Indonesia, di mana pesawat B-737 <i>Surveiller</i>
Angkatan Udara tidak mau berada di bawah kodal Angkatan Laut dalam operasi
patroli maritim. Kenapa dia tidak mau......?. Itu urusan gengsi saja.....!!!.
Akibatnya operasi dia sia-sia, tidak bisa ditindaklanjuti oleh Angkatan Laut.
Asal tahu saja, pesawat yang dibangga-banggakan oleh Angkatan Udara itu tidak
bisa bedakan mana kapal kayu dan mana bukan</span> <span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">kapal kayu. Ha..ha..ha.. Dia
cuma bisa identifikasi ada kontak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kembali ke topik semula,
operasi gabungan masa kini tak harus memprasyaratkan adanya ancaman terhadap
keselamatan negara. Kalau sudah begini, apakah Indonesia yang ketinggalan atau
mereka yang tidak cerdas....?. Kita kok lebih berpendapat bahwa Indonesia yang
ketinggalan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebagaimana halnya dalam
lingkup yang lebih luas, kita lebih suka pendekatan sektoral daripada
pendekatan gabungan. Kalau ditanya kenapa, mungkin salah satunya karena soal
dukungan anggaran. Menyedihkan memang....!!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lepas dari soal dukungan
anggaran itu, kini belum terlambat kita mengembangkan paradigma baru operasi
gabungan di TNI. Bagaimana langkah kita menuju agar budaya gabungan di TNI
tercipta.....? Tunggu tulisan berikutnya....<o:p></o:p></span></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-60909217813381957292012-07-09T10:26:00.001+07:002012-07-09T10:26:30.340+07:00LESSON LEARNED<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta -</span></b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam
domain Angkatan Laut, <span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><i><a href="http://www.fas.org/irp/doddir/army/clamo-v1.pdf">lesson learned</a></i>
</span>hukumnya wajib!!! Semua pasti sepakat soal itu. Tidak aneh bila di Sesko salah
satu yang dipelajari adalah operasi Angkatan Laut (seluruh dunia) yang
mempunyai nilai strategis. Entah itu di <i>Midway,
Okinawa, Pearl Harbor, Inchon, Malvinas, Laut Adriatik, Teluk Persia,
Afghanistan</i> dan lain sebagainya. Begitu pula dalam doktrin atau konsep
operasi Angkatan Laut, pasti termuat <i>lesson
learned</i> suatu operasi di masa lalu. Soal <i>lesson learned</i> selalu kita temui pula dalam jurnal-jurnal Angkatan
Laut seperti <a href="http://www.usnwc.edu/Publications/Naval-War-College-Review.aspx"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">NWCR (<i>Naval War College Review</i>)</span></a>, <i><a href="http://www.usni.org/magazines/proceedings"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">USNI Proceeding</span></a></i> dan
lain-lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE04L_yqNozCpn0qJxm4vRV6BMKeOqgfbIfdOBD22kq5k_R2rS5uYQ4blqms9OuTfdk7zCQ-Dtcf5upqncfBNnbN1CsHGboXfm_7s0cYOlkzVwKU6RZE-tSoZDnhMBHj3z7jDtyKFlwFvf/s1600/images5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE04L_yqNozCpn0qJxm4vRV6BMKeOqgfbIfdOBD22kq5k_R2rS5uYQ4blqms9OuTfdk7zCQ-Dtcf5upqncfBNnbN1CsHGboXfm_7s0cYOlkzVwKU6RZE-tSoZDnhMBHj3z7jDtyKFlwFvf/s400/images5.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br /><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tujuan dari <b><i><a href="http://www.dodccrp.org/files/Allard_Somalia.pdf"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">lesson learned</span></a></i></b>
adalah mencari apa yang salah, bukan siapa yang salah. Dari pelajaran itu,
selain bisa ditarik keunggulan strategi-strategi yang diterapkan, juga bisa
ditarik kekurangan strategi-strategi itu. Termasuk <i>blunder</i> yang dilakukan oleh salah satu atau dua pihak yang
berhadapan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK0Znplmcx8lUzPpbf5HqjLKcHWyUpkg13o7vXY5L4RogyTP6wGlsOlxqqoicIz2DMkXm9EfP8VbTQwNNUBykTkumskBOE9Npts7xTba3nvlCVFJTl8O9eWunBU8DfkdsHPDDE1fhn5jZ6/s1600/images+(3).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="302" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK0Znplmcx8lUzPpbf5HqjLKcHWyUpkg13o7vXY5L4RogyTP6wGlsOlxqqoicIz2DMkXm9EfP8VbTQwNNUBykTkumskBOE9Npts7xTba3nvlCVFJTl8O9eWunBU8DfkdsHPDDE1fhn5jZ6/s400/images+(3).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Blunder itu wajib diketahui
agar menjadi <i>lesson learned</i> buat yang
pihak yang mempelajari. Ketika kita bicara soal <i>blunder</i> dalam operasi militer di Indonesia, termasuk <i>naval operation</i>, seringkali jadi
masalah. Sebab kita berhadapan dengan budaya (sebagian) bangsa Indonesia yang
tak mau senior, pendahulu, orang tua “disalahkan”. Akibatnya, kita tak bisa tinjau
secara obyektif kekurangan dari operasi yang telah dilaksanakan gara-gara sang
pelaku utama masih hidup atau sang pelaku utama sudah jadi pahlawan. Padahal <u>yang
dicari bukan siapa yang salah, tapi apa yang salah</u>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Di situlah kesalahan kita
dalam memahami <i>lesson learned</i> di
domain Angkatan Laut maupun militer secara umum. <i>Lesson learned</i> dipelajari bukan untuk ungkit kesalahan individual,
tapi untuk secara obyektif tinjau dari kesalahan sistem. <i>Lesson learned</i> bukan penyidikan untuk cari tersangka kemudian
dihadapkan ke Mahkamah Militer (Mahmil) sebagai terdakwa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirzjfab9U8iO5fzwKXhgagQZ7MCfe7decRneKi9Bibd6z8VydcLq_daROH7Xq6jaJU0o0RpGZ0togV2ltg6T70wdG-q6GL9hc71Fcw4hW3tXfZjpWVCtcRNp0Tj7j-zJ_CKcQUezwEicF0/s1600/images+(4).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirzjfab9U8iO5fzwKXhgagQZ7MCfe7decRneKi9Bibd6z8VydcLq_daROH7Xq6jaJU0o0RpGZ0togV2ltg6T70wdG-q6GL9hc71Fcw4hW3tXfZjpWVCtcRNp0Tj7j-zJ_CKcQUezwEicF0/s400/images+(4).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kalau ada suatu hal yang
salah, itu kesalahan sistem alias kesalahan bersama. Bukan kesalahan
individual, misalnya Komandan (Dan) GT (Gugus Tugas alias <i>Task Force</i>). Atau pula para perencana operasi. Bisa saja yang salah
doktrinnya, konsepnya atau ROE (<i>rules of
engagement</i>)-nya. Mungkin saja yang salah adalah TTP (<i>tactic, technic and procedure</i>)-nya. Atau materi pendidikan dan latihan
yang diberikan sebelumnya tidak sesuai dengan kebutuhan operasional di
lapangan, atau pula faktor psikologis akibat tingginya tensi operasi. Kesalahan
yang terjadi faktornya tidak pernah tunggal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Akibat dari kesalahan
persepsi kita soal apa maksud dan tujuan dari <i>lesson learned</i>, kita cenderung cuma ambil <i>lesson learned</i> dari pengalaman orang lain di <i>Midway, Malvinas</i> dan lain-lain. Tapi kita tak berani ambil <i>lesson learned</i> dari operasi amfibi di
Dili Desember 1975, operasi penyekatan di Ambon 2000-2002, operasi penyekatan
di Aceh 2002-2005 (termasuk Pendaratan amfibi (<i>ratfib</i>) di pantai Samalanga Mei 2003 yang telan korban jiwa
personel), operasi pengamanan Selat Malaka dan operasi di Laut Sulawesi
(Ambalat). Belum lagi operasi-operasi dalam skala yang lebih kecil dan
tergolong rahasia, semisal operasi-operasi yang dilaksanakan oleh unsur kapal selam
kita, apalagi beberapa hari yang lalu makan korban.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS8kQDk0RNz18oYZpb8VhaW_TYEsfFs2j_F3MQKj8yqAAlGtioVLMqOriWzjax-HRzIi5JrTPjkr-eZFNf-eGL3Fl-tRVSxjQLkEEr-1AkGAr9GR5zAPiRX0zS_Qx0AJMo1w2dxkTrtno5/s1600/images+(2).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS8kQDk0RNz18oYZpb8VhaW_TYEsfFs2j_F3MQKj8yqAAlGtioVLMqOriWzjax-HRzIi5JrTPjkr-eZFNf-eGL3Fl-tRVSxjQLkEEr-1AkGAr9GR5zAPiRX0zS_Qx0AJMo1w2dxkTrtno5/s400/images+(2).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Padahal itu penting untuk
meninjau <i>validitas doktrin</i> dan <i>konsep operasi</i> kita selama ini. Apakah
masih valid.......?. Kalau sudah tidak valid, bagian mana........?. Bagaimana
pula dengan dukungan logistik.......?. Dan masih banyak lagi hal-hal yang
bersifat teknis dan mungkin dipandang ”kecil”, namun sesungguhnya berkontribusi
penting terhadap sukses tidaknya operasi yang digelar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Soal <i>lesson learned</i> ini sebenarnya bisa dilihat dari buku-buku biografi
yang terkait dengan peristiwa-peristiwa itu. Dalam kasus operasi amfibi di Dili
misalnya, dari para pelaku sejarah, mereka mengakui bahwa tindakan mereka
melaksanakan Bantuan Tembakan Kapal (BTK) sudah tidak mempunyai efek kejut
lagi, karena kehadiran GT sudah diketahui <i>Fretilin</i>
lewat kapal perang Portugis yang berpapasan dengan GT beberapa jam sebelumnya.
Artinya, para senior itu secara tulus, jujur, terbuka, <i>fair</i> mengakui bahwa ada yang kurang dari operasi di masa itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bagaimana dengan Ambon dan
Aceh.....?. Apakah kita berhasil atau gagal menyekat......?. Atau setengah
berhasil dan setengah gagal......?. Kalau demikian, apa penyebabnya......?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lesson
learned</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> penting bagi kemajuan Angkatan Laut kita. Hanya dengan
itu kita dapat menakar kekuatan dan kelemahan kita saat ini. Setelah tahu di
mana kelemahan kita, mari kita perbaiki. <i>Lesson
learned</i> bukan untuk mencari tersangka, apalagi kambing hitam. <o:p></o:p></span></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-8837688114506350792012-07-05T11:50:00.000+07:002012-07-05T11:51:43.897+07:00KOWILHAN/KOWILGAB/KODAHAN: MAU KEMANA........?<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="color: #00b0f0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta -</span></b><span style="color: #00b0f0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Seseorang
belum lama ini pernah bertanya sama saya, tentang sejauh mana pembahasan konsep
Kodahan? Saya cuma bisa jawab, saya kurang tahu. Terus saya balik bertanya,
istilah yang dipakai itu <a href="http://news.detik.com/read/2004/09/08/153946/204996/10/pemerintah-tolak-usul-bentuk-kodahan?nd992203605"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Kodahan</span></a>
atau <a href="http://info.tnial.mil.id/lantamal8/tabid/224/articleType/ArticleView/articleId/202/Default.aspx"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Kowilhan</span></a>?
Saya bertanya begitu karena ada kawan lainnya yang bilang istilahnya adalah
Kowilgab.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglTyguaeWxzmHMTsO_sTUijaogaNR9ptw0la4AUsGYVR-K_UGGEnOfC5_YqNyiD7UzoIdH4m2-IkB_DuWSePfqntuhOZRTYb4RuXx6Pq90dm-G7vyk0Te8YhH1JR-D8jzibIq1EQN4Z85z/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="274" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglTyguaeWxzmHMTsO_sTUijaogaNR9ptw0la4AUsGYVR-K_UGGEnOfC5_YqNyiD7UzoIdH4m2-IkB_DuWSePfqntuhOZRTYb4RuXx6Pq90dm-G7vyk0Te8YhH1JR-D8jzibIq1EQN4Z85z/s400/images.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Okelah, masalah nama tak
usah terlalu diperdebatkan. Yang penting bagaimana substansinya. Yang pasti
entah itu Kowilhan, Kodahan atau Kowilgab, organisasi itu merupakan regional <i>combatant command</i>. <i><a href="http://www.dod.mil/pubs/foi/combatcomm.html"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Regional
combatant commander</span></a></i> itu terminologi yang dipakai oleh Amerika Serikat
untuk menyebut <i><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Theater_(warfare)"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">operational theater</span></a></i>
alias <b><i>mandala operasi</i></b> mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kalau kita berdiskusi
mengenai suatu organisasi, orang bijak mengajarkan bahwa pertanyaan pertama
yang harus diajukan adalah apa tujuan (<i>objective</i>)
dari organisasi itu. Dalam konteks Kowilgab/Kodahan/Kowilhan, apa tujuan
politiknya (<i>political objective</i>) dan
apa tujuan militernya (<i>military objective</i>).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Secara teoritis, <u>tujuan
politik</u> pembentukan Kowilgab/Kodahan/Kowilhan akan terkait dengan <b><i>arsitektur
pertahanan Nusantara</i></b> untuk menghadapi spektrum tantangan yang kian
kompleks. Sedangkan <u>tujuan militernya</u> adalah menyiapkan pengorganisasian
satuan tempur matra Angkatan di beberapa mandala yang berbeda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBPeKf2L2WqP1UofXZ0tPqIfecQpkFNJe0TPVFMNQVd8FkyLxeHLU2xs-3ri0qD8FED2rndWKIRebuuf1DCPzelIKJTohTvJquyDy8qjyHgowRoPbBjfqOa9rCS7XU2d6mANxRZXtHvAmu/s1600/images+(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="193" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBPeKf2L2WqP1UofXZ0tPqIfecQpkFNJe0TPVFMNQVd8FkyLxeHLU2xs-3ri0qD8FED2rndWKIRebuuf1DCPzelIKJTohTvJquyDy8qjyHgowRoPbBjfqOa9rCS7XU2d6mANxRZXtHvAmu/s400/images+(1).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dua tujuan tadi adalah
tinjauan secara teoritis. Bagaimana praktisnya, kita harus melihat dokumen yang
diterbitkan oleh Departemen Pertahan dan Mabes TNI. Pertanyaannya, sudah adakah
dokumen-dokumen itu.....? Kita khawatir dokumen itu kalaupun ada, kerangka
dasar pemikirannya masih menggunakan bingkai <b>Perang Dingin</b> yang sudah tidak relevan dengan masa kini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Berikutnya, entah itu
Kowilgab/Kodahan/Kowilhan pasti sentuh soal-soal <i>authority</i>, <i>chain of command, command
and control, area of responsibility, geographical consideration, strategic
context, interoperability</i> ketiga matra TNI dan potensi pertahanan lainnya, <i>battlespace situation</i> dan <i>sensing-mobility-fire power-C4ISR</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Komando dalam konteks
Kowilgab/Kodahan/Kowilhan pasti terkait dengan konstruksi manajemen dan
strategi pertahanan. Sebab secara garis besar, eksistensi organisasi itu
terkait dengan kebijakan pertahanan yang diatur oleh pemerintah (<i>dhi Menteri Pertahanan</i>). Menteri
Pertahanan, sesuai dengan Undang-undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara, mempunyai kewenangan untuk mengatur <b><i>arsitektur pertahanan</i></b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Saat ini Indonesia telah
mempunyai <b><i>strategi pertahanan</i></b>, lepas dari setuju atau tidak setuju dengan
isu dokumennya. Dengan adanya <i>strategi
pertahanan</i>, maka <i>strategi pertahanan</i>
yang dirumuskan oleh Mabes TNI lebih merupakan strategi TNI yang tidak dapat
mengikat pihak lain di luar TNI. Sebab <i>strategi
pertahanan</i> adalah kewenangan Departemen Pertahanan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dikaitkan dengan
Kowilgab/Kodahan/Kowilhan, di mana nantinya letak organisasi itu dalam konteks <i>strategi pertahanan</i>....!!!. <i><u>Strategi pertahanan</u></i> yang dimaksud
adalah yang <u>mengikat dan melibatkan segenap komponen pertahanan</u>, bukan
TNI saja. Dalam konstruksi manajemen dan strategi pertahanan yang sudah baku di
negara-negara lain, eksistensi organisasi serupa Kowilgab/Kodahan/Kowilhan
diatur oleh Menteri Pertahanan, bukan oleh Panglima Angkatan Bersenjata atau
Ketua Kepala Staf Gabungan. Kalau nantinya organisasi mandala operasi ada di
bawah Mabes TNI, hal itu sebenarnya tidak tepat karena bukan kewenangan
Panglima TNI untuk mengatur semua urusan pertahanan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Karena
Pangkowilgab/kodahan/kowilhan adalah tangan kanan Menteri Pertahanan dalam
bidang operasional, di mana Pangkowilhan tidak dapat mengerahkan dan menggunakan
kekuatannya tanpa arahan dari Menteri Pertahanan. <i>Deployment </i>dan <i>employment</i>
kekuatan militer harus berdasarkan kebijakan politik pemerintah, bukan otoritas
Panglima militer sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Saat ini manajemen
pertahanan kita belum tertata sebagaimana mestinya, di mana terkesan bahwa
kebijakan operasional (TNI) seolah-olah terlepas atau terpisah dari kebijakan
politik pemerintah. Hal ini dicerminkan oleh hubungan antara <span style="color: red;">Menteri Pertahanan</span>-<span style="color: #00b050;">Panglima
TNI</span>. Menteri Pertahanan sebagai pembantu Presiden di bidang pertahanan
memiliki tugas membuat kebijakan pertahanan (<i>termasuk di dalamnya pembangunan kekuatan</i>) dan kekuatan yang
dibangun selanjutnya akan digunakan oleh Panglima TNI.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Namun penggunaan kekuatan
yang dilakukan oleh Panglima TNI tidak dipertanggungjawabkan kepada Menteri
Pertahanan, melainkan langsung kepada Presiden. Di sinilah <u>anomalinya</u>,
sehingga sangat beralasan untuk menyimpulkan bahwa kebijakan operasional (TNI)
seolah-olah terlepas atau terpisah dari kebijakan politik pemerintah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pola demikian kalau ditinjau
dari perspektif manajemen sudah pasti keliru, karena secara politik Menteri
Pertahanan adalah pembantu tunggal Presiden di bidang pertahanan dan semestinya
Panglima TNI bertanggungjawab kepada Menteri Pertahanan. Menteri Pertahanan
adalah pejabat yang diangkat secara politik (<i>political appointee</i>), berbeda dengan jabatan Panglima TNI yang
merupakan jabatan karir (<i>walaupun ada
salah kaprah harus fit and proper test di DPR</i>).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kalau nantinya Mabes TNI
secara sepihak membentuk Kowilgab/Kodahan/Kowilhan dan menempatkannya di bawah
komandonya, susah untuk tidak mengatakan bahwa Mabes TNI telah mengambil alih
kewenangan dan fungsi Departemen Pertahanan. Garis Komando
Kowilgab/Kodahan/Kowilhan tidak dapat begitu saja dipisahkan dari kebijakan
politik pemerintah, karena masalah pertahanan bukan wewenang prerogatif Mabes
TNI. Meskipun TNI adalah komponen utama pertahanan, tetapi juga harus disadari
bahwa <b><i>TNI hanya satu dari dari sekian unsur dalam masalah pertahanan</i></b>.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Perlu kita sadari pula bahwa
kewenangan Mabes TNI dalam isu Kowilgab/Kodahan/ Kowilhan hanyalah sebatas
mengusulkan pembentukan Kowilhan kepada Menteri Pertahanan. Menteri Pertahanan
yang akan memutuskan apakah akan membentuk Kowilhan atau tidak, berdasarkan
berbagai pertimbangan. Apabila mengikuti tataran kewenangan dalam pertahanan,
maka Kowilhan harus berada di bawah Menteri Pertahanan selaku otoritas politik
di bidang pertahanan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Berikutnya soal pertimbangan
yang melatarbelakangi pembagian <i>area of
responsibility</i>. Apa yang menjadi <i>driving
factor</i> dalam pembagian <i>area of
responsibility</i>.........?. Apakah berdasarkan realita geografis di lapangan,
pertimbangan lingkungan strategis ataukah berdasarkan “<i>aspirasi politis</i>”........?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Secara geografis</span></i></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">,
Indonesia terbagi atas empat kompartemen strategis yang didasarkan pada <u>pembagian
ALKI Utara-Selatan</u>. Dari empat kompartemen strategis tersebut, ada
kompartemen strategis yang merupakan <u>perpaduan antara wilayah daratan dan
perairan</u>, ada pula kompartemen strategis yang didominasi oleh <u>wilayah
perairan</u>. Dari semua kompartemen strategis, setidaknya ada satu kesamaan
yaitu berbatasan langsung dengan <u>negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara</u>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ditinjau dari perkembangan <b><i>lingkungan
strategis</i></b>, ada kompartemen strategis yang berhadapan langsung dengan <u>kekuatan-kekuatan
regional</u>, ada pula kompartemen strategis yang berinteraksi langsung dengan <u>kekuatan
adidaya</u>. Soal isu keamanan yang dihadapi, ada kompartemen strategis yang
menghadapi mulai dari <u>isu kejahatan di laut, perbatasan hingga isu militer
konvensional</u>, namun terdapat juga kompartemen strategis yang (hanya)
menghadapi <u>isu perbatasan dan isu militer konvensional</u>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dengan mengacu pada
pertimbangan konfigurasi geografis dan perkembangan lingkungan strategis, <b><i>strategi
pertahanan</i></b> yang akan diterapkan pada masing-masing Kowilhan akan
berbeda. <u>Perbedaan strategi itu pada tingkat operasional akan memunculkan
peran suatu matra TNI yang lebih besar dibandingkan matra lainnya pada
masing-masing Kowilhan yang berbeda</u>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pertanyaannya, seberapa
besar kondisi obyektif itu mendapat porsi dalam pembagian <i>area of responsibility</i>......? Ataukah pertimbangan kondisi obyektif
akan diskenariokan sedemikian rupa sehingga yang mengedepan adalah “<i>pertimbangan subyektif</i>”....!!!. Apabila
berpikir dalam kerangka kepentingan nasional, pertimbangan obyektif harus lebih
mewarnai dalam pembagian <i>area of
responsibility</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kemudian soal hubungan
Kowilgab/Kodahan/Kowilhan dengan Mabes TNI. Kalau nantinya Mabes TNI akan
membawahi Kowilgab/Kodahan/Kowilhan, berarti organisasi itu merupakan Kotama
Ops Mabes TNI. Kalau hal itu terjadi, sepertinya <u>tak terhindarkan terjadinya
duplikasi dengan unsur-unsur Kotama Ops yang sudah eksis saat ini seperti
Kodam, Komando Armada Kawasan dan Koopsau</u>. Duplikasi terjadi pada <i>area of responsibility</i> dan <i>chain of command</i> yang berdampak pada
penyiapan dukungan logistik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Padahal Kodam, Komando
Armada Kawasan dan Koopsau statusnya juga Kotama Ops. Dari sini tercermin bahwa
ada duplikasi antar Kotama Ops dengan dibentuknya Kowilgab/Kodahan/Kowilhan, di
mana satu Kotama Ops membawahi Kotama Ops lainnya. Duplikasi akan terhindari
apabila Kowilgab/Kodahan/Kowilhan berfungsi sebagai Kotama Ops Departemen
Pertahanan dan bukan sebagai Kotama Ops Mabes TNI.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Apabila
Kowilgab/Kodahan/Kowilhan dipaksakan eksistensinya di bawah Mabes TNI, ada
beberapa kemungkinan arsitektur pengorganisasian Kotama Ops TNI, yaitu (i)
duplikasi seperti telah disebutkan sebelumnya, atau (ii) Kotama Ops yang ada
saat ini harus direorganisasi atau dilikuidasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 18px;">Masalah berikutnya dalam
pengorganisasian yang hendaknya mendapat perhatian adalah menyangkut konsep
operasi (<i>strategi</i>). Konsep operasi
seperti apa yang nantinya akan digelar oleh Kowilgab/Kodahan/Kowilhan. Dan
seberapa besar akan mengakomodasikan porsi pada kampanye peperangan laut. Besar
kecilnya porsi kampanye peperangan laut sedikit banyak akan menentukan pula
porsi Angatan Laut di dalamnya, selain itu tentunya masalah pembagian <i>area of responsibility</i>.</span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-16991966316817003732012-07-03T11:41:00.001+07:002012-07-03T11:41:13.887+07:00Maritime Domain Awareness (MDA), TEKNOLOGI DAN BIROKRASI<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta</span></b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">- Salah
satu kritik yang dilontarkan atas “</span><a href="http://www.navy.mil/maritime/Maritimestrategy.pdf"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">A
Cooperative Maritime Strategy for 21st Century</span></i></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">”
yang diterbitkan bersama oleh </span><a href="http://www.navy.mil/"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">U.S. Navy</span></i></a><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, </span></i><a href="http://www.marines.mil/Pages/Default.aspx"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">U.S.
Marine Corps</span></i></a><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">dan<i> </i></span><a href="http://www.uscg.mil/"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">U.S. Coast Guard</span></i></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
adalah kurangnya sentuhan strategi terhadap armada niaga (</span><a href="https://www.google.co.id/search?q=commercial+shipping&hl=id&biw=1280&bih=699&prmd=imvns&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=3TzxT8e5PIqzrAf-y_W9DQ&sqi=2&ved=0CGYQsAQ"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">commercial shipping</span></i></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">).
Sebagian stakeholder armada niaga dunia merasa bahwa strategi hanya menempatkan
mereka sebagai subyek dari keamanan maritim. <i>Stakeholder</i> ingin diberikan ruang untuk berperan aktif dalam
strategi keamanan maritim sesuai dengan bidang mereka. Karena terjaminnya
keamanan maritim akan berkontribusi terhadap eksistensi usaha mereka di dunia,
selain tentunya secara tidak langsung menjamin irama globalisasi. Seperti kata </span><a href="http://www.scribd.com/doc/47809705/Globazliation-and-Maritime-Power-2002"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sam J. Tangredi, “globalization begins
at sea</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">”</span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4mbmn40SzoNy5gl8vx9g4fdI6b7FYYrxswGtJCihO9Fmb3blJdLIxmD6pnkUov9Laq60Bv5C5nR_CkZXbuS8VRxtyES7F5U1rORMMk-zujxpUsak802odfTO6OQQ6ytVQ3fn9OtJ4ynu7/s1600/images+(13).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4mbmn40SzoNy5gl8vx9g4fdI6b7FYYrxswGtJCihO9Fmb3blJdLIxmD6pnkUov9Laq60Bv5C5nR_CkZXbuS8VRxtyES7F5U1rORMMk-zujxpUsak802odfTO6OQQ6ytVQ3fn9OtJ4ynu7/s400/images+(13).jpg" width="299" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br /><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kritik itu muncul karena
pada sisi lain, <i>U.S. Navy</i> sejak
beberapa tahun terakhir gencar mengkampanyekan </span><a href="http://www.navy.mil/navydata/cno/Navy_Maritime_Domain_Awareness_Concept_FINAL_2007.pdf"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Maritime Domain Awareness</span></i></a><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
(MDA).</span></u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Kesuksesan MDA membutuhkan partisipasi aktif semua
stakeholder maritim, baik pemerintah, Angkatan Laut, Coast Guard, pengelola
pelabuhan, perusahaan pelayaran dan lain sebagainya. Sebagai implementasi dari
MDA, <i>U.S. Navy</i> bekerja sama dengan
perusahaan besar seperti <i>Maersk Line</i>
telah memasang beberapa peralatan </span><a href="http://www.imo.org/ourwork/safety/navigation/pages/ais.aspx"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Automatic Identification Systems</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
(AIS)</span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> untuk melacak posisi kapal ketika berlayar. Sementara
dengan Inggris, <i>Maersk</i> bekerja sama
memasang alat serupa untuk <i>to keep track</i>
kapal-kapal milik <i>Maersk</i> yang memuat
peralatan militer negeri itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dari kasus tersebut, <b>benang merahnya pertama</b> adalah, terciptanya
keamanan maritim membutuhkan kontribusi semua pihak, baik pemerintah, militer,
pelaku usaha dan lain sebagainya. <b>Benang
merah kedua</b>, ada hubungan yang jelas dan saling membutuhkan serta
konvergensi antara Angkatan Laut dengan perusahaan pelayaran dalam rangka
menjamin kepentingan nasional setiap bangsa. Pertanyaannya, bagaimana dalam
prakteknya di Indonesia saat ini....?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dibandingkan dengan
negara-negara lain, peran pelaku usaha pelayaran dalam menciptakan keamanan
maritim belum menonjol. Hal itu disebabkan beberapa hal seperti masih belum
adanya “kesetaraan” antara aktor keamanan maritim dengan pelaku usaha,
manajemen keamanan maritim yang carut marut dan belum terbangun sistem keamanan
maritim yang terintegrasi, serta kurang harmonisasinya hubungan antara
badan-badan pelaksana keamanan dengan para pelaku usaha maritim umumnya dan
usaha pelayaran khususnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW2pGuT6scLE6ObxftEaNngop2qYXH6bP5kQI0bxFwrXORAXKnFjD7QeHXq6PiSGDIutjACJDjao3RRxy_xE-SsqHbqoOTy0EwufP6DMOhfjXKJJRgvneYGtnVtwXxFfn1BOLPpGe70vLk/s1600/images+(11).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="284" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW2pGuT6scLE6ObxftEaNngop2qYXH6bP5kQI0bxFwrXORAXKnFjD7QeHXq6PiSGDIutjACJDjao3RRxy_xE-SsqHbqoOTy0EwufP6DMOhfjXKJJRgvneYGtnVtwXxFfn1BOLPpGe70vLk/s400/images+(11).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Oleh karena itu, meskipun
para pelaku usaha pelayaran nasional berulang kali mengeluhkan soal keamanan
maritim dan berbagai tindakan ilegal lainnya di laut dan pelabuhan, namun di
sisi lain mereka enggan untuk berpartisipasi penuh untuk mewujudkan keamanan
maritim. Sikap mereka tidak dapat disalahkan sepenuhnya, karena masih carut
marutnya manajemen keamanan kita bagi mereka berimplikasi pada cost yang tak
sedikit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjajsiif4MoyDKh4ysBg0pHZr8g7QL9T7aVlpcoWE_bVRnh-8Cy3xAd4-Y6u0qmpYLkt5tAYpLqbWzSnIIMc7HIuAtBuFW9j_khI2uR5gevYoW0jatMd5arnBjV0-T7ZnNu888_qy_n1o_M/s1600/images+(12).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjajsiif4MoyDKh4ysBg0pHZr8g7QL9T7aVlpcoWE_bVRnh-8Cy3xAd4-Y6u0qmpYLkt5tAYpLqbWzSnIIMc7HIuAtBuFW9j_khI2uR5gevYoW0jatMd5arnBjV0-T7ZnNu888_qy_n1o_M/s400/images+(12).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Hal itu merupakan tantangan
apabila Indonesia ingin membangun MDA. Masalah MDA bukan sekedar integrasi
teknologi penginderaan antar berbagai platform, namun juga pada birokrasi
Indonesia yang jauh dari prinsip-prinsip efektifitas dan efisiensi. Ketika kita
menyinggung masalah birokrasi, berarti sudah menyentuh aspek budaya birokrasi
Indonesia. Soal budaya birokrasi itu, kita semua sudah paham.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Masih carut marutnya
manajemen keamanan maritim juga merupakan penyakit kronis yang sepertinya susah
diobati selama tak ada kemauan politik. Bayangkan, ada 10 instansi yang tangani
keamanan maritim secara sektoral. Alias <i>single
task</i>, <i>multi agencies</i>. Kalau udah
begini, gimana kita bisa terapkan MDA? Perlu diingat, masalah keamanan maritim
di Indonesia bukan hanya sekedar soal koordinasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQN62HDE1k1jq1dTtYzhA8Z0Oui19rYJ7rSmMwLok572vse1JZiC8TXQ1EF06RnoQUXjkazvuIFYm6jqbL5l3hCKDNr1FoPPOSOwwaCyWTprVQLzxXOQH5cRtYXrKvFAetbTcFrB_UWtHb/s1600/images+(10).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="259" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQN62HDE1k1jq1dTtYzhA8Z0Oui19rYJ7rSmMwLok572vse1JZiC8TXQ1EF06RnoQUXjkazvuIFYm6jqbL5l3hCKDNr1FoPPOSOwwaCyWTprVQLzxXOQH5cRtYXrKvFAetbTcFrB_UWtHb/s400/images+(10).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jadi Bakorkamla dibubarkan
saja, karena seolah-olah beberapa aktor keamanan maritim tak bisa koordinasi
bila tidak ada Bakorkamla. Lagi pula tak ada bukti bahwa keamanan maritim di
perairan yurisdiksi Indonesia lebih aman setelah ada Bakorkamla. Karena aman
atau tidaknya bukan ditentukan Angkatan Laut oleh eksistensi Bakorkamla, tapi
kinerja aktor di lapangan yang punya aset seperti Angkatan Laut. Buktinya, Angkatan
Laut mampu turunkan angka perompakan di Selat Malaka dan tak ada kontribusi
Bakorkamla di sana. So...daripada anggaran departemen dan lembaga negara
dipotong 10 persen gara-gara nggak kuat hadapi kenaikan harga minyak, lebih
baik bubarkan saja lembaga-lembaga negara yang tak perlu seperti Bakorkamla. Kan
bisa hemat anggaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Menyangkut sistem keamanan
maritim yang terintegrasi juga menjadi tantangan berikutnya buat penerapan MDA.
Memang ada upaya untuk membangun itu, misalnya program </span><a href="http://www.flickr.com/photos/usembassyjakarta/sets/72157627849016535/"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Integrated
Maritime Surveillance System (IMSS)</span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">. Saya sangat setuju dengan
IMSS. Namun alangkah baiknya bila stakeholder lain turut mendukung IMSS secara
nyata. Misalnya pemasangan AIS pada kapal-kapal niaga, sehingga pergerakan
mereka dapat dipantau oleh stasiun IMSS. Apabila ini terbangun, selain terjadi
integrasi antara sistem Angkatan Laut dengan sistem sipil sebagai bagian dari
konvergensi kepentingan, juga merupakan cikal bakal dari MDA nantinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">IMSS yang telah eksis pada
pada 2008 dan 2009 baru mencakup Selat Malaka dan Selat Makassar. Perairan lain
juga membutuhkan kehadiran sistem itu, sehingga rencana Departemen Perhubungan
membangun sejumlah stasiun radar maritim harus diintegrasikan dengan IMSS yang
dimotori oleh Angkatan Laut. Selain soal dana untuk pembangunan dan
pemeliharaan, tantangan lain yang menghadang adalah kemampuan <i>interface</i> antar sistem radar sehingga
menjadi sebuah jaringan. Seperti diketahui, radar IMSS merupakan buatan Amerika
Serikat, sementara radar yang akan dibangun oleh Departemen Perhubungan
nampaknya buatan Jepang atau Eropa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kalau kita membahas soal
MDA, kata kuncinya adalah <i>awareness</i>.
Pertanyaannya, bagaimana <i>awareness</i>
bangsa ini terhadap <i>domain maritim</i>.....?
Jangankan pihak yang tidak bersentuhan langsung dengan maritim, <i>awareness</i> pihak-pihak yang terhitung <i>stakeholder </i>maritim juga masih lemah.
Contohnya, eksistensi <i>Coast Guard</i>
diwadahi dalam UU Pelayaran yang baru, tapi fungsinya dibatasi. Jadi bukan
seperti kehendak Angkatan Laut kita yang ingin fungsinya diperluas seperti USCG
atau JCG. Belum lagi <i>resistensi</i> dari
instansi lain yang merasa tidak nyaman bila <i>Coast
Guard</i> terwujud.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRONnY66Yku5zjWUitqq9Vz7MOzCDsdme-mX2WGCHMufEK2emAF3UAhcU7dx46zCo4xoLElJrKslpUwxPeoRTU1lCCSI0gThBeuVzDHSMruj8COy0lP3Ex7I8rOz45P2A_TboE3GijG4Fk/s1600/images+(7).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRONnY66Yku5zjWUitqq9Vz7MOzCDsdme-mX2WGCHMufEK2emAF3UAhcU7dx46zCo4xoLElJrKslpUwxPeoRTU1lCCSI0gThBeuVzDHSMruj8COy0lP3Ex7I8rOz45P2A_TboE3GijG4Fk/s400/images+(7).jpg" width="302" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dikaitkan dengan Angkatan
Laut, di masa lalu ketika UU No.20/1982 masih berlaku, Kasal merupakan pembina
armada maritim nasional. Namun pasca reformasi, termasuk lahirnya UU
No.34/2004, fungsi itu menjadi tanda tanya. Memang pada Pasal 9 tentang tugas Angkatan
Laut, salah satunya singgung soal pemberdayaan wilayah pertahanan laut. Namun
bagaimana pelaksanaannya, masih belum jelas. Apalagi kenyataan bahwa UU
N0.34/2004 sepertinya harus ”berhadapan” dengan UU No.19/2003 tentang BUMN
misalnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebagai contoh, bagaimana Angkatan
Laut membina armada niaga milik BUMN pelayaran seperti <i>PT Djakarta Lloyd</i> yang bosnya adalah Menteri BUMN......? Soalnya
belum ada pengaturan soal itu. Belum lagi untuk membina armada niaga punya
swasta nasional seperti PT Arpeni, PT Berlian Laju Tanker, PT Meratus dll.
Kalau PT Admiral Lines sih gampang. Ha...ha...ha...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Masalah pembinaan itu
penting ketika kita dihadapkan pada situasi di mana Angkatan Laut membutuhkan
armada niaga untuk mendukung operasi. Bila di masa lalu hanya dengan komunikasi
telepon saja dapat menyelesaikan masalah, atmosfir masa kini sepertinya sudah
tidak seperti itu lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Terus pertanyaannya, itu
tanggung jawab siapa untuk mengaturnya......? Apakah Menteri Pertahanan......?
Atau siapa......? Pertanyaan itu harus dijawab, sebab akan memberikan kepastian
bagi Angkatan Laut untuk melaksanakan amanat UU No.34/2004.<o:p></o:p></span></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-31953774930821617822012-07-02T08:17:00.003+07:002012-07-02T12:24:40.244+07:00Anti-Submarine Warfare (ASW) IS NAVY JOB....!!!<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta</span></b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">- Di
negeri kita ini, sepertinya ada kekeliruan dalam pemahaman mengenai apa fungsi
asasi Pesawat Udara (<i>pesud</i>) <a href="http://www.tni.mil.id/images/gallery/membangun_kekuatan_tni_al.pdf"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Patroli
Udara Maritim</span></a> (<i>patmar</i>). Karena
keterbatasan kemampuan pesud patmar kita selama ini, <u>terkesan bahwa pesud
patmar itu fungsi asasinya untuk menghadapi kapal atas air</u>. Bahkan lebih ironis
lagi, pesut patmar difungsikan untuk menghadapi kapal-kapal ikan. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWmjRiHmuzxAnC70oXhBkh63XejACBzNz1qC82hKL0IEhm-qZ4J9rrbx-uegHJ141CX4Os1YpcoMUZ-z7CfFnbMOBaLXs_0EFxGoVO7RNZBQDmBCkLGUXtgZVFmcfKZRB31JKF4cX1gRJ4/s1600/images+(4).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWmjRiHmuzxAnC70oXhBkh63XejACBzNz1qC82hKL0IEhm-qZ4J9rrbx-uegHJ141CX4Os1YpcoMUZ-z7CfFnbMOBaLXs_0EFxGoVO7RNZBQDmBCkLGUXtgZVFmcfKZRB31JKF4cX1gRJ4/s400/images+(4).jpg" width="309" /></a></div>
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pemahaman ini setidaknya
dianut oleh TNI Angkatan Udara yang sangat bernafsu mendominasi dan
mensubordinasi semua hal berbagai udara di negeri ini. Lihatlah pengadaan
CN-235 MPA ( <i><a href="https://www.google.co.id/search?q=Maritime+Patrol+Aircraft&hl=id&prmd=imvns&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=terwT97pOcTtrAe967m9DQ&ved=0CGQQsAQ&biw=1280&bih=699">Maritime
Patrol Aircraft</a></i> ) buat TNI Angkatan Udara, <u>yang oleh mereka
dibanggakan teknologinya bisa deteksi kapal atas air</u>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwuTGLYaqOxuHtH7GWVDoRUdUWKtDj4x1cjB-j24Sf20ZcK9KqDsyBYst17F92ifPoU3y4Kgrv2WSYrw4lNS1H_5UbJxit2K1M55-ruxUNiddHTyKhiMWqwPGB07LSRn7CToDXGtWJtljf/s1600/images+(5).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="215" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwuTGLYaqOxuHtH7GWVDoRUdUWKtDj4x1cjB-j24Sf20ZcK9KqDsyBYst17F92ifPoU3y4Kgrv2WSYrw4lNS1H_5UbJxit2K1M55-ruxUNiddHTyKhiMWqwPGB07LSRn7CToDXGtWJtljf/s400/images+(5).jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kalau kita pelajari secara
seksama soal patmar, <b><i><a href="http://library.fes.de/pdf-files/bueros/indonesien/06992.pdf"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">fungsi asasi
pesud patmar adalah untuk hadapi kapal selam</span></a></i></b>. Soal untuk menghadapi
pencurian ikan, itu merupakan tugas sekunder di negara-negara lain. Hanya kok
di Indonesia diperuntukkan menghadapi kapal ikan, seperti menjadi fungsi tugas primer
.....!!!. Tak heran bila TNI Angkatan Udara membanggakan bahwa CN-235 MPA dia
dilengkapi radar <i>Amascos-200</i>, yang
diklaim lebih maju dari radar <i>Amascos-100
</i>di NC-212 MPA TNI Angkatan Laut. Berdasarkan spesifikasi radar itu yang
dirancang oleh <i>Thales</i>, <i><u><a href="http://books.google.co.id/books?id=l-DzknmTgDUC&pg=PA216&lpg=PA216&dq=Amascos-200&source=bl&ots=2seKB0uhEg&sig=QmybukfG_c4y3VkOfxtZ8NKN8XY&hl=id&sa=X&ei=IO_wT-uZC8SmrAe44dC9DQ&ved=0CEkQ6AEwAA#v=onepage&q=Amascos-200&f=false"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Amascos-200</span></a></u></i><u>
tak bisa deteksi kapal selam</u>. <i><u>Yang
bisa deteksi kapal selam itu <a href="http://articles.janes.com/articles/Janes-Electronic-Mission-Aircraft/Airborne-MAritime-Situation-COntrol-System-AMASCOS-France.html"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Amascos-300</span></a></u></i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg39k-wiKH3mNWi7uAj7FqKpGKCEJNACyyYqW9FFHWhcJ3uzsRVv4OQc-vCZ6AGlA2QvKrtZF5GiRFgznK3fgOaveHXHDTVl4Ek2D0L_hTzUErONdRdIZM0CHV-vTcaKslRVpmhJK_0XOv/s1600/images+(3).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg39k-wiKH3mNWi7uAj7FqKpGKCEJNACyyYqW9FFHWhcJ3uzsRVv4OQc-vCZ6AGlA2QvKrtZF5GiRFgznK3fgOaveHXHDTVl4Ek2D0L_hTzUErONdRdIZM0CHV-vTcaKslRVpmhJK_0XOv/s400/images+(3).jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kita cukup berbesar hati mendengar
bahwa PT.Dirgantara Indonesia (DI) tawarkan TNI Angkatan Laut CN-235 ASW.
Dinamai ASW supaya TNI Angkatan Udara tidak protes, sekaligus perkuat pendapat
bahwa ASW itu lahannya TNI Angkatan Laut. Sehingga kehadiran pesawat itu memang
penting buat TNI Angkatan Laut. Kalau tidak begitu kan, TNI Angkatan Udara
pasti mencak-mencak karena dia merasa <u>kebijakan Bina Tunggal</u> masih
relevan di masa kini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2eYaWH37pHPZhI6EW3Zxb9dDp_1XzlYKpW5NY1zVmoAzLxtADggclpJbTwAOnfNyRbZvXhdT1_xW5MXsgd9X0pj7942AW4BlRJz75wm5xE4GAkns81xOtRv9Hf2DFE9wtFACDT30QrQAT/s1600/images+(2).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="302" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2eYaWH37pHPZhI6EW3Zxb9dDp_1XzlYKpW5NY1zVmoAzLxtADggclpJbTwAOnfNyRbZvXhdT1_xW5MXsgd9X0pj7942AW4BlRJz75wm5xE4GAkns81xOtRv9Hf2DFE9wtFACDT30QrQAT/s400/images+(2).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ada baiknya bila kita
memahami kembali apa fungsi asasi pesud patmar. Bukan berarti nanti pesud
patmar tak boleh melakukan fungsi sekunder, tapi agar jangan kita sampai pada
pemahaman yang keliru bahwa pesud patmar itu untuk menghadapi kapal atas air, khususnya kapal
ikan. Sepanjang keterangan berbagai referensi, semua pesud patmar yang ada
seperti <i><a href="http://www.history.navy.mil/planes/p3.htm"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">P-3 Orion</span></a></i> dan <i><a href="https://www.google.co.id/search?q=Atlantique&hl=id&biw=1280&bih=699&prmd=imvns&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=8PLwT_j8D83JrAf8w8G9DQ&ved=0CGMQsAQ"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Atlantique</span></a></i>
memang dirancang untuk menghadapi kapal selam. Tak heran bila baling-balingnya
empat, yang tentu ada penjelasan teknisnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kita butuh pesud patmar
sebagai bagian dari fungsi TNI Angkatan Laut. Pertanyaannya, bagaimana
pengaturannya dikaitkan dengan kebijakan Bina Tunggal.......? Itu kebijakan
lama, sudah saatnya dihapuskan. Sekarang itu di dunia sudah menjadi kecenderungan
integrasi operasi antara pesud TNI Angkatan Laut dengan TNI Angkatan Udara.
Pesud setiap Angkatan punya fungsi asasi masing-masing, tetapi ada pula
konvergensinya. Oleh karena itu, militer negeri ini <u>perlu mengaktualisasikan
kembali soal fungsi asasi pesud patmar agar benar-benar berkontribusi terhadap
kemampuan TNI Angkatan Laut dalam mengemban tugas negara seutuhnya</u>. Begitu
pula dengan kebijakan Bina Tunggal pesawat udara yang di klaim TNI Angkatan Udara
yang sudah usang itu.......!!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-62750245829554278122012-06-28T11:24:00.000+07:002012-06-28T11:26:16.336+07:00SOVEREIGNITY WITHOUT AT ALL COST AND RISK......???<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta -</span></b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Bangsa
Indonesia suka sekali dengan kata kedaulatan. Mungkin karena latar belakang
kita yang merdeka melalui pengorbanan jiwa dan harta. Sehingga tidak heran
kalau kita berhadapan dengan kepentingan asing, cepat atau lambat kata <a href="http://rtegarprisandi.web.ugm.ac.id/downloads/archive/RUU%20KOMPONEN%20PENDUKUNG%20PERTAHANAN%20NEGARA.pdf"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">kedaulatan</span></a>
pasti akan keluar. Apalagi ketika posisi kita terpojok, kata kedaulatan pasti
akan segera keluar sebagai senjata pamungkas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7opCjMmyGvnpXhkqXxEpHPX1q4QkhiqQLeiFLFv9d0os-k2mInwr2WpUpqAibtBm2pzWQ80iz-kirvjUfZdJLhtGi1pDHMDlaCIJXIlbaLDISJcGf7U9MwnwqrmbHUZPwXSAQUywivPW8/s1600/images+(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="290" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7opCjMmyGvnpXhkqXxEpHPX1q4QkhiqQLeiFLFv9d0os-k2mInwr2WpUpqAibtBm2pzWQ80iz-kirvjUfZdJLhtGi1pDHMDlaCIJXIlbaLDISJcGf7U9MwnwqrmbHUZPwXSAQUywivPW8/s400/images+(1).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Di sini kita tidak akan
bahas soal pergeseran makna kedaulatan dalam era globalisasi. Secara prinsip,
kita menyadari sepenuhnya adanya pergeseran itu. Apalagi kalau kita membahas
hukum di laut, tentu kita sama-sama tahu bahwa kedaulatan di laut tidak mutlak.
Mau suka atau tidak suka, hukum nasional, termasuk KUHAP yang selalu dijadikan
senjata pamungkas oleh salah satu aktor keamanan, harus menyesuaikan dengan
hukum internasional. Tapi masalahnya bukan di situ.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kalau kita bilang kedaulatan
itu mahal, banyak pihak pasti akan setuju. Namun masalahnya adalah apakah
bangsa ini sudah menempatkan nilai mahal itu pada posisi sebenarnya. Maksudnya,
apakah kita punya <i>guts </i>atau <i>will </i>untuk menjaga kedaulatan itu <i>at all cost and risk</i>.......? Baik itu
dalam konteks fisik maupun non fisik. Sebagai contoh, kalau kedaulatan itu
memang kita junjung tinggi, kok selama ini kita nggak berani <i>at all cost and risk</i> bangun kemampuan
pertahanan.........? Sebagai alasan pemaaf, kita pakai kesejahteraan rakyat
sebagai tamengnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pandangan demikian secara
logis mendikotomikan antara isu kesejahteraan vs keamanan. Kita butuh
dua-duanya, tidak bisa menghilangkan atau menganaktirikan salah satunya. Okelah
keterbatasan anggaran selalu alasan, tapi apa iya kita tak punya uang. Sebagai
contoh, kalau kita butuh kapal selam empat, kan pembayarannya tidak kontan.
Kita bisa pakai pembiayaan tahun jamak. Anggaran itu kan "ciptaan"
kita juga, kok kita kalah sama "ciptaan" kita sendiri..........?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Menurut kenyataan yang ada,
kendala yang sangat mendasar adalah kita ingin jadi anak manis di kawasan ini.
Ada rasa <i>ewuh pakewuh</i> terhadap
adik-adik di kawasan selama ini. Sekarang adik-adik itu udah kurang ajar sama
abangnya. Tapi abangnya cenderung diam, tidak berani "<b><i>nyentil</i></b>". Sang abang
terlalu naif dengan kemampuan diplomasinya. Seolah-olah diplomasi berdiri
sendiri tanpa dukungan dari instrumen lain. Si abang terlalu percaya bahwa
dengan diplomasi, tak ada pihak lain yang akan berani merugikan kepentingan
nasionalnya. Apa iya begitu..........???<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhvHoZoLNr8K8ZZAZC_URCpX7xuRLH8WfqH6eHcgOT_Scah-PL2X12EKl9nBFUJyYvSUL_HvSW3LaorzjQTrnlVs6Vcb776UGvncATIUPokte_KdnY14Fsf_mhf5pj3q_NFjKm5H0UNhlb/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="302" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhvHoZoLNr8K8ZZAZC_URCpX7xuRLH8WfqH6eHcgOT_Scah-PL2X12EKl9nBFUJyYvSUL_HvSW3LaorzjQTrnlVs6Vcb776UGvncATIUPokte_KdnY14Fsf_mhf5pj3q_NFjKm5H0UNhlb/s400/images.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sekarang beberapa petinggi
kita senang berkoar soal <i><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Soft_power"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">soft power</span></a></i>. Menurut
pemahaman saya, <i>soft diplomacy</i> itu
cuma terminologi manis dan indah saja. Karena pelaksanaannya juga didukung oleh
<i>hard power</i>. Contohnya Amerika Serikat
itu. Dia datang ke kita dengan <i>soft power</i>
untuk <i><a href="http://www.dtic.mil/ndia/2009systemengr/8788WednesdayTrack8Christman.pdf"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">HADR/humanitarian
assistance and disaster relief</span></a></i>. <i>Means</i>-nya
yah gugus tempur lautnya dia, seperti kapal induk dan segenap elemennya. Bukan
tentara yang datang pakai Hercules dan tanpa senjata. Mereka datang ke sini
dengan <i>rules of engagement</i> yang <i>robust,</i> walaupun misinya adalah kemanusiaan.
Jangan coba-coba dekati kapal mereka di tengah laut kalau nggak mau disiram
peluru.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kembali ke soal semula,
sepatutnya kita bertanya pada diri sendiri, apakah betul kita sudah siap
menanggung konsekuensi menempatkan kedaulatan di atas segalanya.......?. Kedaulatan
itu ada harganya lho....., yaitu <i>at all
cost and risk. Are we ready to take it..........</i>???<o:p></o:p></span></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-20822977587912223622012-06-25T11:06:00.000+07:002012-06-25T11:06:15.660+07:00GEOPOLITIK KEKUATAN LAUT<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="color: #0070c0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta -</span></b><span style="color: #0070c0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bangsa
Indonesia termasuk bangsa yang dengan bangga mengklaim dirinya berada pada
posisi strategis dalam geopolitik dunia. Namun <u>klaim membanggakan itu nyaris
tidak pernah diimplementasikan di lapangan</u>, hanya sebatas klaim di atas
kertas. Akibatnya </span><a href="http://www.scribd.com/srante_1/d/72398779/10-Gambar-3-Posisi-Geo-Strategis-Indonesia"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">posisi Indonesia yang strategis</span></span></b></a><b><span style="color: red; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> lebih bermanfaat bagi orang
lain daripada bagi kita</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">. Mungkin ini akibat dari kebiasaan
membanggakan nenek moyang kita seorang pelaut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjhVr5mcqYrCTHngNd9ak33J9vVNTLyEfpxECaispjv_9FgHKfegL5F7nv9uQ0DGN0xS97r-Rbk-kdkap16KfIfAiChn4JCcFq4cKe3-Bo_XeeowXDCD9SK172Xxzz5NGtKymd7jR65YD0/s1600/images3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="283" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjhVr5mcqYrCTHngNd9ak33J9vVNTLyEfpxECaispjv_9FgHKfegL5F7nv9uQ0DGN0xS97r-Rbk-kdkap16KfIfAiChn4JCcFq4cKe3-Bo_XeeowXDCD9SK172Xxzz5NGtKymd7jR65YD0/s400/images3.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br /><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tanpa harus melihat ke
ratusan atau ribuan tahun lampau ketika konsep <i>nation state</i> belum dikenal, puluhan tahun silam para <i>founding fathers</i> kita sangat sadar
dengan posisi geopolitik kita. Tak heran bila </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_TNI-AL"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">pada
awal 1950-an Presiden Soekarno mencanangkan pembangunan Angkatan Laut</span></span></b></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">,
awal 1960-an hasilnya sudah terlihat jelas. Dengan menjadi salah satu kekuatan
laut terkuat di kawasan Asia Pasifik, status Indonesia dengan sendirinya naik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Disadari atau tidak, <b>Bung Karno sangat sadar akan nilai
geopolitik kekuatan laut. Apa itu geopolitik kekuatan laut.......?</b>.
Geopolitik kekuatan laut terkait dengan kondisi geografi di mana Angkatan Laut
dapat bermanuver untuk mengamankan kepentingan strategis negaranya. Manuver
merupakan salah satu ciri yang senantiasa melekat pada peperangan laut. Seperti
kata </span><a href="http://www.navy.gov.au/w/images/Working_Paper_1.pdf"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Norman
Friedman</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, <i>geography
does deeply influence what navies can do and cannot do</i></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4ydZEL4cXxq1keakGsnAXfCCsLxP4t50lh4deAfrSS-za4I3oi3THMX3iG8wuwm4ckfF5JtI1JWWArwCcAOAvJi9sBE-lXRH9HS0bVtp5cnaeqIgx4DzgY9BwReTiR_CzvpWwwO-1O18D/s1600/images+(7).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="398" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4ydZEL4cXxq1keakGsnAXfCCsLxP4t50lh4deAfrSS-za4I3oi3THMX3iG8wuwm4ckfF5JtI1JWWArwCcAOAvJi9sBE-lXRH9HS0bVtp5cnaeqIgx4DzgY9BwReTiR_CzvpWwwO-1O18D/s400/images+(7).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lalu, apa saja komponen
geopolitik kekuatan laut? Komponennya adalah <i>trade routes, access and strategic straits, position and dominance</i>
dan <i>basing</i>. Pertanyaannya, dari empat
komponen geopolitik kekuatan laut, mana yang Indonesia tidak punya?
Setidak-tidaknya kita punya tiga dari empat komponen. <i>Thanks God</i>…alhamdulillah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Cuma masalahnya, sudahkah
kita mensyukuri nikmat Tuhan itu? Silakan jawab sendiri... Yang pasti, meskipun
kita belum maksimal mengeksploitasi geopolitik kekuatan laut, Jakarta termasuk
satu dari 25 pelabuhan dunia yang banyak disinggahi oleh pelayaran dunia. Itu
data 10 tahun lalu dari <i>Lloyd's Maritime
Information Services, London</i>. Bagaimana dengan saat ini ketika <i>ISPS Code</i> berlaku dari hanya 16 terminal
dan pelabuhan Indonesia yang <i>comply</i>
menurut <i>U.S. Coast Guard....</i>?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLclHr4WO_HCdh-aQlmHn2Y5vQGMvRzQTMwXUxrXcUATLfKE7ReEvPajLcBazzgYS9waGVcPjuiQlC5AW9Rkn3eE85z6Iv3VGsSbggnrd7O2xHEtZ7BXX5xb83ESUPHCWNTApPLt_EGWLQ/s1600/peta_indonesia_20021.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLclHr4WO_HCdh-aQlmHn2Y5vQGMvRzQTMwXUxrXcUATLfKE7ReEvPajLcBazzgYS9waGVcPjuiQlC5AW9Rkn3eE85z6Iv3VGsSbggnrd7O2xHEtZ7BXX5xb83ESUPHCWNTApPLt_EGWLQ/s400/peta_indonesia_20021.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dengan mempunyai sedikitnya
tiga komponen geopolitik kekuatan laut, sudah sewajarnya dan seharusnya
Indonesia mempunyai kekuatan laut yang diperhitungkan di kawasan. Kekuatan itu
selain dirancang untuk mengamankan kepentingan nasional, juga secara tidak
langsung akan bertindak sebagai <i>a force
for good</i> untuk mengamankan tiga komponen itu. Dengan tiga komponen itu,
sebenarnya daya tawar Indonesia di dunia itu cukup tinggi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfRoPCc-2eKdGaZHpprotlL13QjZ8GAfxsQJmKbpHw9uhX4Avp1-FgZ0G3LQ3OhRDJG7Itu93-kSTmS2mV5Lriy9yHwMhUFNvF1sxPoOzJdruBAzI2beJ5Gtd_2RQERN59xuWSrZjNBK-V/s1600/download+(3).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfRoPCc-2eKdGaZHpprotlL13QjZ8GAfxsQJmKbpHw9uhX4Avp1-FgZ0G3LQ3OhRDJG7Itu93-kSTmS2mV5Lriy9yHwMhUFNvF1sxPoOzJdruBAzI2beJ5Gtd_2RQERN59xuWSrZjNBK-V/s400/download+(3).jpg" width="337" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Cuma kembali ke bangsa ini
lagi, mau tidak manfaatkan itu. Kita tak perlulah selalu menjadi bangsa yang
santun. Sekali-sekali kita “jepit” bangsa lain yang nakal sama kita lewat
kontrol terhadap komponen geopolitik kekuatan laut itu. Sebab untuk mengamankan
kepentingan nasional, instrumen militer, khususnya AL, adalah salah satu
pilihan yang tidak dapat diabaikan begitu saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjH9loRYkGw_GRUGz2pWZCwoJOUsx4kftSIJgJ-bdt3WIvhcV2OioHHbup7q1s4ihB0BMcKBgT3HVPGGlCTit-Ur1p9DJWFpgDGIAr7rdXrFGMW2TkU2-SbppWPVq7Yowqb50pkZ5UeNtCk/s1600/images+(8).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjH9loRYkGw_GRUGz2pWZCwoJOUsx4kftSIJgJ-bdt3WIvhcV2OioHHbup7q1s4ihB0BMcKBgT3HVPGGlCTit-Ur1p9DJWFpgDGIAr7rdXrFGMW2TkU2-SbppWPVq7Yowqb50pkZ5UeNtCk/s400/images+(8).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: red; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kalau Singapura macam-macam sama kita, ancam saja dengan ranjau.
Dijamin dia akan menurut sama kita. Kita sudah sama-sama tahu kok, dia kalau
kita ajak diskusi soal ranjau di perairan yang akses ke wilayah dia, dia takut
dan minta tak diekspos.</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: red; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_i2p6y_BF9SjX79ol89yxoImy9PfBoKfQk8Arh8VBQYAT9PGe80sR7zSky-UEyXYtEf6ki-rzj6TPjBFsyHT5KnPCCf-0PG7iruBwuwuDB0g5Elyvufm4PEpLOUc_w1fL4DOfWUAfuU4X/s1600/images+(9).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_i2p6y_BF9SjX79ol89yxoImy9PfBoKfQk8Arh8VBQYAT9PGe80sR7zSky-UEyXYtEf6ki-rzj6TPjBFsyHT5KnPCCf-0PG7iruBwuwuDB0g5Elyvufm4PEpLOUc_w1fL4DOfWUAfuU4X/s400/images+(9).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: red; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Para <i>founding fathers</i> kita sangat paham soal geopolitik kekuatan laut.
Pertanyaannya, bagaimana dengan kita saat ini? Sekarang kembali ke bangsa ini,
mau tidak membangun AL. Modal geopolitik kita sudah punya, <i>given</i>. Adanya komponen geopolitik kekuatan laut yang ditunjang oleh
kekuatan laut yang memadai akan kembali menaikkan martabat bangsa Indonesia di
kawasan dan dunia. Pilihannya, mau atau tidak.........?<o:p></o:p></span></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-33896474283460667332012-06-22T07:37:00.000+07:002012-06-22T07:48:00.825+07:00PRESTASI YANG SANGAT “MEMBANGGAKAN” INDONESIA<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta -</span></b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Setelah
melakukan penelitian dan pengawasan selama tiga bulan, pada 5 Maret 2008 yang lalu <i><a href="http://www.uscg.mil/"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">U.S. Coast
Guard</span></a></i> saat itu mengeluarkan <i><a href="http://www.classnk.or.jp/hp/pdf/activities/statutory/isps/flag/us/Port_Security_Advisory03-10.pdf" style="background-color: white;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Port
Security Advisory</span></a></i>. Dalam terbitan itu, dimana Indonesia yang selalu dan selalu membanggakan diri bahwa nenek moyangnya seorang pelaut menduduki prestasi
“membanggakan” bersama 5 negara Afrika. Kita bilang “<b><span style="color: red;">membanggakan........????</span></b>” <u><span style="color: red;">tahukah anda...., bahwa kita salah satu negara yang keamanan maritimnya sangat
jelek</span></u>. <i>U.S. Coast Guard </i>bilang<i> ”<span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><a href="http://www.protank.gr/files/security/Security_Circular_Nr.1.pdf"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">countries
are not maintaining effective anti-terrorism measures</span></a>”</span></i>. Singkatnya,
kita tak <i>comply</i> dengan <span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><i><a href="http://www.infrastructure.gov.au/transport/security/maritime/isps/index.aspx">International
Ship and Port Security Code (ISPS) Code</a></i>.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkw3TTxfu3i7i5BVaw-q0uVbK30sQGxxKBAnbOTsaKAMRuEzoa_5MrsVh5n83PT7o-ITUQlz1NSmKdCPrDissE9Go1FuW876-DxwBGT1YxUg9f56A-KkuhiO93CizhcByIn4nPSsycc3N-/s1600/images2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkw3TTxfu3i7i5BVaw-q0uVbK30sQGxxKBAnbOTsaKAMRuEzoa_5MrsVh5n83PT7o-ITUQlz1NSmKdCPrDissE9Go1FuW876-DxwBGT1YxUg9f56A-KkuhiO93CizhcByIn4nPSsycc3N-/s400/images2.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dari hampir sekitar 300
pelabuhan kita, yang comply dengan standar keamanan <i>U.S. Coast Guard</i> cuma 16. Jadi 16 pelabuhan itu masuk kategori <i>with exception</i>. Pelabuhan mana saja tuh......?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">1. Pelabuhan Trisakti
Banjarmasin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">2. Terminal Multi-Purpose
Belawan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">3. Terminal Minyak Caltex
Dumai<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">4. Jakarta International
Container Terminal <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">5. Pelabuhan UP II Pertamina
Dumai<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">6. Pelabuhan UP V Pertamina
Balikpapan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">7. Pelabuhan PT Badak
Bontang NLG<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">8. Terminal PT Indominco
Mandiri Bontang (Bontang Coal Terminal)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">9. Pelabuhan PT Multimas
Nabati Usaha (di mana yah?)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">10. Pelabuhan Pelindo I
Dumai<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">11. Pelabuhan UP II
Pertamina Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">12. Pelabuhan PT Pupuk
Kaltim Bontang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">13. Pelabuhan PT Terminal
Petikemas Surabaya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">14. Semarang International
Container Terminal<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">15. Terminal Senipah Total
E&P Indonesia, Balikpapan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">16. Terminal Konvensional
Pelindo II Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5uWb-r5pyIDPGqmrq1hK4yAdLDOXdKGr07TYbB5s4hGCXI1HYryhNLwb8BP8b_MYyDMhnW7F5Ie8PfvagJnQG5y1zM-c7yKOMJgrhjIXkRCPSHuk0GSYzch8uhqBaPTQhSLFH0a3ltfmJ/s1600/download+(2).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5uWb-r5pyIDPGqmrq1hK4yAdLDOXdKGr07TYbB5s4hGCXI1HYryhNLwb8BP8b_MYyDMhnW7F5Ie8PfvagJnQG5y1zM-c7yKOMJgrhjIXkRCPSHuk0GSYzch8uhqBaPTQhSLFH0a3ltfmJ/s400/download+(2).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dari situ tercermin bahwa <b>Departemen Perhubungan</b> tidak bekerja
banyak buat keamanan terminal di Indonesia. Padahal mereka itu kan regulator. <b>Pelindo</b> juga begitu, selama ini kan
mereka juga regulator pelabuhan (<i>sebelum
Undang-undang No.17 Tahun 2008 berlaku</i>). Kalau kita perhatikan daftar 16
pelabuhan yang <i>comply</i>, kebanyakan kan
punya swasta plus Pertamina. Yang punya Pelindo cuma sedikit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaDUNDxWtB1XpSfF27V5xrVpU783DGi6Iv3p_v1NAiNIa78CfwiP04jW_LhjfDR_capS5nWLPrcB-2KwxHFP2aGoWJ2_bR-CRl4kVbri8CAWLpOmuzwNI9xKr1ufF9c4ORIJeAZxvL4MAy/s1600/images+(6).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="299" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaDUNDxWtB1XpSfF27V5xrVpU783DGi6Iv3p_v1NAiNIa78CfwiP04jW_LhjfDR_capS5nWLPrcB-2KwxHFP2aGoWJ2_bR-CRl4kVbri8CAWLpOmuzwNI9xKr1ufF9c4ORIJeAZxvL4MAy/s400/images+(6).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<u><span style="color: red; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Itulah cerminan
bahwa bangsa ini tidak peduli dengan domain maritim</span></u><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">.
Karena itu, tak heran bila kita juga termasuk “berprestasi” dalam soal keamanan
maritim. Hanya 16 pelabuhan yang <i>comply</i>
itu adalah bukti prestasi kita. Memang betul...yang pelaut cuma nenek moyang
kita.<o:p></o:p></span></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-40686640133973036812012-06-21T12:34:00.000+07:002012-06-22T07:47:15.906+07:00ILUSI NEGARA TETANGGA SERUMPUN<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta -</span></b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sejak
2004 kerjasama segitiga Angkatan Laut antara Indonesia, Malaysia dan Singapura
mengalami peningkatan seiring digelarnya <span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><a href="http://www.tempo.co/read/news/2005/04/29/05560350/TNI-AL-Larang-ISecurity-AgentI-di-Selat-Malaka"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Patkor
Malsindo</span></a>.</span> </span>Tidak dapat dipungkiri bahwa Patkor Malsindo mampu mengurangi
secara tajam angka<span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> <a href="http://lembagakeris.net/2012/01/tidak-ada-pembajakan-di-selat-malaka/"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">perompakan
dan pembajakan di Selat Malaka</span></a></span>. Sekaligus bagi Indonesia, memulihkan
citranya di dunia internasional dalam bidang keamanan maritim.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkn-CHqPKCTZYRxIffsIfCiYLmS0s3jPCbdE7FdstOA1a8-4KQMyEqEjYv87M9ejOLDDMeUBEla_IBUtZsbTFUSfgs2qK4ysXnImm7uGcgazZy-xyEucgmw50RLLXBvcBfspq0FtmsVQM3/s1600/download.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkn-CHqPKCTZYRxIffsIfCiYLmS0s3jPCbdE7FdstOA1a8-4KQMyEqEjYv87M9ejOLDDMeUBEla_IBUtZsbTFUSfgs2qK4ysXnImm7uGcgazZy-xyEucgmw50RLLXBvcBfspq0FtmsVQM3/s400/download.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Namun sadarkah kita, bahwa
kerjasama kita dengan dua Angkatan Laut lain itu memiliki sisi lain yang kita
rasakan dan kita alami sehari-hari (<i>terlebih
lagi bagi rekan-rekan yang dinas di kapal</i>). Yaitu masih ada masalah yang
mengganjal dalam hubungan dengan kedua negara. Bukan tidak mungkin, ganjalan
itu ke depan akan muncul jadi “<b>riak</b>”
di kawasan, walaupun mungkin tidak akan bereskalasi menjadi konflik militer
secara luas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBKViX-IN8naejgoUvVNp8tMehJTilL4-c1UleW9so9o9gc766CcWb23bqdwOuwzv4yqdBzE7Xgk7LKeOQbWXkbhf1bI_XTXvIUFUlW-L7f5vKzKqNcgyM-RlOXE-ROKFFiISOGwyr17w9/s1600/download+(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="299" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBKViX-IN8naejgoUvVNp8tMehJTilL4-c1UleW9so9o9gc766CcWb23bqdwOuwzv4yqdBzE7Xgk7LKeOQbWXkbhf1bI_XTXvIUFUlW-L7f5vKzKqNcgyM-RlOXE-ROKFFiISOGwyr17w9/s400/download+(1).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ketika rekan-rekan kita di
Selat Malaka dan Selat Singapura berpatroli dengan kedua Angkatan Laut, di Laut
Sulawesi (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ambalat">Blok Ambalat</a>),
rekan-rekan kita yang lain “berhadap-hadapan” dengan armada <i>Tentara Laut Diraja Malaysia</i> (TLDM).
Ketika rekan-rekan kita berlatih bersama dengan Singapura, ada rekan-rekan kita
lainnya yang berpatroli di perbatasan untuk cegah penyelundupan pasir, BBM,
cegah latihan ilegal di Laut Natuna.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVXc6w6WBIpSXIbPzukdgI4jwZfBwvYDhegLRyJv3li__nynweIRjS5hng6RymxgIbk0PUYROekGv103_btQU06FgHXJKAWA8YNt9B2aOnGVO3T2Akgiy1dUzQCEaHlyo_at7nOPYIix-2/s1600/images+(3).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVXc6w6WBIpSXIbPzukdgI4jwZfBwvYDhegLRyJv3li__nynweIRjS5hng6RymxgIbk0PUYROekGv103_btQU06FgHXJKAWA8YNt9B2aOnGVO3T2Akgiy1dUzQCEaHlyo_at7nOPYIix-2/s400/images+(3).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Singkatnya, hal itu semua
kontradiktif sekaligus semu. Di satu sisi, kita jabat tangan, bahkan
rangkul-rangkulan dengan mereka. Kita duduk satu meja, makan bersama, bercanda
bersama. Namun pada waktu yang sama di sisi lain, kita berhadap-hadapan dengan
mereka dalam kondisi ”<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Konfrontasi_Indonesia-Malaysia">bermusuhan</a>”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGCg2XBI3GMUh7tSTxxTqnrUg2jT-jznN4do63tqyJPgFfyda0Tz8KdxjDNNw5QahYWWrEHjCWZsnD7XEF0mmYiUX1pYAkA1G5xCN6ys6qvh6dFbPJbGpE6lwX1s0Q22zz6rw5j91xrwXL/s1600/images+(4).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="359" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGCg2XBI3GMUh7tSTxxTqnrUg2jT-jznN4do63tqyJPgFfyda0Tz8KdxjDNNw5QahYWWrEHjCWZsnD7XEF0mmYiUX1pYAkA1G5xCN6ys6qvh6dFbPJbGpE6lwX1s0Q22zz6rw5j91xrwXL/s400/images+(4).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sebagai warga kawasan Asia
Tenggara, kita punya kepentingan bersama, di antaranya soal keamanan maritim.
Namun di sisi lain sebagai warga bangsa masing-masing, kita juga punya
kepentingan nasional yang tergolong vital dan tidak bisa ditawar-tawar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pesan
yang ingin disampaikan di sini</span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">, kerjasama antar Angkatan
Laut ketiga negara belum dibangun di atas dasar fondasi ketulusan (<i>sincerity</i>). Kenapa demikian......? Kita
punya latar belakang sejarah yang pengaruhi kerjasama dengan kedua negara. <u><a href="http://politik.kompasiana.com/2010/08/27/konfrontasi-indonesia-malaysia-sejarah-yang-masih-berlanjut/">Kedua
negara pernah menjadi musuh kita dalam tahun 1960-an</a></u> ketika Konfrontasi
dilancarkan. Rasa sakit hati, dendam mereka terhadap kita dapat dilihat dari
kekerasan hati mereka menggantung dua anggota KKO walau pemimpin nasional kita
saat itu sudah mintakan pengampunan dari sejawatnya di Singapura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Mengapa kedua KKO digantung......?
Mereka ingin menunjukkan rasa takutnya terhadap kelihaian anggota KKO untuk
menyusup ke wilayah mereka. Bagi mereka aksi penyusupan itu tak terampuni,
sehingga harus digantung. Sebenarnya mereka takut dengan kita dan sampai
sekarang pun mereka masih takut. Ketakutan mereka bukan karena alutsista kita,
tapi lebih pada personel kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG63Dg9KW4bycxdSH_AeOqfDZ417BNFuMM7HjnCjUdVANEe3oEOZZBayQUN-pioHgH5HFj86SosUdAVw6JcFTNj05gTcRhTXOfRSU0uA5BCIXVPnDozm0PM05jwOD5hdfpyLi6rlzAN7vC/s1600/images+(5).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="317" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG63Dg9KW4bycxdSH_AeOqfDZ417BNFuMM7HjnCjUdVANEe3oEOZZBayQUN-pioHgH5HFj86SosUdAVw6JcFTNj05gTcRhTXOfRSU0uA5BCIXVPnDozm0PM05jwOD5hdfpyLi6rlzAN7vC/s400/images+(5).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Oleh karena itu, merupakan
hal yang bagus ketika salah satu bagian Latgab TNI 2008 adalah latihan pasukan
khusus di Batam. Itu pesan politik yang sangat kuat buat Singapura. Dan pasti
mereka akan cermati latihan itu. Sudah seharusnya begitu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sampai sekarang, rasa sakit
hati, dendam, masih ada di hati mereka. Tak aneh bila mereka selalu berupaya
lecehkan kita, termasuk juga di laut. Alangkah naifnya bila kita terbuai dengan
pendekatan mereka yang manis kepada kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kerjasama dengan dua negara
tetangga itu memang kita butuhkan. Namun sebaiknya kita memahami kondisi
psikologis yang pengaruhi hubungan dengan kedua negara. Hanya dengan demikian
kita akan sadar di mana posisi kita dan tak terbuai dengan kata-kata seperti
saudara serumpun, jiran, sahabat dan lain sebagainya. <b>Ingat</b>........., tidak ada saudara serumpun dalam kepentingan
nasional.............!!!<o:p></o:p></span></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-5515641778504784622012-06-20T10:31:00.002+07:002012-06-20T10:34:12.127+07:00TRANSFORMASI ANGKATAN LAUT<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta -</span></b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Buat
sebagian dari kita, transformasi Angkatan Laut (<i>naval transformation</i>) mungkin merupakan hal baru dan juga bahkan
istilah baru. Transformasi Angkatan Laut yang kini sudah dilakukan oleh banyak Angkatan
Laut di dunia merupakan dividen dari berakhirnya Perang Dingin. Lingkungan
strategis yang berubah menuntut Angkatan Laut untuk menyesuaikan diri, termasuk
dalam bidang operasi. Terlebih lagi ketika </span><a href="http://www.au.af.mil/au/awc/awcgate/ssi/stratrma.pdf"><i><span style="color: blue; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Revolution in Military Affairs</span></i></a><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">
</span>(RMA) yang digagas pada awal 1980-an oleh militer Uni Soviet dan diadopsi oleh
militer Amerika Serikat, makin mendapat tempat untuk diterapkan pasca Perang Dingin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhab3PAACoxQelqccXybYjis3BpiG9qHTwyBDzi9xBVVlIOXwLN3vdN6xQWM551xfWWYuLdwE_lYes9uXKAN3RdzjeQv0ORotAN6Wa8ZLEdo7ByFtPRxKXKWEhDyx3JJCvvJZCEhvkcOV5N/s1600/images3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="293" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhab3PAACoxQelqccXybYjis3BpiG9qHTwyBDzi9xBVVlIOXwLN3vdN6xQWM551xfWWYuLdwE_lYes9uXKAN3RdzjeQv0ORotAN6Wa8ZLEdo7ByFtPRxKXKWEhDyx3JJCvvJZCEhvkcOV5N/s400/images3.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sepanjang pengetahuan saya
saya, tidak ada definisi tunggal mengenai apa yang dimaksud transformasi Angkatan
Laut. Saya sendiri memahami transformasi Angkatan Laut sebagai penerapan RMA di
dalam organisasi Angkatan Laut, yang berimplikasi pada banyak hal di dalam Angkatan
Laut itu sendiri. Sebab RMA mempengaruhi baik doktrin, operasi dan organisasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Apa itu RMA? Banyak pihak
mendeskripsikan RMA sebagai perubahan discontinuous atau disruptive dalam
konsep dan moda peperangan. Dikatakan discontinuous atau disruptive karena
karakter dan pelaksanaan perang tidak berjalan sebagaimana seharusnya (<i>evolutif</i>) dengan ditemukannya teknologi
baru yang kemudian diaplikasikan pada penciptaan sistem senjata baru yang daya
rusak dan daya jangkau lebih besar, lebih jauh dan lebih akurat (<i>revolutif</i>).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">RMA telah dimulai sejak abad
ke-15, di mana pelaksanaan perang telah delapan kali bertransformasi, enam di
antaranya terjadi dalam 200 tahun terakhir. Yaitu revolusi Napoleon; revolusi
kereta api, senapan dan telegraf; revolusi kapal perang <i>Dreadnought</i>/kapal selam; peperangan lapis baja/superioritas udara;
kekuatan udara Angkatan Laut; dan revolusi nuklir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penerapan RMA dalam
organisasi pertahanan dan militer mendorong terjadinya transformasi pertahanan.
Soal terminologi RMA dan transformasi pertahanan, memang masih menjadi silang
sengketa di antara pihak-pihak tentang penggunaan kedua terminologi itu. Ada
pihak yang berpandangan bahwa transformasi pertahanan adalah nama lain dari
RMA, sementara ada pula pendapat bahwa transformasi pertahanan adalah proses
pengimplementasian RMA. Saya sendiri memahami RMA adalah bagian tak terpisahkan
dari transformasi pertahanan, di mana transformasi pertahanan tujuan akhirnya
adalah menciptakan kekuatan pertahanan dan militer yang mampu mengamankan
kepentingan nasional.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj-6Oejlkh1EynpEh92UM4JFmKAgjvqgOkHRwZOU-jKlkIRTpYfUxjQbGXHa5jnH1d4uOoP3LczWDH0GRWk2kvH2e7g_hg5w37-jWr2QMEKGt8BeyP_9D8s1bnl6hRoKEBCguDfImDOls6/s1600/images+(10).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj-6Oejlkh1EynpEh92UM4JFmKAgjvqgOkHRwZOU-jKlkIRTpYfUxjQbGXHa5jnH1d4uOoP3LczWDH0GRWk2kvH2e7g_hg5w37-jWr2QMEKGt8BeyP_9D8s1bnl6hRoKEBCguDfImDOls6/s400/images+(10).jpg" width="267" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ada lima karakteristik
kekuatan pertahanan dan militer yang telah mengalami transformasi, yaitu (i</span><a href="http://www.northropgrumman.com/isr/"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">) <i>Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance
and Reconnaissance</i> (C4ISR)</span></a><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">, senjata dan <i>platform</i> yang terkoneksi dalam jaringan,
(ii) <i>shared situational awareness</i>,
(iii) <i>more accurate and standoff
engagement</i>, (iv) ketangkasan, kecepatan, kemampuan pengerahan yang cepat
dan fleksibilitas, dan (v) <i>jointness and
interoperability</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">RMA punya kaitan dengan
teknologi informasi, karena adanya teknologi informasi-lah yang memunculkan RMA
seperti yang ada saat ini. Sehingga lahirlah salah satu anak dari RMA yaitu <i>network-centric warfare</i>. Penerapan RMA
yang berbasis teknologi informasi pada akhirnya akan menyentuh aspek doktrin,
operasi dan organisasi pertahanan dan militer.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Begitu pula yang terjadi
pada banyak Angkatan Laut di dunia, di mana transformasi pertahanan melalui
penerapan RMA pada akhirnya mendorong terjadinya transformasi Angkatan Laut.
Transformasi Angkatan Laut yang terjadi mencakup aspek doktrin, operasi dan
organisasi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Transformasi <i>U.S Navy</i> ditandai dengan perubahan
doktrin dari <i>Forward… from The Sea </i>menjadi
<i>Seapower 21</i>. Komponen utama <i>Seapower 21</i> adalah <i>sea strike, sea shield</i> dan <i>sea
basing</i> yang disatukan oleh <i>network-centric</i>
melalui <i>ForceNet</i>, yaitu jaringan
komputer terintegrasi yang menghubungkan semua pendirat dan armada Angkatan
Laut. Doktrin <i>Seapower 21</i> memfokuskan
operasi pada <i>littoral warfare</i>, karena
<i>naval warfare</i> akan (<i>lebih banyak</i>) terjadi di littoral
daripada di tengah laut seperti pada masa lalu (<i>ingat perubahan filosofi dari what we can at sea menjadi what we can do
from sea to shore/littoral</i>). Doktrin itu kemudian dituangkan ke dalam aspek
operasional yaitu <i>Naval Operation Concept</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Transformasi diikuti dengan
perubahan organisasi, misalnya pembentukan <i>U.S.
Navy Expeditionary Combat Command</i>. Pembentukan komando itu tidak lepas
konteks strategis saat ini yang menempatkan kekuatan maritim, khususnya Angkatan
Laut, pada peran yang kritis. Sebagai kekuatan militer yang dapat beroperasi
mandiri dan dalam jangka waktu lama meskipun jauh dari pangkalan induk dan atau
negara induk, kekuatan Angkatan Laut senantiasa menjadi pilihan utama dan
pertama bagi banyak negara untuk merespon instabilitas keamanan global dan
regional.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghqkhw6dPDhx9qRMB87GlPTwSoB_ylEUgVYjAlD685p9mI10-4x-U0BLYT74QGnkmuiCQKFayzdFBAe0vNajxnyORdd2N8NyJ7gYs6y_Y6ZKJ9RAAtqJMs38PNA-o0_-PQR3GcJjUrTPfD/s1600/images+(11).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="299" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghqkhw6dPDhx9qRMB87GlPTwSoB_ylEUgVYjAlD685p9mI10-4x-U0BLYT74QGnkmuiCQKFayzdFBAe0vNajxnyORdd2N8NyJ7gYs6y_Y6ZKJ9RAAtqJMs38PNA-o0_-PQR3GcJjUrTPfD/s400/images+(11).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Selain Amerika Serikat, <i>Bundesmarine</i> alias Angkatan Laut Jerman
adalah contoh lain dari Angkatan Laut yang telah melakukan transformasi menjadi
kekuatan ekspedisionari. Transformasi <i>Bundesmarine</i>
tidak lepas dari perubahan lingkungan strategis, yang mana pada era Perang
Dingin tugas utamanya adalah menghadapi kekuatan Pakta Warsawa di Laut Baltik,
kini berubah menjadi kekuatan ekspedisionari untuk mendukung misi NATO.
Bundesmarine saat ini menjadi salah satu unsur dalam UNIFIL MTF di Lebanon
pasca Perang Hizbullah-Israel pada bulan Juli-Agustus 2006.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Perlu diketahui bahwa
transformasi Angkatan Laut di negara-negara itu mempengaruhi sampai pada jenis
kapal perang yang dibutuhkan. U.S. Navy misalnya, ciptakan LCS. <i>Bundesmarine </i>buat kapal kelas korvet
kelas <i>Braunschweig</i> (<i>yang kemampuannya sekelas fregat, cuma
namanya saja korvet</i>).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Secara singkat, dapat
disimpulkan bahwa transformasi Angkatan Laut mempengaruhi pula aspek operasi,
di mana <i>naval expeditionary operations</i>
kembali ditekuni dan dilaksanakan lebih sering dibandingkan sebelumnya. Pilihan
mengapa Angkatan Laut senantiasa menjadi pilihan pertama dalam operasi
ekspedisionari tidak lepas dari kemampuan kekuatan maritim untuk melakukan <i>naval presence</i>. Hampir tidak ada contoh
di mana dalam merespon perkembangan situasi krisis di suatu kawasan dunia,
negara-negara lain mengirimkan kekuatan selain kekuatan maritim ke wilayah
krisis. Dengan makin kritisnya peran kekuatan maritim dalam menangani berbagai
instabilitas dunia, tidak heran bila saat ini negara-negara maju mencitrakan
kekuatan lautnya dengan slogan <i>seapower
is a force for good</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dalam perkembangan strategi
maritim di Barat, aliran yang berkembang mengedepankan penggunaan kekuatan laut
masa kini untuk mempromosikan keamanan dan kesejahteraan di seluruh dunia.
Pemikiran demikian sebenarnya hanya <i>varian</i>
dari pemikiran klasik strategi maritim, karena penggunaan kekuatan laut suatu
negara pada dasarnya bertujuan untuk mengamankan kepentingan nasional. Hanya
saja dalam era kemajuan teknologi komunikasi dan informasi saat ini, tujuan
tersebut harus dikemas sebagus, secantik dan sehumanis mungkin guna mengurangi sikap
<i>resistensi </i>dari pihak-pihak lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Slogan tersebut mempunyai
dua sisi, yaitu pada satu sisi tidak dapat diingkari adanya kepentingan politik
dan ekonomi negara-negara maju sebagai faktor penggerak di balik operasi
ekspedisionari Angkatan Laut. Karena bagaimana pun Angkatan Laut adalah salah
satu instrumen kekuatan nasional yang dapat disebar ke mana saja setiap saat
tanpa harus khawatir akan timbulnya implikasi diplomatik. Namun di sisi lain,
hendaknya dipahami pula bahwa operasi bantuan bencana alam seperti yang
dilaksanakan oleh <i>U.S. Navy</i> di Aceh
juga termasuk dalam operasi ekspedisionari Angkatan Laut, sehingga dalam batas
tertentu slogan <i>seapower is a force for
good </i>memang ada benarnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Meningkatnya frekuensi
operasi ekspedisionari Angkatan Laut membuat beberapa negara melakukan
penyesuaian pada strategi maritimnya, khususnya tentang kemampuan operasi. Bila
di masa lalu <i>core capabilities</i> Angkatan Laut meliputi <i>naval presence, sea control, sea denial</i> dan <i>power projection</i>, kini ditambah dengan <i>maritime security dan humanitarian assistance and disaster relief</i>.
Contohnya adalah Amerika Serikat, yang merancang <i>core capabilities</i> kekuatan maritimnya meliputi <i>forward presence, deterrence, sea control, power projection, maritime
security</i> dan <i>humanitarian assistance
and disaster relief</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pertanyaannya, bagaimana
dengan di Indonesia? Transformasi pertahanan di negeri tercinta ini sepertinya
masih merupakan hal baru dan seringkali dicampur adukkan dengan reformasi
pertahanan. Padahal proses dan keluaran keduanya sama sekali berbeda, yang mana
cakupan reformasi pertahanan terbatas pada isu demokrasi, sementara
transformasi pertahanan cakupannya mulai dari tataran kebijakan pertahanan
hingga tingkat taktis dan teknis operasional militer. Transformasi pertahanan
tak mempunyai hubungan langsung dengan sistem politik, karena transformasi
dapat dilaksanakan di negara-negara yang tidak demokratis, seperti Cina dan
Singapura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dalam ruang lingkup yang
lebih kecil, transformasi Angkatan Laut dapat dimulai dari aspek sumber daya
manusia. Kebijakan pengadaan sejumlah alutsista yang mengusung teknologi lebih
maju dan modern dibandingkan alutsista sebelumnya dapat menjadi embrio awal
transformasi Angkatan Laut. Pengadaan tersebut secara tidak langsung dapat
mendorong Angkatan Laut kita untuk mulai meninjau kembali doktrin, operasi dan
organisasi yang telah sebelumnya, karena filosofi alutsista tersebut berbeda
dengan alutsista era sebelumnya. Alutsista yang akan mengisi order of battle Angkatan
Laut kita ke depan sebagian di antaranya berciri-ciri (i) pengawakan makin
sedikit (fewer crew), (ii) otomasi meningkat, (iii) rancang bangunnya untuk era
<i>network-centric warfare</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Masuknya alutsista baru,
apalagi bila berasal dari negara-negara yang berbeda secara teknologi dan
filosofi militer, menuntut kreativitas dari personel Angkatan Laut kita untuk
memadukannya pada aspek operasional sehingga terjadi interoperability. Bukan tidak
mungkin masuknya alutsista baru menuntut perubahan doktrin, strategi, taktik,
teknik dan prosedur, karena semua itu sifatnya dapat berubah. Apabila doktrin,
strategi, taktik, teknik dan prosedur terus dipertahankan secara kaku (<i>text-book</i>) tanpa memperhatikan
perkembangan teknologi, bukan tidak mungkin hal itu justru akan menjadi blunder
di lapangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Oleh sebab itu, menurut
saya, sumber daya manusia yang inovatif dan mampu mengikuti perkembangan
teknologi militer sekaligus memahami aspek operasional Angkatan Laut sangat
dibutuhkan. Karena dengan demikian, diharapkan doktrin, strategi, taktik,
teknik dan prosedur akan tidak ketinggalan oleh kemajuan teknologi militer yang
begitu cepat. Sebagai contoh adalah masuknya unsur helikopter dalam operasi
amfibi pada <i>U.S Marines Corps</i>, yang
berujung pada lahirnya taktik <i>Ship-to-Objective
Maneuver</i> (STOM), sehingga operasi amfibi masa kini tidak harus selalu
merebut tumpuan pantai sebelum bermanuver lebih jauh ke daratan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Saat ini Angkatan Laut di
sekitar kita seperti <i>Tentara Laut Diraja
Malaysia</i> (TLDM) dan <i>Royal Singapore
Navy</i> (RSN) terus melaksanakan transformasi sesuai dengan roadmap mereka?
Keluaran dari transformasi itu adalah mereka makin kuat dan makin berani
melecehkan kita di laut. So...transformasi Angkatan Laut merupakan sebuah arus
jaman yang hendaknya kita ikuti, agar dapat menjadi kekuatan yang mempunyai
deterrence dan daya pukul serta diperhitungkan di kawasan Asia Pasifik. Kata
kunci transformasi Angkatan Laut adalah kemauan untuk mengubah paradigma dalam
memandang jalannya peperangan laut ke depan yang sudah bergeser ke <i>littoral warfare</i>.<o:p></o:p></span></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-90219962457901379672012-06-19T15:17:00.001+07:002012-06-19T15:17:28.681+07:00DEFENSIF AKTIF: KONSEP TANPA DASAR ILMIAH.......!!!<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #0070c0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta -</span></b><span style="color: #0070c0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kata
postur bukan sesuatu yang aneh dan baru di telinga kita yang sehari-hari
bergelut dalam domain pertahanan dan militer, termasuk Angkatan Laut. Kalau
ditanya apa itu <b>postur</b>, mayoritas
dari kita akan jawab </span><a href="http://www.propatria.or.id/loaddown/Paper%20Diskusi/Strategi,%20Doktrin,%20Postur%20Pertahanan%20Negara%20%5bpower%20point%5d%20-%20Brigjen%20TNI%20Budiman.pdf"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">postur
terdiri dari kuat, puan dan gelar</span></i></b></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">. Yah, tidak ada yang
salah dengan jawaban itu karena memang itulah adanya. Kuat, puan dan gelar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Namun pahamkah kita bahwa
ada sesuatu yang lebih besar, atau bisa juga disebut lebih filosofis, tentang
postur. Yaitu <b><i><span style="color: red;">postur merupakan sikap politik suatu negara
bangsa untuk merespon ancaman atau tantangan terhadap kepentingan nasionalnya</span></i></b>.
Yah…<b><i><span style="color: #ffc000;">postur adalah sikap politik</span></i></b>. Atau meminjam
istilah Laksda Suwarso (<i>alm</i>), <b><i><span style="color: #00b050;">postur adalah sikap mental bangsa</span></i></b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjphcJlxh3yXGfUQ_Li5m95V0BXQvUF0BQR7twqYrBtPWAtagatPRktIej2hTevUTgd4QHpe8HViqejsniSB6787wctS2ZAOekq1MuAF4tqRCZDrmYk0JLVD7tJJlfHL2XPzs54w2I34zUL/s1600/images+(8).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="258" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjphcJlxh3yXGfUQ_Li5m95V0BXQvUF0BQR7twqYrBtPWAtagatPRktIej2hTevUTgd4QHpe8HViqejsniSB6787wctS2ZAOekq1MuAF4tqRCZDrmYk0JLVD7tJJlfHL2XPzs54w2I34zUL/s400/images+(8).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br /><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sikap mental yang bagaimana?
Jawabannya sederhana, ofensif atau defensif....? Maksudnya, postur yang dikembangkan
itu untuk tujuan ofensif atau defensif....? Sejauh ini dalam beberapa literatur
yang pernah saya baca soal postur, pilihannya cuma dua, ofensif atau defensif.
Tidak ada pilihan ketiga yang di tengah-tengah yang biasanya sangat disukai dan
digemari oleh Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Singkatnya, postur </span><a href="http://www.propatria.or.id/download/Paper%20Diskusi/doktrin_ad_kartika_eka_paksi_aw.pdf"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">DEFENSIF AKTIF</span></b></a><span style="color: red; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">yang dulu (<i>dan
mungkin sampai sekarang</i>) dibangga-banggakan oleh Indonesia itu omong
kosong. Tidak ada dasar ilmiahnya.......!!! Lagi pula <u>apa sih defensif aktif</u>.....?
Ujung-ujungnya kan menyerang musuh juga sebelum dia serang kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTOthKVcnAePeK-GtKdJSIzmO_rE7y70dQtYep0wgkyzo6Qzx-0BGEVruaMeqLiE76JeDk6dYhmqDdIM4TORE7Pm5FqwcMHg5KkCfqqIU1Y5V5N8NWdYv8gKvCEd3BLBzFLu7uHfxTQnRz/s1600/download3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="277" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTOthKVcnAePeK-GtKdJSIzmO_rE7y70dQtYep0wgkyzo6Qzx-0BGEVruaMeqLiE76JeDk6dYhmqDdIM4TORE7Pm5FqwcMHg5KkCfqqIU1Y5V5N8NWdYv8gKvCEd3BLBzFLu7uHfxTQnRz/s400/download3.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Teorinya kan begitu......!!!
Soal <i>available means</i> alias Alat Utama
Sistem Pertahanan (<i>alutsista</i>) yang
tersedia, urusan belakangan. Kembali ke <u>defensif aktif</u>, itu kan cuma
bahasa dewa saja agar Indonesia tidak dicap negara ofensif. Padahal pilihan
cuma ada dua, ofensif atau defensif. Karena kita takut dicap negara yang tidak
santun, dibikinlah konsep tanpa dasar itu yaitu <u>defensif aktif</u>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam kondisi kini, pilihan
postur kita cuma dua, ofensif atau defensif......???. Mau serang duluan atau
tunggu musuh masuk dulu baru bergerilya.....???. Itu pun yang bergerilya kan
cuma para pecinta konsep gerilya. Bergerilya di tengah hutan, padahal hutannya
entah kemana sekarang. Udah habis dibabat semua.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC5EHEdVSDPDOmjWUGoobbNFfSQytXCISjp2OhK_GpJHWya1ohOQRWcNUVSsDpLarvNKqaQ1F9gNs9TyDI0ESP8CwwQYbWfas0qAcfFwq3gYwJXUlOe1lIPXcAprGlvCaeGizzlMVrg9bd/s1600/images+(9).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="262" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC5EHEdVSDPDOmjWUGoobbNFfSQytXCISjp2OhK_GpJHWya1ohOQRWcNUVSsDpLarvNKqaQ1F9gNs9TyDI0ESP8CwwQYbWfas0qAcfFwq3gYwJXUlOe1lIPXcAprGlvCaeGizzlMVrg9bd/s400/images+(9).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 18px;">Daripada bergerilya,
saya lebih suka pilih bangun Angkatan Laut. Dengan adanya Angkatan Laut,
setidaknya kita bisa cegah musuh di laut. Dan sekaligus bisa proyeksi kekuatan
ke wilayah agresor. Kuncinya tinggal pemerintah, mau apa nggak proyeksi
kekuatan........? Mau apa nggak bangun Angkatan Laut.........?</span>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-61874381859350387062012-06-18T08:53:00.002+07:002012-06-18T08:54:27.206+07:00NAVY AS A FORCE FOR GOOD<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta -</span></b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dalam
<i>naval and maritime thought</i> yang
berkembang, kini dikembangkan pemikiran tentang <b><i>Navy as a force for good</i></b>.
Pemikiran itu tidak lepas dari perubahan filosofi Angkatan Laut dari <i>what we can do at sea</i> menjadi <b><i>what
we can do from the sea to shore/littoral</i></b>. <i>Navy as a force for good</i> juga tak bisa dilepaskan dari
karakteristik yang hanya dimiliki oleh Angkatan Laut, yaitu <b><i>naval
presence</i></b> di mana saja dan kapan saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiisSCHrzPFVP0UURmrui76djumjesHpHu1CWfasKT57-1fKFiZ6uIXCswcdMOXhGlg-LVKMksPAdcB9pRtEguMiogz0gcES2TrhyphenhyphenQVF32-fuY_fCn3WzTrKxaGK89NgMMWGviAMEknMhmX/s1600/images2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="314" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiisSCHrzPFVP0UURmrui76djumjesHpHu1CWfasKT57-1fKFiZ6uIXCswcdMOXhGlg-LVKMksPAdcB9pRtEguMiogz0gcES2TrhyphenhyphenQVF32-fuY_fCn3WzTrKxaGK89NgMMWGviAMEknMhmX/s400/images2.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pemikiran tentang <i>Navy as a force for good</i> bisa dilihat
dalam dokumen <i><span style="color: #0070c0;"><a href="http://www.google.co.id/books?id=OUbq0w9T7vMC&lpg=PP1&ots=Py2z2AKuCq&dq=A%20Cooperative%20Strategy%20for%2021st%20Century%20Seapower&lr&hl=id&pg=PP1#v=onepage&q=A%20Cooperative%20Strategy%20for%2021st%20Century%20Seapower&f=false"><span style="color: #0070c0;">A Cooperative Strategy for 21st Century Seapower</span></a>
</span></i>yang disusun secara bersama oleh <i>U.S.
Navy, U.S. Marine Corps dan U.S. Coast Guard</i>. Dalam dokumen itu kata
kuncinya adalah <i>Security…Stability…<a href="file:///D:/My%20DOKUMENT/DOKUMEN%20KENEGARAAN/A%20Cooperative%20Strategy%20for%2021st%20Century%20Seapower">Seapower......!</a>!!</i>
Digarisbawahi bahwa <i>United States
Seapower is a force for good, protecting the nation’s vital interest even as it
joins with others to promote security and prosperity across the globe</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGGZXje8UvO1TeNjrG-d0SlNIbO5CRVM_7RlKqQX6jq2g2yrB8Hv6_kaU_KSB4lDYSu5EP_KxaAM_uK2VgqplS1ftQT_rIlNrCLri1L9G54rKDatIaGQ6O138qcCKLJdViZQbTbgYl93-k/s1600/images+(7).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGGZXje8UvO1TeNjrG-d0SlNIbO5CRVM_7RlKqQX6jq2g2yrB8Hv6_kaU_KSB4lDYSu5EP_KxaAM_uK2VgqplS1ftQT_rIlNrCLri1L9G54rKDatIaGQ6O138qcCKLJdViZQbTbgYl93-k/s640/images+(7).jpg" width="414" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dari situ tergambar jelas
bahwa <b>Angkatan Laut adalah kekuatan
utama suatu negara maritim</b>, yang dapat melakukan apa saja guna mengamankan
kepentingan nasional. Mulai dari misi yang sifatnya <i>benign</i> (<i>istilah yang dipakai
Royal Navy</i>) alias <b><i>other than war</i></b> (<i>terminologi U.S. Navy</i>) hingga misi perang. Singkatnya, <b>Angkatan Laut adalah pelindung suatu bangsa</b>,
termasuk di dalamnya pelindung <i>way of
life</i>. Tidak aneh bila dikatakan <b><i>seapower protect the American way of life</i></b>.
Contohnya sangat gamblang, seperti <u>melindungi SLOC di Teluk Persia dan Laut
Merah yang merupakan jalur minyak dia</u>. Kita sama-sama tahu bahwa salah satu
<i>way of life</i> mereka adalah boros bahan
bakar, tak aneh bila negeri itu konsumsi 55 persen minyak dunia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcgZh76Gl4kgCFEWfnhcZ7D4SN1bfkNQ4b8skrM_1Kql5fmuF4qrjLVbSzesMvKEz2MqN62tiZDIE1Yy87eO3wV1oh2h7xILdwqxUvbd63nvfdcnLY8NVamqkgJ41hm3NQhmWvOpIsHYKh/s1600/images+(5).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="228" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcgZh76Gl4kgCFEWfnhcZ7D4SN1bfkNQ4b8skrM_1Kql5fmuF4qrjLVbSzesMvKEz2MqN62tiZDIE1Yy87eO3wV1oh2h7xILdwqxUvbd63nvfdcnLY8NVamqkgJ41hm3NQhmWvOpIsHYKh/s400/images+(5).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kalau kita tarik ke dalam
konteks Indonesia, <i>Navy as a force for
good</i> sebenarnya sebagian sudah dipraktekkan oleh Angkatan Laut kita. Contoh
paling nyata dan dinyatakan oleh bangsa ini adalah operasi kemanusiaan, baik
itu <b>Surya Baskara Jaya</b> (SBJ) maupun
operasi lainnya. Contoh lain yang dirasakan oleh bangsa lain, walau kadang
sebagian tak mau mengakui, adalah <b>kemampuan
kita memberikan rasa aman di perairan yurisdiksi yang menjadi SLOC
internasional</b>. Memang kita belum mampu menjamin 100 persen, tapi kondisi
keamanan maritim di perairan kita saat ini jauh lebih baik dari lima tahun ke
belakang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tantangan ke depan bagi kita
bagaimana mengeksplorasi <i>Navy as a force
for good</i> dalam cakupan yang lebih luas. Angkatan Laut haruslah menjadi
kekuatan yang selain mengamankan kepentingan nasional, juga dirasakan
kehadirannya di kawasan. Kita hendaknya mulai berpikir bagaimana caranya
negara-negara lain di kawasan berpikir bahwa eksistensi kekuatan Angkatan Laut
kita dibutuhkan pula oleh mereka. Dengan cara demikian, diharapkan secara tidak
langsung pembangunan kekuatan kita tak dipandang sebagai ancaman oleh mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNADMX4eBfsh7njCWtiYPOgW-NbNpjAoqkiXCRg99b8mGUKDCH291I78gF7S2EmpLMRQr-9obp1-gzkt1kblQvBs9CqA6UxpfAPSZo7bcoHCYXcq6t7Bxr3omgOff6WNMYoWDfmiEPIo6o/s1600/images+(6).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="299" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNADMX4eBfsh7njCWtiYPOgW-NbNpjAoqkiXCRg99b8mGUKDCH291I78gF7S2EmpLMRQr-9obp1-gzkt1kblQvBs9CqA6UxpfAPSZo7bcoHCYXcq6t7Bxr3omgOff6WNMYoWDfmiEPIo6o/s400/images+(6).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sepanjang yang kita ketahui,
<u>ada semacam pemikiran alam bawah sadar mereka bahwa Indonesia dengan Angkatan
Laut yang kuat bisa membuat mereka tidak bisa tidur pulas tiap malam</u>.
Terkesan seolah-olah bahwa pembangunan kita merupakan ancaman bagi mereka.
Padahal kalau kita mau jujur berhitung, pembangunan kekuatan kita lebih untuk
mengamankan kepentingan nasional kita, khususnya di wilayah yurisdiksi sendiri.
Memang terkadang terminologi kepentingan nasional itu luas dan multitafsir,
tapi sepertinya sulit bagi Indonesia untuk berada pada posisi itu. Sebab kita
bukan kekuatan dunia yang dapat dengan seenaknya mengatur dunia atas nama
kepentingan nasional.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Karena sebagian besar dari
kita sepakat bahwa Indonesia adalah kunci stabilitas kawasan, Angkatan Laut
ditantang untuk bekerja mewujudkan hal itu dalam bingkai kepentingan nasional
kita. Karena slogan<i> Navy as a force for
good</i> harus dimaknai dalam bingkai kepentingan nasional setiap bangsa. Orang
Amerika bilang <i>Navy as a force for good</i>
dalam kepentingan dia, artinya stabilitas dan kesejahteraan yang menguntungkan
dirinya. Indonesia harus memaknai <i>Navy as
a force for good</i> dalam bingkai kepentingan nasionalnya juga. Bahwa ada
konvergensi antar kepentingan nasional berbagai bangsa, itu hal yang lumrah.
Termasuk dalam hal stabilitas kawasan, karena hal itu merupakan kebutuhan
bersama. Dan kekuatan yang bisa dan harus mewujudkan stabilitas kawasan di laut
adalah Angkatan Laut, bukan kekuatan sipil bersenjata <i>revolver</i>, <i>SS-1</i> dan
sejumlah senapan serbu lainnya, bahkan kapal sipil bersenjata...........!!!<o:p></o:p></span></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-40206709494060265912012-06-15T07:28:00.003+07:002012-06-15T07:39:29.541+07:00FROM CRUISER TO PATROL CRAFT.........???<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta -</span></b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">perkembangan
pembangunan kekuatan Angkatan Laut di kawasan Asia Pasifik, khususnya Asia
Tenggara, <u>kita perlu khawatir dengan kecenderungan yang dialami Indonesia</u>.
Khawatir karena dari segi fisik, ada kemunduran yang sepertinya akan terus
terjadi setidaknya hingga dua puluh tahun ke depan. Ketika negara-negara lain
di kawasan ini <i>capital ship</i>-nya kian
meningkat, kita malah kian menurun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggp9mUUxGQWDfhuiQZ2hyqCnrodtBjp8J5EHTQqItFEKxsW1Rsf0hsEYGJIo3luSjDs96nAIQ1JIm-GM-B8Lw_g6W2O90ez-KUt4SVnYHZa1H7wOjrOpUdHDrAfPAHMvLHvYPi9er7jGdv/s1600/download2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="301" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggp9mUUxGQWDfhuiQZ2hyqCnrodtBjp8J5EHTQqItFEKxsW1Rsf0hsEYGJIo3luSjDs96nAIQ1JIm-GM-B8Lw_g6W2O90ez-KUt4SVnYHZa1H7wOjrOpUdHDrAfPAHMvLHvYPi9er7jGdv/s400/download2.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a>Mari kita bandingkan antara <a href="http://jfs.janes.com/public/jfs/index.shtml"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Jane’s
Fighting Ship</span></span></i></a><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> di era 1960-an dengan <i>Jane’s Fighting Ship 2007</i>. Dari sana bisa dilihat, tahun 1960-an
mayoritas Angkatan Laut di kawasan Asia Tenggara <i>capital ship</i>-nya hanya kapal-kapal kecil kelas Patroli Cepat/ </span><a href="https://www.google.co.id/search?q=Patrol+Craft&hl=id&gbv=2&prmd=imvns&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=FknZT-aULofJrAfeo43EBg&ved=0CGsQsAQ&biw=1280&bih=656"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Patrol Craft</span></span></i></a><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> (PC).
Hanya 1-2 Angkatan Laut kawasan yang <i>capital
ship</i>-nya </span><a href="https://www.google.co.id/search?q=Patrol+Craft&hl=id&gbv=2&prmd=imvns&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=FknZT-aULofJrAfeo43EBg&ved=0CGsQsAQ&biw=1280&bih=656#hl=id&gbv=2&tbm=isch&sa=1&q=fregat+kelas+mistral&oq=+fregat+&aq=9S&aqi=g7g-S3&aql=&gs_l=img.1.9.0l7j0i24l3.15711.15711.4.27720.1.1.0.0.0.0.53.53.1.1.0...0.0.3imID81Dplw&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_cp.r_qf.,cf.osb&fp=c29f1a184099b798&biw=1280&bih=620"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">fregat</span></span></i></a><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> ke
atas. Indonesia saat itu mempunyai Angkatan Laut yang terkuat di kawasan,
bahkan untuk tingkat Asia Pasifik sekalipun. <i>Capital ship</i> kita </span><a href="https://www.google.co.id/search?q=Patrol+Craft&hl=id&gbv=2&prmd=imvns&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=FknZT-aULofJrAfeo43EBg&ved=0CGsQsAQ&biw=1280&bih=656#hl=id&gbv=2&tbm=isch&sa=1&q=cruiser+RI+Irian-201&oq=cruiser+RI+Irian-201&aq=f&aqi=&aql=&gs_l=img.3...48544.48544.6.49952.1.1.0.0.0.0.464.464.4-1.1.0...0.0.8LJewrieNzU&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_cp.r_qf.,cf.osb&fp=c29f1a184099b798&biw=1280&bih=620"><b><i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">cruiser
RI Irian-201</span></span></i></b></a><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">. Semua itu karena adanya <i><u><span style="color: red;">political will</span></u></i><u><span style="color: red;"> dari pemerintah saat itu</span></u>, walaupun mayoritas
rakyat kita waktu itu masih miskin, pendapatan perkapita sangat rendah dan buta
huruf.<o:p></o:p></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtzN7O_nNd-mQeeJ2kDRY-SQr51E4QhGmhqkeAo-b3mdre-KLmtupQdnOKUtpZmokYfB3iJD2oyvITdg8lS22dlBxIiX4JT667xB1CP67Cw2r3TlNPhGBxqAraTJoPx5u2frnbAkMD7Fs0/s1600/download+(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtzN7O_nNd-mQeeJ2kDRY-SQr51E4QhGmhqkeAo-b3mdre-KLmtupQdnOKUtpZmokYfB3iJD2oyvITdg8lS22dlBxIiX4JT667xB1CP67Cw2r3TlNPhGBxqAraTJoPx5u2frnbAkMD7Fs0/s400/download+(1).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Apa yang terjadi sekarang......?.
Ketika tingkat kemiskinan, pendapatan perkapita di atas US$ 1.000 dan melek
huruf bangsa Indonesia jauh lebih baik dibanding era 1960-an, Angkatan Laut
kita malah mengalami kemunduran dari 1960-an. Tahun 1980-an pemerintah masih sanggup
biayai Angkatan Laut untuk pengadaan <i>fregat
</i>(<i>walaupun fregat bekas</i>). 20 tahun
setelah itu, pemerintah hanya sanggup biayai pengadaan <i>korvet</i>. Apakah 20 tahun ke depan pemerintah kita hanya sanggup
biayai pengadaan PC........???<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Menurut kajian strategis,
pengadaan kapal jenis <i>fregat</i>
merupakan kebutuhan Angkatan Laut. Karena sebagian perairan kita <i>sea state</i>-nya di atas 3 yang tidak
menguntungkan bila pakai kapal yang lebih kecil. Kalau dipaksakan sih bisa,
tapi fokus komandan kapal dan awaknya bukan lagi pada operasi, tapi pada
keselamatan awak dan material.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQxoOBFi7mPVamJ0RwEBcdg7s7ZbwrfHxwqmEaEl33eqknOgCrYTetu0AhX490CnpzdsPQw51iE_AGGPjMDjD-NrTR4LDoEejANQphAJfb_HtFpDFpxNUkBJcsYPog7PyV_afiDaFA3SFd/s1600/images+(4).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="218" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQxoOBFi7mPVamJ0RwEBcdg7s7ZbwrfHxwqmEaEl33eqknOgCrYTetu0AhX490CnpzdsPQw51iE_AGGPjMDjD-NrTR4LDoEejANQphAJfb_HtFpDFpxNUkBJcsYPog7PyV_afiDaFA3SFd/s400/images+(4).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pertimbangan lainnya, <b><i>Angkatan
Laut</i></b> punya <b><i>fungsi diplomasi</i></b> yang akan terus melekat sampai kapan pun.
Untuk melaksanakan itu, masak kita pakai kapal PC......???. Mau ditaruh di mana
muka republik ini.......!!!. Republik ini luas wilayahnya tidak sekecil
Singapura, tapi terbentang dari timur ke barat setara jarak pantai timur ke
pantai barat Amerika Serikat. Singapura saja yang luasnya cuma seukuran Jakarta
<i>capital ship</i>-nya <i>fregat Lafayette</i>, terus apakah pantas republik ini Angkatan Laut -nya
cuma diperkuat oleh PC nantinya sebagai <i>capital
ship</i>.........???<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kita mesti beranggapan bahwa
stabilitas kawasan Asia Tenggara ditentukan oleh stabilitas Indonesia, karena
dua pertiga kawasan ini adalah yurisdiksi kita. Apakah mungkin menjaga
stabilitas itu pakai PC nantinya, sementara yang dihadapi mulai dari <i>fregat</i> sampai kapal induk. Harap
diingat, pada tahun 1992 ketika digelar KTT ASEAN di Manila, kita <i>deploy</i> KRI kelas Fatahilah (FTH) ke
Teluk Manila untuk amankan pimpinan nasional kita yang ikut KTT. Waktu itu di
Filipina kondisi politiknya sedang tidak stabil karena sedang wabah kudeta.
Sangat disayangkan, catatan emas itu sepertinya kurang tercatat dalam sejarah
republik ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Deployment</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> KRI
kelas FTH selain merupakan fungsi diplomasi, juga menunjukkan siapa Indonesia
di kawasan. Apa yang kita lakukan saat itu tidak beda dengan apa yang
dilaksanakan Amerika Serikat sepanjang tahun sejak akhir Perang Dunia Kedua
hingga detik ini, yaitu diplomasi Angkatan Laut yang berisikan pesan
kepentingan nasionalnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<u><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sebagian pihak menganggap
bahwa pengadaan kapal <i>fregat</i> ke atas
mahal biayanya. Pemikiran demikian boleh-boleh saja, tapi mana yang lebih mahal
dengan martabat dan harga diri bangsa</span></u><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">......???. Anggaran itu bisa
diciptakan kok, soal mahal atau tidak itu relatif. Kita hendaknya jangan
terjebak pada anggaran.....!!!. Kalau kita mau berfikir realistis, mengapa
terjadi kemunduran dalam hal jenis kapal perang yang perkuat Angkatan Laut
kita, itu karena pemerintah kurang punya <i>political
will</i> untuk bangun Angkatan Laut. Itu masalahnya......!!!.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 18px;"> Bukan soal masih
banyak penduduk miskin, pendapatan perkapita rendah, anggaran terbatas dan
lain-lain. <b>Ingat</b>, APBN kita tahun
2008 saja Rp.800 trilyun. Waktu jaman pemerintahan Bung Karno memodernisasi Angkatan
Laut kita di awal 1960-an, dugaan saya APBN masih pada kisaran puluhan juta
rupiah saja, paling tinggi ratusan juta rupiah. Maaf, saya belum dapat data
lengkap APBN kita di era itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Memang betul bahwa modernisasi
Angkatan Laut saat itu terkait dengan kondisi politik untuk satukan wilayah
Nusantara di bawah Merah Putih. Artinya, ada <i>imminent threat</i>, ada kebutuhan mendesak. Pertanyaannya, apakah
kondisi sekarang tidak masuk kategori kebutuhan mendesak.....???. Keutuhan
wilayah kita terancam (<i>Ambalat, masalah
perbatasan dengan Singapura</i>), kerugian negara dari pencurian kekayaan laut
sekitar US$ 25-30 milyar, belum lagi kegiatan lain di laut yang dilakukan oleh
pihak asing yang pada dasarnya dapat dikategorikan melecahkan kita, jadi.....tidak bisa
dikategorikan sebagai kebutuhan mendesak lagi.........???<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Keliru jika kita berpikir
bahwa memperkuat militer, khususnya Angkatan Laut, kalau sudah ada ancaman
nyata. Memangnya kita beli kapal perang seperti belanja di pasar atau
supermarket, barangnya sudah tersedia, tinggal kita bayar dan ambil bawa
pulang. Itu baru dari sisi ketersediaan barang. Belum lagi ketika masuk aspek
politik, siapa kawan yang jual kapal perangnya ke kita......???. <b>Bung Karno hebat</b> karena dia rangkul Uni
Soviet, sehingga Angkatan Laut kita diperhitungkan di kawasan. Pak Harto,
beliau bisa rangkul Amerika Serikat, sehingga Angkatan Laut kita tetap
diperhitungkan. Sekarang kita mau rangkul siapa.....???. Sangat kita khawatirkan,
karena kita tidak bisa rangkul siapa-siapa, kekhawatiran bahwa 20 tahun ke
depan pemerintah cuma bisa biayai pengadaan PC buat Angkatan Laut kita akan
menjadi kenyataan.....!!!<o:p></o:p></span></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-20891304599804355902012-06-14T08:47:00.000+07:002012-06-14T09:06:16.447+07:00AGENDA TERSEMBUNYI DI ALKI II (LAUT SULAWESI)<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta -</span></b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sejak
2005, Amerika Serikat mulai memberikan perhatian kembali dalam bidang kerjasama
militer dengan Indonesia. Salah satu <i>concern</i>
adalah di bidang keamanan maritim, yang mana pada <i>Fiscal Year</i> (FY) 2006 dan FY 2007 terdapat <i>Section 1206 “train and equip”</i>. Berdasarkan amanat itu, Washington
memberikan sejumlah <b>radar maritim</b>
untuk dibangun di <b>Selat Malaka</b> dan <b>Selat Makassar-Laut Sulawesi</b>.
Pertanyaannya, kenapa negeri itu seperti tiba-tiba <i>concern</i> dengan perairan <b><i>Alur Laut Kepulauan Indonesia</i></b> (ALKI)
II, bukan saja Selat Malaka seperti yang selama ini muncul di media massa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEU_eST6S3c19-_D9X0wiQoeWd7RYFG0Gtc8NHBJTVkHBRgXTaeoWsy1ve1pSoQ7RavxW1JuIoLpUOwGEO8jfU3gp1RMkYMk60bT2SKXfJNTpCzBadlk_xR4idJ2ein04NCbSW1actftti/s1600/download1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="281" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEU_eST6S3c19-_D9X0wiQoeWd7RYFG0Gtc8NHBJTVkHBRgXTaeoWsy1ve1pSoQ7RavxW1JuIoLpUOwGEO8jfU3gp1RMkYMk60bT2SKXfJNTpCzBadlk_xR4idJ2ein04NCbSW1actftti/s400/download1.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Mengutip kesaksian <b><i>Admiral
William Fallon</i></b> saat menjadi <i>Commander,
U.S Pacom</i> di depan <i>The Senate Armed
Forces Committee</i> tanggal 7 Maret 2006, hal itu dilatarbelakangi oleh
kekhawatiran aktivitas terorisme di Filipina (<i>selatan</i>), Malaysia (<i>Sabah</i>)
dan Indonesia di sekitar Laut Sulawesi. Sebagai informasi, <i>Adm Fallon</i> pada 28 Maret 2008 dicopot dari jabatannya sebagai <i>Commander, U.S. Central Command</i> gara-gara
mengkritik kebijakan Gedung Putih di <i>Area
of Responsibility Central Command (AOR Centcom)</i> (<i>Iran</i>). Dan 18 April 2008 <i>Fallon</i>
resmi pensiun dari <i>U.S. Navy</i> melalui
sebuah upacara di atas geladak kapal induk <i>USS
Theodore Roosevelt (CVN-71).</i> Kenapa dilepas di atas kapal induk? Karena
beliau adalah <i>naval aviator</i>.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr887ThIMXmqP_7LRSmV2pbI-KcisKOjtWpK94CDIfs4sdFG0iD5n6bGjXqJMVDmTskwakFGox-9alA8TFbUvS7cKl0L1SjAc9kHHJdWrb4ggR-v133lBFf3kEKYI3Q9N9U0dj0eOf3xI3/s1600/images+(2).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr887ThIMXmqP_7LRSmV2pbI-KcisKOjtWpK94CDIfs4sdFG0iD5n6bGjXqJMVDmTskwakFGox-9alA8TFbUvS7cKl0L1SjAc9kHHJdWrb4ggR-v133lBFf3kEKYI3Q9N9U0dj0eOf3xI3/s400/images+(2).jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kembali ke topik semula,
kekhawatiran itulah yang menjadi alasan mengapa dalam dua tahun anggaran,
Pentagon memberikan <u>bantuan radar maritim kepada Indonesia</u> untuk
dipasang di dua perairan strategis. Selain pemasangan radar, sekitar dua tahun
silam <i>U.S. Pacom</i> juga melaksanakan
latihan <i>Visit, board, search, and seizure</i>
(VBSS) di Laut Sulawesi sekitar Tarakan. Konon kabarnya, lokasi latihan mereka
yang langsung ditunjuk oleh Mabes TNI.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSix2BF2XnXS7bxKnQqRamKRqNibKQy71OVRPX98gEIdpThdaOQ1nOvOk1H3twfbcVPr6zAsPXL2pbyBwK-vKD-Il3gvrsIjPjcT83K65KX-R21W78tt5KPNiD-kaF3yQZtVy8WazDUE9Z/s1600/images+(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSix2BF2XnXS7bxKnQqRamKRqNibKQy71OVRPX98gEIdpThdaOQ1nOvOk1H3twfbcVPr6zAsPXL2pbyBwK-vKD-Il3gvrsIjPjcT83K65KX-R21W78tt5KPNiD-kaF3yQZtVy8WazDUE9Z/s400/images+(1).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dibandingkan dengan
kehebohan di Indonesia ketika pendahulu <i>Fallon</i>
yaitu <b><i>Admiral Thomas Fargo</i></b> memperkenalkan <i>Riverbend Maximum Security Institution</i> (RMSI) pada Maret 2004,
kehadiran Amerika Serikat di ALKI II dan Laut Sulawesi nyaris tidak mendapat
perhatian besar dari publik Indonesia. Padahal isu yang diusung tidak kalah
“seram”, yaitu perang terhadap terorisme. Seperti kita ketahui, di negeri kita
ada kantong-kantong <i>anti Washington</i>
yang bila digelitik sedikit saja, mereka pasti akan mewarnai pemberitaan di
media massa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Merespon perkembangan itu,
apa yang sebaiknya dilakukan oleh Indonesia....?. Dari aspek militer,
meningkatkan kehadiran Angkatan Laut di ALKI II dan Laut Sulawesi, menurut saya
merupakan pilihan yang logis. Karena bagaimana pun, kehadiran <i>intensif U.S. PacFlt</i> di sana harus
”diimbangi” oleh kehadiran armada kita. Kalau tidak, khawatir dia ”macam-macam”
di sana. Kita sama-sama tahu, Washington dalam bekerja sama dengan
negara-negara lain suka mendiktekan kehendaknya, tidak mau dengarkan keinginan
mitra.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Menurut pendapat saya,
sepertinya ada agenda lain mengapa dia hadir di sana. Agendanya adalah <i>to contain China</i>, salah satunya melalui
laut. Selat Malaka praktis sudah dalam kendali Washington lewat kehadiran <i>U.S. Commander, Logistics Group Western
Pacific</i> (COMLOG WESTPAC) di <i>Changi
Naval Base, Singapura</i>. Tugas pokok COMLOG WESTPAC kan dukung operasi <i>U.S. 7th Flt</i>. Tinggal perairan ALKI
II-Laut Sulawesi yang belum sepenuhnya dikendalikan sama dia. Sementara di
utara dari Laut Sulawesi, militer Amerika Serikat sudah lama bercokol di
Filipina.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsLKdusXuIy8x94cj0r4ef_-SjiyrNGJodSFOoyBSoxDaY5RMztl2S0ALCTa9jhZ3T9316cWrK_ohnr4taPsVpDa7oxT2hjbwnzHiFNDHA41XM7cxPKc1Cm6a2rmKo6KfmRI8RQzkIrI9-/s1600/images+(3).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsLKdusXuIy8x94cj0r4ef_-SjiyrNGJodSFOoyBSoxDaY5RMztl2S0ALCTa9jhZ3T9316cWrK_ohnr4taPsVpDa7oxT2hjbwnzHiFNDHA41XM7cxPKc1Cm6a2rmKo6KfmRI8RQzkIrI9-/s400/images+(3).jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">Kalau kita ikuti tulisan-tulisan strategis di <i><span style="color: red;"><a href="http://www.usnwc.edu/Publications/Naval-War-College-Review.aspx">U.S.
Naval War College Review</a></span></i><span style="color: red;"> </span>saja,
setidaknya sejak 2005 sampai sekarang isinya sebagian membahas soal Cina. Mulai
dari minyak sampai ke pengembangan kapal selam. Juga soal perhatian Cina
terhadap taktis kapal selam Amerika Serikat. Bahkan <i>ONI/Office of Naval Intelligence </i>sudah menerbitkan laporan intel
yang sangat lengkap tentang PLAN, mulai dari masalah perumahan, perkawinan,
doktrin, korps perwira, <i>enlisted</i>
sampai organisasinya. Judulnya <i>China’s
Navy 2007</i>.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Demikian soal agenda lain di
ALKI II-Selat Makassar. Yah sepanjang kehadiran Amerika Serikat di sana juga
berimbas pada <i>capacity building</i> kita,
sepatutnya kita terima saja. Yang penting tidak mengganggu kepentingan nasional
yang <i>survival</i> atau <i>vital</i>. Kalau kita tolak, dia pasti akan
cari jalan lain untuk hadir di sana. Misalnya kerjasama dengan satuan darat
yang bermarkas di <b>Trunojoyo</b>. Kalau
bicara soal itu, saya jadi teringat latihan maritim <i>U.S. Pacom</i> dengan satuan darat itu di sekitar Laut Sulawesi.
Mengapa hal demikian bisa terjadi.............???<o:p></o:p></span></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-82896424408333890152012-06-13T20:22:00.000+07:002012-06-13T20:23:57.613+07:00ANTARA “TEKNOLOGI”, “SENJATA” DAN “POLITIK LUAR NEGERI” INDONESIA<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta -</span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Dalam pembinaan dan
pembangunan kekuatan selama ini, kita sepertinya berada di lingkaran setan
antara <b><i>kebutuhan Angkatan Laut</i></b><i>, <b>politik luar negeri pemerintah</b></i> dan <b><i>konstelasi
politik keamanan internasional</i></b>. Jika kita perhatikan, ketiga hal
tersebut mulai tidak sinkron sejak awal 1990-an, tepatnya pasca insiden <i>Santa Cruz</i>, Dili 12 November 1991.
Seperti kita ketahui, setelah pasca 1965 Indonesia berpaling dari Blok Timur ke
Blok Barat, pengadaan Alat Utama Sistim Pertahanan (<i>alutsista</i>) Angkatan Laut relatif “mudah”, dalam arti syaratnya
tidak berat. Itulah yang dapat menjelaskan mengapa kita dapat <b><i>korvet
kelas Fatahillah</i></b>, selain <b><i>kapal selam kelas U-209</i></b> dan <b><i>fregat
Van Speijk</i></b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMxasluKURzqg8RRW5I5FIjsjTPT3IWSQDs6Tjfs5bMCLzYTtv6I4bY857ZkF_dLSmcY_S6RT2LQR9wYYNts3rNkPBTLIYcmW14K_rZ67adLE0IFS7TsbK6VE2aUFs8YLH-MmKWz8IEzzO/s1600/images1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="283" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMxasluKURzqg8RRW5I5FIjsjTPT3IWSQDs6Tjfs5bMCLzYTtv6I4bY857ZkF_dLSmcY_S6RT2LQR9wYYNts3rNkPBTLIYcmW14K_rZ67adLE0IFS7TsbK6VE2aUFs8YLH-MmKWz8IEzzO/s400/images1.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"></span></span></div>
<a name='more'></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Situasi mulai berubah awal
1990-an, ketika pemerintah kita saat itu “kurang bisa menyesuaikan diri” dengan
tatanan baru dunia pasca Perang Dingin. Amerika Serikat yang baru saja
memenangkan Perang Dingin dipimpin oleh generasi <i>baby boomer</i> dari Partai Demokrat yang mengusung nilai-nilai
demokratisasi, HAM dan lingkungan hidup. Berbeda di masa sebelumnya yang mana
negeri itu kebanyakan diperintah oleh Presiden dari Partai Republik (<i>kecuali era Jimmy Carter</i>) yang tidak
terlalu fokus kepada isu-isu tersebut. Sudah menjadi ciri Partai Republik bahwa
mereka lebih fokus pada isu keamanan nasional Amerika Serikat, sehingga mereka
akan berupaya mencapainya dengan cara apapun. Dan itu pun sampai sekarang bisa
kita saksikan dan rasakan bersama, semisal petualangan militer Amerika Serikat di
Afghanistan dan Irak yang melanggar semua hukum dan norma internasional.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Setelah Indonesia diembargo
sejak 1991 sampai November 2005, Amerika Serikat kembali berupaya merangkul
kita ke dalam kubunya. Tentu ada alasan kuat mengapa sekarang dia berpaling
kepada kita lagi, yaitu kepentingan untuk <i>to
contain Cina</i>. Demi kepentingan itu, Washington mengangkat sebagian embargo
senjata yang dijatuhkan. Namun untuk kategori <i>lethal weapons</i>, sepertinya negeri itu masih setengah hati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Apa yang dia dapatkan dari
kebijakan itu.....?. Indonesia, seperti terlihat saat kunjungan Menteri
Pertahanan <i>Robert M. Gates</i> 22
Februari 2008 lalu, masih bersikap hati-hati atas tawaran Amerika Serikat untuk
menjual sejumlah alutsista yang tergolong <i>lethal
weapons</i>. Kehati-hatian itu salah satu pendorongnya adalah trauma terhadap
embargo di masa lalu, karena sampai kini Gedung Putih tidak bisa menjamin bahwa
di masa yang akan datang kita tak akan diembargo lagi. Seperti kita sama-sama
tahu, konstelasi politik di Washington juga dipengaruhi oleh sikap para
penghuni <i>The Capitol Hill</i> alias
Kongres.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Mari kita bertanya, mengapa
Gedung Putih tidak bisa memberikan jaminan......?. Sepanjang perjalanan waktu,
dalam hubungan dengan negara asing, Amerika Serikat membagi negara-negara itu
dalam kategori <b><i>allies, friends, partners</i></b> dan <b><i>adversaries</i></b>. Terhadap
negara yang digolongkan sebagai <b><i>allies</i></b>, <i>Washington</i> akan memberikan hampir semua teknologi senjata yang dia
punyai melalui program ekspor. Contohnya adalah teknologi <i>Aegis</i> yang diberikan kepada <i>Australia</i>,
<i>Norwegia, Spanyol, Jepang</i> dan <i>Korea Selatan</i>. Namun tidak semua
teknologi dapat diakses, karena ada teknologi-teknologi yang <i>top secret</i> yang tidak bisa diberikan
walaupun kepada <i>allies</i>. Misal
teknologi <i>stealth</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOk7X4uV_2H_Kmqp4WGjwv_eg8p1Z5zCejdrnDRF1rnDmNeaOZz_ylVJVB9wzJOvKSTlenAhyphenhyphenQe-a57spC5ZahAtCA9-L2lxe0-o8RT7DkK5FQ850mFscCqj8cd9neHWmyhvZBnXIWlZcb/s1600/download.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="326" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOk7X4uV_2H_Kmqp4WGjwv_eg8p1Z5zCejdrnDRF1rnDmNeaOZz_ylVJVB9wzJOvKSTlenAhyphenhyphenQe-a57spC5ZahAtCA9-L2lxe0-o8RT7DkK5FQ850mFscCqj8cd9neHWmyhvZBnXIWlZcb/s400/download.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Singkatnya, ada perbedaan
perlakuan terhadap <i>allies, friends</i>
dan <i>partners</i>. Lalu pertanyaannya, di
mana sih posisi kita di mata Amerika Serikat.....?. Kalau melihat perlakuan
negeri itu terhadap kita dan pernyataan sejumlah pejabat teras Amerika Serikat yang
lalu seperti <i>Presiden George Bush</i>,
Menteri Luar Negeri <i>Condolezza Rice</i>
dan Menteri Pertahanan <i>Robert M. Gates</i>
(dan sebelumnya <i>Donald Rumsfeld</i>) saat
mereka berkunjung ke Indonesia, kita nampaknya ditempatkan sebagai <i>partners</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kalau begitu, bukan suatu
hal yang aneh bila <i>Washington</i> ”agak
pelit” kepada kita dalam soal alutsista. Bandingkan dengan Singapura yang
dengan begitu mudah dapat <i>F-15 SG, AH-64
Longbow Apache</i> maupun <i>F-16C</i>. Juga
tak ada keberatan dari Washington ketika negeri kecil yang licik dan rakus itu
membeli <i>fregat</i> kelas <i>Lafayette</i> dari Prancis. Bandingkan
dengan keberatan Washington ketika kita ingin melengkapi <i>korvet Sigma</i> dengan <i>rudal
Exocet MM-40</i>, dengan alasan di dalam rudal itu ada komponen buatan Amerika
Serikat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Belum lagi kalau kita tinjau
rimba senjata internasional. Di rimba itu ada bermacam peraturan yang mengatur
peredaran senjata konvensional kaliber besar di dunia. Ada tujuh jenis senjata
yang diatur peredarannya oleh negara-negara maju bersama PBB, termasuk di
dalamnya kapal perang. Nama programnya adalah UNROCA (<i>U.N. Register on Conventional Arms</i>). Sesuai ketentuan UNROCA,
negara eksportir dan importir senjata wajib laporkan transaksi kepada PBB,
biasanya dalam bentuk laporan tahunan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Selain UNROCA, ada pula MTCR
(<i>missile transfer control regime</i>)
yang beranggotakan 34 negara. Lewat MTCR diatur penjualan rudal di dunia,
khususnya yang punya daya jangkau di atas 300 km. Sebagai informasi, rudal <i>Yakhont</i> itu daya jangkaunya sudah hampir
mencapai pagu MTCR.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Menghadapi kondisi yang
kurang menguntungkan bagi pembinaan dan pembangunan kekuatan itu, kita
berpaling ke Rusia. Selain itu, ada keinginan kuat dari pemerintah untuk
memberdayakan industri pertahanan dalam negeri. Semua itu didasari oleh
kebutuhan kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Terkait dengan industri
pertahanan dalam negeri, masalahnya adalah seberapa siap mereka untuk mendukung
kebutuhan Angkatan Laut khususnya. Dan Oke-lah <u>PT. PAL bisa bikin kapal</u>,
tapi dia kan <u>hanya siapkan platform-nya</u>, <u>sementara senjata dan sistem
elektronikanya tetap harus mengandalkan pasokan dari Eropa</u>. Belum lagi soal
<i><u>interface</u></i><u> antara senjata
dan sistem elektronika</u>, yang masih mengandalkan pihak pabrikan Eropa.
Ketika kita menyentuh soal ekspor senjata dan sistemnya dari Eropa, lampu
kuning mulai menyala. Artinya, kesempatan kita memperoleh senjata dan teknologi
yang kita inginkan 50-50. Kalau Washington kasih lampu hijau, kita dapat. Kalau
kasih lampu merah, Eropa menurut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Secara realitas, kita masih
ragu akan kemampuan industri pertahanan dalam negeri untuk mendukung alutsista Angkatan
Laut, khususnya kapal perang sampai 15 tahun ke depan. Masalahnya bukan sekedar
teknologi, tapi juga pendanaan. Seperti kita sama-sama tahu, saat ini APBN
harus dibagi-bagi ke lebih banyak instansi dibanding 15 tahun lalu. Perusahaan
seperti PT. PAL sulit untuk produksi alutsista tanpa uang muka. Dan yang
menentukan turun tidaknya uang muka kan bukan di Cilangkap atau Merdeka Barat,
tapi di Lapangan Banteng. Sementara proposal yang antri minta pendanaan di sana
kan juga bertumpuk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ada pula pemikiran untuk
alih teknologi. Alih teknologi dalam prakteknya nyaris mustahil untuk terjadi,
kalau tidak mau dikatakan tidak mungkin. Karena itu menyangkut keuntungan
bisnis sekaligus pertimbangan politik. Negara-negara maju tak akan pernah
memberikan teknologi senjata mereka kepada negara-negara berkembang. Alasannya
sederhana, jangan-jangan teknologi itu digunakan buat pukul balik mereka
nantinya. Berikut, pasar senjata mereka bisa tergerus bila ada alih teknologi. <u>Teknologi
harus direbut, termasuk dengan mencuri sekalipun</u>. Jangan pernah harapkan
mereka akan kasih ke kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Jadi, jalan kita untuk
mandiri di bidang alutsista masih panjang, sedangkan kebutuhan di lapangan
terus mendesak. Sangat sulit untuk tidak menggunakan alutsista lama dalam
kondisi seperti ini. Karena yang dipertaruhkan adalah martabat dan wibawa
bangsa ini, termasuk juga kedaulatan. Jangankan negara adidaya, negeri-negeri
kecil di sekitar kita sekarang sudah berani melecehkan kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">So...
what is the solution.....? The only best choice between the worst is to redefine
our foreign policy. More than 60 years ago, our founding father Mohammad Hatta
said that our foreign policy should always serve our national interests. That’s
why we choose free and active policy in order to respond the international
system prevailed at the time being. Today Indonesia lives on this globalized
world, a world that different from Hatta’s days. Does our foreign policy still
serve our national interests on current context.......???<o:p></o:p></span></i></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-75672264725057468592012-06-12T12:56:00.001+07:002012-06-12T12:56:28.636+07:00LIMA BUDAYA STRATEGIS ANGKATAN LAUT<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: #0070c0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Uninesia,
Jakarta - </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kita semua sama-sama mengetahui bahwa Angkatan Laut
memiliki sejumlah kekhasan karakteristik yang tidak dimiliki oleh Angkatan Udara
dan Angkatan Darat. Kekhasan-kekhasan itu terbentang dari yang sifatnya
keseharian sampai dengan aspek strategis. Yang keseharian tentu kita tahu semua
karena dialami dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada kedinasan baik di Pendirian
Darat (<i>pendirat</i>)/satuan maupun kapal.
Yang menarik adalah pada <span class="Apple-style-span" style="color: red;">aspek strategis</span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiDlN-ELOkgh9RkoHNfSxd5h2gXvst96tOmRiQN0Mx7t-qbBnAgPPwyvA-gezK6D7P_U-URz7d-B8htOOa-7KQqreOEAxOmS2gsSBYImRSSHbfWiYYM2GS-ClanHfZ9DhxFXLm9GTNcz1t/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="261" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiDlN-ELOkgh9RkoHNfSxd5h2gXvst96tOmRiQN0Mx7t-qbBnAgPPwyvA-gezK6D7P_U-URz7d-B8htOOa-7KQqreOEAxOmS2gsSBYImRSSHbfWiYYM2GS-ClanHfZ9DhxFXLm9GTNcz1t/s400/images.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br /><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Salah satu tulisan dalam <i>U.S Naval War College Review, Winter 2007,
Vol.60 No.1</i> berjudul <i>Strategic
Culture and It's Relationship to Naval Strategy</i>, ditulis oleh <i>Robert W. Barnett</i>. Bagi yang mengikuti
perkembangan <i>naval and maritime thought</i>
di Amerika Serikat, nama <i>Robert W.
Barnett</i> bukan sesuatu yang asing.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Menurut <b><i>Barnett</i></b>, <u>Angkatan Laut
mempunyai <b>lima budaya strategis</b></u>
yang sangat mempengaruhi <u>strategi maritim dan atau strategi Angkatan Laut</u>.
Yaitu konteks (<b><i>context</i></b>), pendekatan sistem (<b><i>system approach</i></b>),
ekspedisionari (<b><i>expeditionary</i></b>), kemampuan beradaptasi (<b><i>adaptability</i></b>) dan
ketidakpastian dan resiko (<b><i>uncertainty and risk</i></b>). Kelima budaya
itu mempengaruhi <i>belief and attitudes</i>
organisasi Angkatan Laut dalam merancang strategi maritim dan atau strategi Angkatan
Laut yang sesuai dengan kebutuhan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pertama</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, <span style="color: #0070c0;">konteks</span> mempunyai kaitan erat dengan <span style="color: #0070c0;">pengaruh lingkungan strategis</span>, karena lingkungan
strategis akan mempengaruhi <i>how naval
forces can operate and how the do operate</i>. Lingkungan strategis yang
dimaksud tidak terbatas pada perkembangan politik, ekonomi dan sebagainya,
namun juga mencakup situasi lingkungan laut di mana Angkatan Laut beroperasi.
Dengan kata lain, konteks memiliki kaitan erat pula dengan <i>situational awareness</i> maupun <i>battle space
awareness.</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Seperti kita ketahui, laut
sebagai medan terbuka merupakan suatu lingkungan <i>nonlinear</i>. Di sana tak ada batas alamiah atau buatan untuk <b>mengorganisasikan pengintaian, pengamatan</b>
atau <b>pertempuran</b> seperti halnya di
darat. <b>Di laut tak ada pula medan
lindung, medan tinjau, garis depan, garis belakang, lambung dan lain sebagainya</b>.
Dengan kondisi demikian, <i>missions can be
executed simultaneously or sequentially</i>. Kondisi demikian menempatkan
konsep <u>lebih penting</u> bagi para ahli <span style="color: red;">strategi Angkatan
Laut </span>dibandingkan dengan <span style="color: red;">doktrin</span>. Menurut
<i>Barnett</i>, hal itu membuat <u>konsep
dan doktrin cenderung berseberangan</u>. <i>Concept
are undefined, not clearly bounded, changing and changeable; doctrine is
defined, bounded, difficult to change, and relatively inflexible</i>. Ini <span style="color: red;">SALAH SATU PERBEDAAN </span>antara Angkatan Laut dengan Angkatan
Darat maupun AngkatanUdara dalam memperlakukan <b>konsep</b> dan <b>doktrin</b>.
Rekan-rekan sebagian besar pasti sependapat dengan hal ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kedua</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, <span style="color: #0070c0;">pendekatan sistem</span>. Dalam peperangan laut,
pendekatan yang mengedepan adalah pendekatan sistem. Mengutip <i>Barnett</i>, ”<i>When the admiral arrives on the scene, he has no thought at all of
where things are or who is supplying them. He is thinking in terms of air
defense systems, antisubmarine systems, of mine warfare, amphibious, logistics,
and strike system</i>". Dengan kata lain, sejak pendidikan pertama, setiap
perwira Angkatan Laut dididik dan dilatih untuk ”hidup” di lingkungan yang
menggunakan <span style="color: #0070c0;">pendekatan sistem</span>. Tentu
rekan-rekan yang lama berdinas di kapal sangat akrab dengan pendekatan sistem,
tercermin dari adanya pembagian departemen di kapal perang. Karena terbiasa
dengan pendekatan sistem, kita tentu tahu bahwa embrio awal dari <i>network-centric warfare</i> yang dikenal
saat ini berasal dari <i>U.S Navy</i>. Dan
perintisnya pun <i>flag officer</i>, yaitu
(alm) <i>VAdm. Arthur K. Cebrowski.</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ketiga</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, <span style="color: #0070c0;">ekspedisionari</span>. Angkatan Laut merupakan kekuatan
yang senantiasa menyebar kemana saja (<i>mobile</i>)
dan <u>tidak statis</u> di suatu tempat (<i>garrison</i>).
Oleh karena itu, operasi ekspedisionari merupakan sesuatu yang melekat pada
setiap Angkatan Laut. Menurut <i>Geoffrey
Till</i> dalam buku <i>Seapower: A Guide for
the Twenty First Century</i>, <u>ciri-cirinya operasi ekspedisionari</u>
adalah, <span style="color: red;">(i) operasi militer yang dilaksanakan oleh Angkatan
Laut</span>, <span style="color: #ffc000;">(ii) untuk mencapai tujuan spesifik
yang ditetapkan pemerintah</span> <span style="color: #00b050;">(iii) dengan
durasi singkat </span><span style="color: #c00000;">(iv) di luar negeri</span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Saat ini operasi
ekspedisionari yang merupakan bagian dari <i>power
projection</i> sangat menonjol dilaksanakan oleh Angkatan Laut di dunia,
disebabkan oleh dua hal, yaitu (i) ketidakstabilan keamanan internasional dan
(ii) globalisasi. Dalam era globalisasi, ketidakstabilan terhadap suatu negara
atau kawasan dapat berimplikasi terhadap negara atau kawasan lainnya, sebab di
era ini terjadi <i>interdependensi</i>
keamanan. Tidak usah lihat jauh-jauh, <b><span style="color: red;">negeri kecil yang licik dan rakus di utara Pulau Batam</span></b><span style="color: red;"> </span>saja sudah melaksanakan operasi ekspedisionari secara
rutin ke Teluk Persia sejak 2003.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Karena menonjolnya operasi
ekspedisionari, banyak Angkatan Laut yang melakukan <i>transformasi</i>, biasanya disebut sebagai transformasi Angkatan Laut (<i>Naval Transformation</i>). Ruang lingkup
transformasi Angkatan Laut pada setiap negara berbeda, sesuai dengan kebutuhan
masing-masing. Namun kata kuncinya adalah transformasi dilakukan untuk merespon
<i>Revolution in Military Affairs</i> (RMA)
dan perubahan lingkungan strategis. Khusus untuk ekspedisionari, transformasi Angkatan
Laut <u>bentuknya berupa perubahan dari kekuatan yang siap untuk bertempur di
tengah laut menghadapi ancaman simetris dari aktor negara</u>, <u>menjadi
kekuatan yang siap beroperasi di littoral menghadapi ancaman simetris dan
asimetris</u>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jadi filosofinya bergeser
dari <b><i>what
we can do at sea</i></b> menjadi <b><i>what we can do from the sea to
shore/littoral</i></b>. Filosopi inilah yang menjadi alasan mengapa <i>U.S. Navy</i> mengembangkan <b><i>LCS/littoral
combat ship</i></b>, yang salah satunya adalah <i>USS Freedom (LCS-1)</i> yang tonasenya "cuma" 2.500 ton.
Padahal kita sama-sama tahu kapal fregatnya saja (kelas <i>Oliver Hazard Perry</i>) yang merupakan "kapal terkecil" di
armada mereka tonasenya 4.100 ton.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Keempat</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, <span style="color: #0070c0;">kemampuan beradaptasi</span>. Operasi yang dilaksanakan
oleh Angkatan Laut berada dalam suatu strategi yang telah dirancang sebelumnya.
Di antara aspek utama dalam strategi adalah antisipasi, yang mana suatu
strategi dapat dikatakan efektif bila bersifat adaptif untuk mencegah atau
menetralisasi upaya tindakan balik (<b><i>counter efforts</i></b>) lawan. Mengutip <i>Barnett, ways</i> (<b><i>strategies</i></b>) <i>exhibit various degrees of adaptability.
Means </i>(<b><i>forces</i></b>), <i>on other hand,
exhibit various degree of flexibility</i>. <span style="color: red;">Kemampuan
beradaptasi menuntut adanya kecepatan berpikir dan bertindak dari pelaksana strategi
ketika menghadapi situasi yang berbeda dengan yang telah diskenariokan
sebelumnya</span>. <i>Barnett </i>menekankan
<b><i><span style="color: red;">pentingnya individual initiative and freedom of action</span></i></b><span style="color: red;"> </span>dalam kemampuan beradaptasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kelima</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, <span style="color: #0070c0;">ketidakpastian dan resiko</span>. Seperti kita ketahui,
ketidakpastian selalu mewarnai operasi militer, bahkan peperangan itu sendiri.
Kemajuan teknologi militer melalui penerapan RMA ternyata tidak mampu
menghilangkan ketidakpastian dimaksud, yang oleh <i>Carl von Clausewitz</i> disebut sebagai <i>fog and friction</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dikaitkan dengan strategi
maritim dan atau strategi Angkatan Laut, <u>strategi tidak boleh melewatkan
tentang ketidakpastian dan resiko</u> serta mendeskripsikan bagaimana strategi
dirancang untuk menghadapi kedua hal tersebut. Ketidakpastian yang mempengaruhi
strategi tidak terbatas pada lamanya pelibatan, kampanye atau konflik, tetapi
juga tipe senjata yang akan digunakan oleh lawan, relevansi dan efektivitas
latihan, moral pasukan, keandalan sistem senjata yang digunakan oleh pihak
sendiri hingga efek dari kejutan operasional dan teknologi. Kondisi
ketidakpastian dipastikan berefek pada resiko yang akan timbul, sehingga
merupakan <b>tantangan bagi penyusun
strategi</b> untuk mengatasinya. <span style="color: red;">Para perancang
strategi dituntut untuk <i>expect the
unexpected</i></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Menurut para ahli perang,
dalam menghadapi ketidakpastian, <span style="color: red;">strategi sebaiknya
dirancang menggunakan pendekatan skenario</span>. Pendekatan skenario
setidaknya mempunyai tiga perangkat, yaitu <i>driving
forces, predetermined elements dan critical uncertainties</i> (pendekatan yang
diperkenalkan oleh <i>P.H Liotta</i> dan <i>Timothy E. Somes</i>, lihat “<i>The Art of Reperceiving Scenario and the
Future”, Naval War College Review, Autumn 2003, Vol.LVI, No.4, hal.123</i>).
Dengan pendekatan ini, penyusun strategi dapat dibantu untuk memilih <i>alternatif course of action</i>, sehingga apa
saja <i>means</i> yang dibutuhkan dapat
dihitung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ada baiknya bila dipahami
bahwa <i>scenario is a disciplined way of
thinking, it not a formal methodology, nor are they predictions</i>. Pendekatan
skenario bukan tidak punya kelemahan, sebab bila <i>course of action</i> yang diskenariokan tidak terjadi, dapat mengganggu
strategi secara keseluruhan. Oleh karena itu, <i>Barnett</i> berpendapat bahwa “<i>if
strategy fails, it should be designed to fail gracefully and then recover</i>”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dari lima budaya strategis
yang ditulis oleh <i>Barnett</i>, menjadi
pertanyaan apakah semuanya bisa diterapkan di Indonesia, khusus Angkatan Laut
kita....?. Jika kita berfikir lebih arif, tentu saja dapat diterapkan dengan
penyesuaian pada beberapa hal, khususnya masalah <i>adaptability</i>. Seperti kita sama-sama tahu, isu individual <i>initiative and freedom of action</i> tidak
lepas dari budaya suatu bangsa atau peradaban. Di peradaban Barat, <i><span style="color: red;">individual
initiative and freedom of action</span></i><span style="color: red;"> </span>merupakan
sesuatu yang melekat. Berbeda dengan peradaban kita yang belum dapat sepenuhnya
menerima hal itu. Apalagi dalam konteks militer. Kita paham semua mengenai itu,
jadi tak perlu kita bahas lebih lanjut di sini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Isu ekspedisionari juga
merupakan isu yang menarik. Masalah di Indonesia adalah <u>politik luar negeri kita
yang tidak jelas mau kemana</u>. Akibatnya peran diplomasi Angkatan Laut
sebagai bagian dari diplomasi pertahanan belum dianggap penting oleh <i>Pejambon Boys</i> yang sepertinya mendewakan
<i>soft power</i>. Padahal kalau kita
cermati perkembangan lingkungan strategis, ada beberapa <b><i>momen</i></b> di luar negeri yang
dapat digunakan oleh Indonesia untuk melaksanakan operasi ekspedisionari.
Misalnya bergabung dalam <i>UNIFIL Maritim
Task Force</i> di Lebanon.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kalau bicara soal kesiapan
unsur, itu bisa diatur dan urusan belakangan. <u>Yang penting politik luar
negeri kita yang harus jelas mau kemana</u>......???!!!. <b><span style="color: red;">Selama itu tidak jelas</span></b>, walaupun
kita dapat 10 fregat baru pun, tetap saja kita tidak bisa melaksanakan operasi
ekspedisionari sebagai bagian dari diplomasi Angkatan Laut. Boro-boro operasi
ekspedisionari, kita latihan dengan <i>U.S.
Navy</i> soal</span> <i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Visit,
board, search, and seizure</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> (VBSS) saja disewoti sama "para
pecinta perdamaian dunia" di Pejambon. Padahal latihan itu penting untuk
meningkatkan profesionalisme kita. Ilmu yang kita dapat bisa digunakan untuk
hadapi siapa saja, termasuk mungkin suatu saat untuk menyergap kapal perang
asing yang macam-macam di perairan kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kembali ke topik semula,
lima budaya strategis Angkatan Laut yang diuraikan oleh <i>Barnett </i>pada dasarnya sudah melekat pada Angkatan Laut kita.
Tantangannya tinggal mempertajam saja penerapan budaya itu. Hal itu secara
tidak langsung akan membantu mendorong Angkatan Laut Republik Indonesia menjadi
kekuatan yang diperhitungkan, minimal di kawasan Asia Tenggara. Masak kita
kalah sama Angkatan Laut yang pada tahun 1960-an cuma punya kapal tipe kecil Patroli Cepat (PC) saja..........???<o:p></o:p></span></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-89977620446765941782012-06-11T08:43:00.000+07:002012-06-14T09:41:33.309+07:00TNI AL BERTAHAN HIDUP DENGAN 90 PERSEN<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"></span></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, sans-serif;"><b style="color: #0070c0;"><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Uninesia, Jakarta -</span></b><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tahun
2008 mungkin salah satu tahun yang pahit buat TNI AL yang ada di lingkungan
Dephan dan TNI. Dikatakan pahit karena anggaran TNI dipotong 10 persen sebagai
akibat kenaikan harga minyak dunia. Harga minyak naik, menurut sebagian analis,
merupakan bagian dari <i>plot Washington</i>
untuk "menundukkan" Cina. Seperti kita sering baca di dokumen-dokumen
strategis Amerika Serikat seperti <i><a href="http://www.whitehouse.gov/sites/default/files/rss_viewer/national_security_strategy.pdf"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">The
National Security Strategy</span></a></i><span class="Apple-style-span" style="color: #0070c0;">, </span>Amerika tidak ingin melihat tumbuhnya satu<span class="Apple-style-span" style="color: #0070c0;"> </span><i><a href="http://www.au.af.mil/au/awc/awcgate/maxwell/mp18.pdf"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">peer competitor</span></a></i><span class="Apple-style-span" style="color: #0070c0;">
</span>pun di dunia. Oleh karena itu bukan sesuatu yang aneh bila Beijing digoyang
dari segala macam lini menggunakan semua instrumen kekuatan nasional (<i>kalau yang udah lulus dari Cipulir tidak tau
apa itu</i><i> <b><a href="http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/19308141145.pdf"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">instrumen
kekuatan nasional</span></a></b><span class="Apple-style-span" style="color: #0070c0;">...</span></i><i>yah kebangetan. Ha...ha..ha..</i>).<span class="Apple-style-span" style="color: #0070c0;"><o:p></o:p></span></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtMnb1Jrfwhyphenhyphenr1k-PFkY6KRWv0OglGa9us_mbgzjJAd8OwkVVGm1z7FORhkL95xn1gF7jlaMD4CTWO60IEUC8wroI6Y02-LoRRmWEhp_p6W2SfbKV3DDi61ytKj_TfSBsRQYBFhK9EiLJ7/s1600/KRI.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtMnb1Jrfwhyphenhyphenr1k-PFkY6KRWv0OglGa9us_mbgzjJAd8OwkVVGm1z7FORhkL95xn1gF7jlaMD4CTWO60IEUC8wroI6Y02-LoRRmWEhp_p6W2SfbKV3DDi61ytKj_TfSBsRQYBFhK9EiLJ7/s400/KRI.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pemotongan ini menurut saya
sebenarnya ironi, karena kalau tidak salah saat Rapim TNI 2008 pimpinan
republik ini sudah komitmen tak akan potong anggaran pertahanan apapun
kondisinya. Tapi sudahlah...sekarang yang harus TNI hadapi di depan mata adalah
bagaimana TNI bisa <i>survive</i> dengan
pengurangan 10 persen itu. Buat TNI AL yang sehari-hari berhadapan dengan
bermacam kapal di laut, termasuk kapal perang asing dan kapal ikan,
tantangannya cukup berat. Yaitu bagaimana operasi TNI AL tetap berjalan dan
dampak dari kehadiran unsur di laut dirasakan oleh para pengguna laut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Di sisi lain TNI AL harus
tetap menggunakan alat utama sistim pertahanan (<i>alut sista</i>) lama dalam operasi karena belum ada penggantinya. Kata
kuncinya adalah bagaimana kehadiran unsur di laut tetap dirasakan dampaknya
oleh pihak lain di saat anggaran TNI AL dikurangi. Pihak lain bolehlah
"memaki" TNI AL karena masih pakai alat utama (<i>alut</i>) lama, tapi seharusnya mereka lebih bijak. Kalo mau
"memaki", yah ke pemerintah sana. Kapal-kapal TNI AL kan yang punya
negara, makanya namanya KRI....Kapal Perang Republik Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Menurut saya, setidaknya ada
tiga loss yang mungkin dihadapi TNI AL dengan pengurangan anggaran. <b>Pertama</b>, loss pada fungsi militer yaitu
terhambatnya pembinaan kekuatan unsur-unsur TNI AL, yang dalam jangka pendek
dan menengah akan mempengaruhi kapabilitas secara keseluruhan (<i>sensing, mobility, fire power </i>dan<i> C4ISR</i>). <b>Kedua</b>, loss pada fungsi konstabulari, yaitu terus meningkatnya
kerugian negara dari berbagai kegiatan ilegal di laut. <b>Ketiga</b>, loss pada fungsi diplomasi yaitu kemungkinan terpengaruhnya
kegiatan-kegiatan diplomasi Angkatan Laut, khususnya yang terkait dengan
sengketa di Laut Sulawesi (<i>Blok Ambalat</i>),
penerapan kerjasama keamanan maritim dengan Australia sebagai pelaksanaan dari
Perjanjian Lombok dan pengamanan perairan Natuna dan sekitarnya untuk mencegah
latihan-latihan ilegal oleh militer asing di sana pasca gagalnya <i>Defense Cooperation Agreement</i> dengan
Singapura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pertanyaan, gimana TNI AL
bisa meminimalisasi loss itu? Pemikiran strategis yang berkembang di Barat
memperkenalkan konsep <b><i>effect-based operations</i></b>. Secara
definisi, <i>effect-based operations</i>
serangkaian tindakan yang diarahkan untuk membentuk tingkah laku kawan, lawan
dan pihak netral dalam kondisi damai, krisis dan perang. Kalau diterapkan di
laut, bagaimana kehadiran unsur-unsur KRI di suatu wilayah dapat mempengaruhi
tingkah laku pengguna laut. Misalnya di Laut Natuna, karena KRI hadir di sana
maka Singapura pikir-pikir untuk gelar latihan laut ilegal. Jadi sebenarnya
konsep itu sederhana secara substansi, walaupun kalau baca dokumen-dokumen yang
bahas itu memang kelihatan rumit. Bayangkan, salah satu referensi ada yang
hampir 500 halaman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tentu masalahnya kembali
bagaimana kesiapan unsur-unsur kita. Kalau unsur kita siap, saya yakin kita
masih bisa membuat orang lain pikir-pikir kalau mau main-main di perairan kita
walaupun alutsista kita buatan 1980-an ke bawah. Artinya kembali ke masalah
anggaran, khususnya pemeliharaan. Apakah dukungan pemeliharaan kita akan
terkena dampak dari pemotongan itu? Kalau kena, pilihannya tentu kita semua
sepakat yaitu prioritas pada unsur tertentu. Hanya dengan cara itu kita bisa
bertahan hidup dengan 90 persen. <i>It's
difficult, but we should keep our presence at sea, anyway. Because we are Navy,
right.....???</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><i><br /></i></span></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-41641702695554637322012-06-10T21:07:00.003+07:002012-06-10T21:13:33.049+07:00WE ARE SAILOR, NOT (ONLY) OUR ANCESTOR<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: white;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Uninesia, Jakarta -</span> </span>Dari sekian ratus juta
bangsa Indonesia, berapa banyak yang terusik dengan kalimat "<b><i>Nenek
moyangku seorang pelaut...</i></b>" pada sebuah lagu yang (<i>mungkin lebih banyak</i>) dinyanyikan oleh
anak-anak sekolah. Saya mungkin dari sedikit orang yang terusik dengan kalimat
itu. Tentu muncul pertanyaan, kenapa terusik....?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWNNoRbbhHz1J0GJAUmpazO_Gh6oY2q1DeQbgoJqgNeqXrHrO-xSlqLEH2Uhq715rtaXqgJAV1KcENE3DOxrUo_E4poo8K-cP2cuHYnk8Wc0qFXjJVyc7n_L6e0StiJ_CNY4mLEOQATKV1/s1600/images+(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="314" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWNNoRbbhHz1J0GJAUmpazO_Gh6oY2q1DeQbgoJqgNeqXrHrO-xSlqLEH2Uhq715rtaXqgJAV1KcENE3DOxrUo_E4poo8K-cP2cuHYnk8Wc0qFXjJVyc7n_L6e0StiJ_CNY4mLEOQATKV1/s400/images+(1).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Bagi saya, kalimat itu cuma
membanggakan masa lalu. Artinya yang jadi pelaut itu cuma nenek moyang kita,
sementara kita bisanya cuma membanggakan nenek moyang. Yah pantas kalau negeri
kita sekarang cuma statusnya aja negara kepulauan, tapi sebenarnya belum
meningkat jadi negara maritim. Negara maritim tidak harus punya laut......!!!.
Lihatlah Swiss yang menjadi markas dari perusahaan pelayaran <i>Mediterranean Shipping Company</i>.
Perusahaan ini punya 362 kapal alias 25 persen lebih banyak dari armada U.S
Navy dari semua jenis kapal. "<i>It
reminds us that in today's globalized world, what constitutes a "maritime
nation</i>" <i>is a lot fuzzier than it
used to be</i>", begitu kata <i>Steve Carmel</i>
dalam artikelnya <i>Commercial Shipping and
The Maritime Strategy di U.S Naval War College Review, Spring 2008, Vol.61,
No.2</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kembali ke soal kalimat
dalam lagu yang mungkin paling sering dinyanyikan oleh anak-anak TK itu (<i>apalagi TK Hang Tuah</i>), saya cukup
prihatin dengan kenyataan sekarang bahwa banyak generasi muda sekarang yang
kurang kenal dengan laut. Laut sepertinya sudah jadi halaman belakang buat
mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pertanyaannya, gimana kita
bisa bangkitkan lagi kesadaran maritim (<i>maritime
awareness</i>) itu ke generasi muda.....?. Saya juga masih muda, tapi lebih
banyak lagi yang lebih muda dari saya. Anak-anak sekarang payah, nama geografis
di daratan aja banyak yang nggak tau. Misal, di mana letak kota Sangatta? Belum
lagi kalau kita tanya nama-nama pulau. Paling taunya pulau-pulau besar. Gimana
kalau kita tanya pulau-pulau kecil kayak Pulau Jemaja, Pulau Tokongbelayar,
Pulau Sopia Lucia (<i>bukan Sophia Latjuba
lho</i>) dan lain-lain pulau kecil. Kadang saya jadi bertanya, dulu waktu
mereka SD diajarin nggak sih geografi, khususnya peta buta? Saya yang lulus SD
1980-a masih diajarin tuh dan sampai sekarang masih melekat <i>geographical awareness</i> itu. Apakah
anak-anak yang duduk di SD tahun 1990-an s/d sekarang sudah nggak diajarin lagi
yah....?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tidak aneh dulu waktu
Februari-Maret 2005 masalah Blok Ambalat memanas, tak sedikit wartawan media
cetak dan khususnya elektronik yang sebut Ambalat itu pulau. Yok opo iki,
rek??? Sampai Pangkostrad waktu (<i>Mayjen
Riamizard Riacudu</i>) itu dengan gagah berani deklarasi akan turunkan pasukan
Linud di Ambalat. Hancuuuuuuuuuuur.......!!!!!!!!! Infanteri mau tempur di
tengah laut sambil berenang.......? Marinir aja nggak pernah diajarin gitu kok.......!!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Karena sebagian besar dari
kita bangga dengan nenek moyang, akhirnya kita sekarang di laut kembang-kempis.
Banyak yang complain terhadap keamanan maritim, ujung-ujungnya nyuruh Angkatan Laut
kerja lebih keras. Dari pandangan saya, Angkatan Laut mau disuruh kerja lebih
keras kayak apa lagi.....???. Masalah terbesar bukan kinerja Angkatan Laut kok,
tapi anggaran pemerintah yang belum penuhi kebutuhan minimal buat Angkatan Laut.
Angkatan Laut pakai alut (alat utama)
lama "<i>dimarahi</i>". Tapi nggak
ada penggantian alut (alat utama) baru. Alasannya klasik, tak ada anggaran...!!!.
Masalah sebenarnya bukan soal ada atau tidak anggaran, tapi ada atau tidak
kemauan politik pemerintah bangun Angkatan Laut menuju <i>medium regional projected Navy</i>. Kalau ada kemauan politik, anggaran
tidak akan jadi masalah. Soal alut dari negara mana, urusan belakangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Saya nggak bangga dengan
nenek moyang seorang pelaut. Namun saya bangga jadi pelaut (<i>dalam arti luas</i>)...!!!. Bagi saya pelaut
itu ada baiknya tidak terbatas pada mereka yang mengawaki kapal, namun juga
pada setiap individu yang <i>concern </i>dengan
kemajuan maritim Indonesia. Masalah maritim kan bukan cuma pelayaran, bukan
begitu.....??? Dan saya bangga menjadi bagian dari suatu komunitas yang
menentukan maju mundurnya kejayaan Indonesia di laut........!!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Are u sailor too..........???<o:p></o:p></span></div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-70603206118111519482012-06-09T22:39:00.002+07:002012-06-11T23:06:59.786+07:00PROPAGASI DAN PEPERANGAN KAPAL SELAM<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #4f4f4f; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 20px;"><strong style="color: #3333ff;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: #d9ead3;">Uninesia, Jakarta</span><span class="Apple-style-span" style="background-color: #eeeeee;">, </span></strong></span><span class="Apple-style-span" style="background-color: #eeeeee; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 20px;">Dalam peperangan kapal selam, salah satu keilmuan yang harus dikuasai oleh unsur kapal atas air dan kapal selam adalah propagasi gelombang akustik. Spesialis propagasi merupakan salah satu keahlian yang harus ada di kapal atas air maupun kapal selam. Dan untuk menghasilkan spesialis propagasi butuh pendidikan yang panjang. Untuk mendeteksi propagasi di bawah air, tentu saja mengandalkan pada sonar dan hidrofon, yang mana letak hidrofon pada kapal selam diatur sedemikian rupa.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgddJEnvt4OGx6qSnY3qHqkfjlEaPg7tMbNrUAdG0-Gzm-OWhPq5-FskdGXlNyjNHQI03jsRmKzmCjMf9Uxn53PDmGsjD74OlO8GAi-TjvqROyu9DOkSBj0PqgqTZEt3Kg_Mv1t_XWFH4bI/s1600/download.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="283" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgddJEnvt4OGx6qSnY3qHqkfjlEaPg7tMbNrUAdG0-Gzm-OWhPq5-FskdGXlNyjNHQI03jsRmKzmCjMf9Uxn53PDmGsjD74OlO8GAi-TjvqROyu9DOkSBj0PqgqTZEt3Kg_Mv1t_XWFH4bI/s400/download.jpg" width="400" /></a></div>
<span class="Apple-style-span" style="background-color: #1c1c1c; color: #cccccc; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 20px;"></span><br />
<a name='more'></a><span class="Apple-style-span" style="background-color: #1c1c1c; color: #cccccc; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 20px;"><br /></span><span class="Apple-style-span" style="background-color: #eeeeee; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 20px;">Biasanya spesialis propagasi sekaligus merangkap operator sonar. Sang operator harus bisa bedakan gerisik makhluk-makhluk laut dengan gerisik yang dihasilkan oleh mesin kapal atas air maupun kapal selam. Menurut informasi yang dapat dipercaya, saat ini Australia kekurangan spesialis propagasi untuk kapal selamnya.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 20px;"><br /><span class="Apple-style-span" style="background-color: #eeeeee;">Tantangan yang dihadapi sang spesialis propagasi sangat besar dan kegagalan atau keberhasilan dia mendeteksi kehadiran kapal selam lawan dapat menentukan hidup matinya kapal selam mereka, bahkan mungkin jalannya perang secara keseluruhan. Sang spesialis harus bisa tahu karakteristik gelombang-gelombang akustik, kecepatan suara di dalam air, propagasi suara dan struktur termal perairan, propagasi hilangnya gelombang akustik di air, suara akustik di bawah air, persamaan sonar dan <em>figure of merit</em> untuk sonar.</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: #eeeeee; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 20px;"><br />Penting untuk diketahui bahwa propagasi di tiap perairan berbeda, apalagi di kawasan tropis. Kadar salinitas di kawasan tropis sangat berpengaruh terhadap propagasi gelombang akustik. Belum lagi hal-hal lain yang bersifat juga bersifat teknis, misalnya soal <em>layer</em>. <em>Layer</em> dapat membiaskan gelombang sonar yang dipancarkan oleh kapal lawan, sehingga lawan tidak dapat mendeteksi posisi kapal selam kita.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: #eeeeee; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 20px;"><br />Menurut kawan-kawan spesialis di Hidros, <em>layer</em> di perairan Indonesia kedalamannya sekitar 300 meter. Apabila kapal selam bersembunyi di bawah <em>layer </em>itu, dijamin sonar lawan tidak akan mampu deteksi kapal selam itu karena dibiaskan.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: #eeeeee; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 20px;"><br />Pertanyaannya, hal-hal seperti ini tanggung jawab siapa? Hal itu membutuhkan sinergi antara rekan-rekan di satuan kapal selam dengan rekan-rekan di Hidros. Harus ada komunikasi yang intensif, sehingga rekan-rekan di Hidros tahu apa kebutuhan kawan-kawan di satuan kapal selam. Sinergi itu sangat penting untuk meningkatkan kemampuan kita dalam peperangan kapal selam.</span>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-53700796254759857522011-02-08T12:03:00.000+07:002012-06-09T23:40:31.042+07:00X-47B, Jet Tempur Canggih Terbang tanpa Awak<div style="text-align: center;">
<strong style="color: #3333ff;">Uninesia, Jakarta</strong><span style="color: #3333ff; font-weight: bold;"></span><span style="color: #3333ff;"> -</span> <strong>X-47B</strong><strong> Jet tempur canggih </strong><strong> buatan Northrop Grumman yang belum diberi nama ini terbang tanpa awak (dikendalikan dari markas) untuk pertama kalinya Jumat (04/02/2011) dari <span style="font-style: italic;">Edwards Air Force Base</span> (AFB)—pangkalan angkatan udara Amerika Serikat (AS)</strong>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidozkdSDy6PSIsc6TUI1Zm0ZvJkQmQcJvgZmKbeWBzXAhRy7XGwanbTEie12lFaOA06Y-PNOmAYwsctbwExlYZRLRhQGHoIKgsmqm8BBjjVsTphaJhZMD9DymgN5jfcWPt0cPzoFMXjur0/s1600/12971128351194303621.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5571181784374294402" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidozkdSDy6PSIsc6TUI1Zm0ZvJkQmQcJvgZmKbeWBzXAhRy7XGwanbTEie12lFaOA06Y-PNOmAYwsctbwExlYZRLRhQGHoIKgsmqm8BBjjVsTphaJhZMD9DymgN5jfcWPt0cPzoFMXjur0/s400/12971128351194303621.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 241px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 480px;" /></a><span style="color: red; font-size: 78%; font-weight: bold;">X-47B terbang tanpa pilot (Source: Northrop Grumman )</span><br />
<a name='more'></a><span style="color: red; font-size: 78%; font-weight: bold;"><br /></span></div>
Sebagai orang yang selalu tertarik dengan dunia teknologi (meskipun bukan insinyur), saya memiliki beberapa situs wajib kunjung, rutin setiap hari—saya tak mau ketinggalan berita. Selain NASA, Discovery Channel, pengembang satelit dan situs beberapa astronom, saya juga wajib mengunjungi situs produsen-produsen pesawat—termasuk produsen pesawat tempur, <em>Northrop Grumman (NG)</em>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tadi malam saya menemukan press release dari NG yang mengabarkan tentang uji coba terbang X-47B yang dikembangkan sejak Agustus 2007. Uji terbang perdana ini dilakukan di Edwards Air Force Base (AFB)—pangkalan angkatan udara Edward, California, Amerika Serikat.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
X-47B melesat ke udara pukul 14:09 waktu setempat. Berhasil melakukan take-off tanpa hambatan, menuju titik koordinat yang telah ditentukan dan kembali mendarat di pangkalan dengan mulus, setelah melakukan berbagai maneuver selama 29 menit.</div>
Pesawat jet tempur canggih ini adalah pesanan dari <span style="font-style: italic;">US</span> <em>Navy Seal</em>—pasukan elit angkatan laut Amerika Serikat.</div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjAjI5vVHFG5aPD-ce_nw5SdmvU4YhGUvc71K9I49NSVcSr8ET1l234vbY_6VZKmIgYcd6-jq9gv9t5JuiTH02FcQU7uLIEogIL7BmdpGo0heC0z_f2gz7hXmcqdPoAVH25kXNPvOsNMJ-/s1600/1297113180839589260.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5571180971008267554" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjAjI5vVHFG5aPD-ce_nw5SdmvU4YhGUvc71K9I49NSVcSr8ET1l234vbY_6VZKmIgYcd6-jq9gv9t5JuiTH02FcQU7uLIEogIL7BmdpGo0heC0z_f2gz7hXmcqdPoAVH25kXNPvOsNMJ-/s400/1297113180839589260.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 415px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 480px;" /></a><span style="color: red; font-size: 78%; font-weight: bold;">X-47B take-off tanpa hambatan dan melesat ke udara pukul 14:09 (04/02/2011) -<br />Sumber: Northrop Grumman </span></div>
<div style="text-align: justify;">
“<em>Uji coba terbang perdana ini diamksudkan untuk menguji kelayakan terbang, kemampuan dan kehandalan perangkat lunak (software) yang mampu mengoperasikan pesawat ini secara otomatis [tanpa pilot]—sekaligus melihat kemampuannya untuk take-off dan landing di atas dek kapal laut</em>” kata Capt. Jaime Engdahl (UCAS-D program manager, angkatan laut AS), seperti dikutip oleh NG.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Engdahl juga mengatakan bahwa jet tempur ini mampu beroperasi bersama-sama dengan kapal laut atau kapal udara pengangkut. Disamping menghasilkan data uji, percobaan terbang perdana ini juga untuk melihat aspek aerodinamis dari desain jet tempur X-47B ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam press releasenya NG mengatakan bahwa X-47B akan tetap berada di pangkalan udara AS untuk ekspansi “<em>flight envelope</em>”—kemampuan manuver, sebelum dipindahkan ke Naval Air Station akhir tahun 2011 ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Secara teknis, X-47B ini disebut “<em>Unmanned Combat Air Vehicle (UCAV)</em>”, tetapi sesungguhnya pesawat ini adalah evolusi dari jet tempur NightHawk F-117 dan Raptor F-22, dan F-35 (terbaru sebelum X-47B) yang membuat perang Iraq kelihatan lebih mirip seperti game komputer saat melihatnya di situs departemen pertahanan Amerika serikat. Perpaduan antara teknologi siluman (stealth) dan kecanggihan misil yang membuat bomber B-2 Sprit kelihatan begitu angker skaligus mengerikan di medan tempur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5CBReVb991phuDnoAqZBxpOMf_-N9q_-uSA2oIIo6mkQjab0YAiLZ1gq7EeY4R7Ozi8Lub_e2-AAKvexIZLhzUcozf5sne6_74WUXghwckto_bMMHI48slb2eTebXw5vEbPgOvTXb8yx9/s1600/12971135101120144709.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5571180371238601586" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5CBReVb991phuDnoAqZBxpOMf_-N9q_-uSA2oIIo6mkQjab0YAiLZ1gq7EeY4R7Ozi8Lub_e2-AAKvexIZLhzUcozf5sne6_74WUXghwckto_bMMHI48slb2eTebXw5vEbPgOvTXb8yx9/s400/12971135101120144709.png" style="cursor: pointer; display: block; height: 451px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 486px;" /></a><span style="color: red; font-size: 78%; font-weight: bold;">Flight Envelope (sumber: wikipedia)</span></div>
Meminjam dari era riset “sayap terbang (<em>flying wing</em>)”, bisa dibilang X-47B adalah sebuah jet tempur yang memadukan desain indah dengan kecanggihan mesin dan teknologi elektronik, tidak tertangkap oleh radar, dan sulit dikunci oleh misil berteknologi infra merah.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pesawat ini memiliki kemampuan take-off secara otomatis, terbang menuju lokasi target penyerangan dengan sendirinya, mengenali medan yang berada dibawahnya dengan teknologi peretasan melalui berbagai macam alat sensor, lalu—jika diperintahkan (dari jarak jauh)—menjatuhkan misil dengan tingkat akurasi tinggi, di lokasi yang diperintahkan, sebelum kemudian terbang kembali ke pangkalan yang telah ditentukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kelihatanya, X-47B ini adalah successor F-35 jet tercanggih Amerika Serikat sebelumnya. Dirancang khusus sebagai jet tempur pemburu masa depan, dengan satu pertimbangan bahwa: Di masa depan, pilot manusia sudah tidak akan dibutuhkan lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam suatu pertempuran, kehilangan jet tempur adalah kerugian teknologi dan eknomi yang sangat besar. Akan tetapi, kehilangan pilot adalah kerugian multi aspek: aspek kemanusiaan yang buruk, dilihat dari aspek politik juga buruk, dan dari aspek moneterpun juga sangat buruk—dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk merekrut, mendidik dan melatih pilot hingga laik terbang.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Sebagai anak negeri, setiap kali melihat kemajuan teknologi di dunia barat sana, saya selalu tergelitik untuk bertanya pada diri sendiri</strong>: “<strong><em>Kapan negeri saya akan memasuki era teknologi seperti ini?</em></strong>”</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Dan, sebelum pikiran saya melantur</strong>—(<em>membayangkan para politisi/pejabat yang masih saja berkutat di seputaran perebutan kursi kekuasaan, menghabiskan energi bangsa untuk mempertengkarkan masalah yang sesungguhnya bisa dicegah dengan sistem dan pengawasan yang disiplin</em>)—<strong>buru-buru saya menghibur diri dengan berpikir “<em>Ah, mungkin masih dibutuhkan masa yang lebih panjang lagi untuk mengubah peradaban negeri ini ke arah yang lebih maju</em>” sambil tak lupa berharap “<em>Mudah-mudahan anak-anak saya kelak menjadi salah satu dari JAWABAN, bukan MASALAH</em>”</strong>. ~<em></em> (Sumber: <em>Northrop Grumman</em>)</div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-13235893703006812622011-01-01T16:21:00.000+07:002012-06-09T23:41:10.642+07:002011, TNI Fokus Perbaiki Sistem Persenjataan<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-weight: bold;">JAKARTA</span> - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, TNI pada tahun 2011 akan memusatkan perhatian pada perbaikan sistem persenjataan. Selama ini, modernisasi alutsista hanya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tempur (combat capability).</span></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjULamuL7tfIgchWG1-nfu0qv1vCqLWuDzsCj3dJbOKZdvyu4_TpSkIPnnU6lsaxmj7W4MtGlVrX3oiobdksCwy5k4DQZeu2A2uxZ3QNgZDRCT-qoKMoNCqXeP1Rx6psXFbLdpWbpkpRDDY/s1600/peristiwa-refleksi-tni-01.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557145919221621506" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjULamuL7tfIgchWG1-nfu0qv1vCqLWuDzsCj3dJbOKZdvyu4_TpSkIPnnU6lsaxmj7W4MtGlVrX3oiobdksCwy5k4DQZeu2A2uxZ3QNgZDRCT-qoKMoNCqXeP1Rx6psXFbLdpWbpkpRDDY/s400/peristiwa-refleksi-tni-01.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 275px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div class="post-body" style="line-height: 1.3em; margin-bottom: 0.75em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<a name='more'></a><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;">"Alutsista masih baik, tapi sistem persenjataannya ketinggalan dengan negara lain," kata Agus dalam keterangan pers refleksi akhir tahun TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jum'at (31/12). </span></div>
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;">Agus mencontohkan kapal-kapal perang yang didatangkan dari negeri Belanda. Meskipun kondisinya dalam keadaan baik, namun kondisi sistem persenjataannya belum ada. "Tahun 2011 nanti akan kita utamakan persenjataan untuk kapal-kapal tersebut," ungkapnya.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;">TNI, yang berada di bawah naungan Kementerian Pertahanan, memperoleh jatah anggaran cukup besar. Tahun 2010, dari total anggaran sebesar Rp 42,5 triliun untuk Kemenhan, TNI mendapatkan Rp 19,77 triliun.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;">Tahun 2011, Kemenhan mendapat alokasi anggaran terbesar ketiga setelah Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pendidikan Nasional. Kemenhan rencananya akan memperoleh pos anggaran sebesar Rp 47 triliun.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;"><span style="font-weight: bold;">Hibah F-16 Memasuki Tahap Administrasi</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;">Saat ditanyakan mengenai rencana penawaran hibah 24 pesawat tempur F 16 dari Amerika Serikat, Panglima TNI mengatakan saat ini sedang dalam proses usulan ke DPR. "Masih dalam tahapan administrasi. Kalau proses perizinan sudah turun akan dilaksanakan proses upgrading," terangnya.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;">Jika semuanya selesai maka proses pengiriman F 16 ini akan segera dilakukan ke Indonesia. Mantan Kepala Staf Angkatan Laut ini mengakui jika TNI sangat senang menerima rencana pemberian hibah pesawat tempur dari AS ini. Namun realisasinya sangat tergantung dalam proses politik baik internal pertahanan maupun eksternal.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;">Sumber : <a href="http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2010/12/31/brk,20101231-302990,id.html" style="color: #336699;">TEMPOINTERAKTIF.COM</a>, <a href="http://www.tribunnews.com/2010/12/31/panglima-tni-hibah-f-16-dalam-tahap-administrasi" style="color: #336699;">TRIBUNNEWS.COM</a><span class="Apple-style-span" style="font-size: 11px; line-height: 14px;"><span class="post-timestamp"> </span><span class="post-comment-link"></span><span class="post-icons"><span class="item-action"><a href="http://www.blogger.com/email-post.g?blogID=5905144612965180391&postID=1563991768454617027" style="color: #336699; text-decoration: none !important;" title="Email Post"><span class="email-post-icon"> </span></a></span></span></span></span></div>
<div class="post-footer" style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 1.3em; margin-bottom: 0.75em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<div class="post-footer-line post-footer-line-1">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="post-backlinks post-comment-link"></span></span></div>
<div class="post-footer-line post-footer-line-2">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="post-labels">Label: <a href="http://alutsista.blogspot.com/search/label/DEPHAN%20RI" rel="tag" style="color: #336699;">DEPHAN RI</a>, <a href="http://alutsista.blogspot.com/search/label/TNI" rel="tag" style="color: #336699;">TNI</a></span></span></div>
</div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-44729630942812245382010-12-08T11:55:00.000+07:002012-06-09T23:41:42.614+07:00Kerjasama Militer Indonesia - Rusia<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGHLmMDQdZiMV-Ieg2j97eP3GxshOVcpZ4LEwPaoo0OluYb1fpE9jfjhLp54nm-q9S29iokqXewUkZ3oQgS0G-82hJ5XLT5Pxp5YYIkoLcHJhqo5jU0qE5yIdnhc05raZplMEmjmH4qPuo/s1600/images5.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5548172073440610946" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGHLmMDQdZiMV-Ieg2j97eP3GxshOVcpZ4LEwPaoo0OluYb1fpE9jfjhLp54nm-q9S29iokqXewUkZ3oQgS0G-82hJ5XLT5Pxp5YYIkoLcHJhqo5jU0qE5yIdnhc05raZplMEmjmH4qPuo/s400/images5.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 267px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 483px;" /></a><br />
<a name='more'></a>Rusia akan mengembangkan persiapan teknis militer basis baru dalam kerangka kerjasama dengan <a href="http://www.indonesia.go.id/" target="_blank" title="Indonesia">Indonesia</a>. Hal itu dikatakan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov dalam wawancara khusus dengan <a href="http://id.voi.co.id/tentang-kami.html" target="_blank" title="Voice Of Indonesia">Voice Of Indonesia</a> baru-baru ini. Alexander mengatakan, “saat ini kami sedang mengembangkan persiapan teknis militer basis baru. Kami tidak menempatkan politik atau prasyarat lainnya dalam mengembangkan kerjasama teknis militer dengan Indonesia”. </div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimoNbKVjH68W0iptNVuaQqTfghgGT7vQOtTB5237sG21xmnjU6TKQcP7RqINZVSF_4wN0tWOvVXJ6hx5J4974Oi0wciwcEY-HrlAIWm_HlgVPav2djc_NjL4iQxJf1XGznWI-u-9MB8Efi/s1600/images6.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5548171699823117986" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimoNbKVjH68W0iptNVuaQqTfghgGT7vQOtTB5237sG21xmnjU6TKQcP7RqINZVSF_4wN0tWOvVXJ6hx5J4974Oi0wciwcEY-HrlAIWm_HlgVPav2djc_NjL4iQxJf1XGznWI-u-9MB8Efi/s400/images6.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 451px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 481px;" /></a>Alexander Ivanov menambahkan, Pemerintah Rusia saat ini terus mengembangkan dan meningkatkan kerjasama militer dengan Pemerintah Indonesia. sejak kedatangan Presiden Rusia, Vladimir Putin ke Indonesia pada September 2007 lalu mempunyai arti penting dalam hubungan bilateral kedua Negara. </div>
<div style="text-align: justify;">
Alexander menjelaskan, pada kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Indonesia pada tahun 2007 lalu, pemerintah Rusia memberikan pinjaman lunak sebesar 1 miliar <a href="http://id.voi.co.id/en.wikipedia.org/wiki/United_States" target="_blank" title="US">US</a> dollar, untuk pembelian alat militer. </div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu, Purnawirawan Angkatan Laut Republik Indonesia, Djoko Purwoko mengatakan, kerjasama militer Indonesia dan Rusia meski pernah mengalami gejolak, namun tetap terbina dengan baik. </div>
<div style="text-align: justify;">
Alexander menambahkan, hubungan diplomatic Indonesia dan Rusia dimulai sejak 3 Februari 1950. Dan sejak itu, Rusia selalu memberikan alat militer yang terbaik pada zamannya, bahkan jenis yang belum dipakai di negaranya, seperti Su-27 SK dan Su-30 MK.</div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3790073626722423740.post-81226689799830222062010-12-08T10:29:00.000+07:002012-06-09T23:42:16.847+07:00Pengamanan Laut NKRI Jadi Wewenang TNI-AL<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGpKsVWRGrNzF_ptwVU1TkApgf89Bxlrb-oWeBuyuf92RoneKhJpZhXFbddZUVZn5IbisPKqCPXZi-E0Z08WaLNr9P5mMB5efcY4ERfLJ7Ppo0NeZAQLEKqFH9q7OIZ2mZfrqiA5qXTFm0/s1600/canvas.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5548149696059979714" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGpKsVWRGrNzF_ptwVU1TkApgf89Bxlrb-oWeBuyuf92RoneKhJpZhXFbddZUVZn5IbisPKqCPXZi-E0Z08WaLNr9P5mMB5efcY4ERfLJ7Ppo0NeZAQLEKqFH9q7OIZ2mZfrqiA5qXTFm0/s400/canvas.png" style="cursor: pointer; display: block; height: 95px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 189px;" /></a>Penegakan kedaulatan dan pengamanan perairan wilayah NKRI menjadi wewenang sepenuhnya TNI Angkatan Laut dan bukan pihak lain di luar institusi pertahanan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika pengamanan laut diserahkan kepada pihak di luar TNI, maka hanya akan menciptakan tumpang-tindih pengelolaan dan pengamanan. Karena itu, pemerintah jangan lagi mempersenjatai petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).</div>
<div style="text-align: justify;">
Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Rahadi Zakaria, dengan tegas mengecam kebijakan mempersenjatai petugas KKP atau karyawan sipil lainnya.</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEj98wlxQFaBlBsB3vz6I5kSSTOgIh9w2PvJmD6e2Lvy4sQ8CM2r9kQNCQRImSZ5XYAlWniMfsiJT15Mz4igZX0LB-LITQ4Aijxh2CNF66lZIuC9e1PFdy2s9unYFF0qPxh-KwcvWrt4ow/s1600/images3.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5548149307666742338" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEj98wlxQFaBlBsB3vz6I5kSSTOgIh9w2PvJmD6e2Lvy4sQ8CM2r9kQNCQRImSZ5XYAlWniMfsiJT15Mz4igZX0LB-LITQ4Aijxh2CNF66lZIuC9e1PFdy2s9unYFF0qPxh-KwcvWrt4ow/s400/images3.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 182px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 277px;" /></a>"Jangan lagilah ada petugas bersenjata di lingkup KKP, juga karyawan sipil lainnya termasuk Satpol-PP. Yang profesional saja (TNI dan Polri)," katanya, di Jakarta, Rabu (20/10/2010).</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia mengatakan, kebijakan mempersenjatai kalangan sipil, menurut dia, amat bertentangan dengan penegakkan supremasi sipil dalam pengelolaan kehidupan bernegara dan berbangsa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi Rahadi Zakaria, kebijakan tersebut tidak sesuai platform negara demokrasi berdasarkan konstitusi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ia juga menilai, hal ini merupakan sebuah kontroversi yang harus segera diakhiri, agar tidak lagi terjadi tumpang-tindih kebijakan dalam pengelolaan pengamanan perairan di seluruh wilayah Nusantara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjH8ZzBrBCZgPIxEVWr9MD3LLSbVYVu2RwCOpKMOOiN2KFMI_Kf9IAYRW7MUDRz7_syXsQZVKm58Nq2ITtveS2dKZBo2VS8xSnZ3BU_Ch51lPqkXruIO48cyAgrQHQGIdbZTb2SjKWvMjqs/s1600/images4.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5548148837774122162" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjH8ZzBrBCZgPIxEVWr9MD3LLSbVYVu2RwCOpKMOOiN2KFMI_Kf9IAYRW7MUDRz7_syXsQZVKm58Nq2ITtveS2dKZBo2VS8xSnZ3BU_Ch51lPqkXruIO48cyAgrQHQGIdbZTb2SjKWvMjqs/s400/images4.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 180px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 240px;" /></a>"Cara-cara seperti ini, selain menciptakan tumpang-tindih pengelolaan, juga menghambur-hamburkan uang negara pada hal-hal yang tidak efisien, tidak efektif. Setiap sektor harus berkoordinasi, bukan menegakkan ego sektoralnya dengan angkuh," kata Rahadi Zakaria.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hal senada ditegaskan anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Fayakhun Andriadi yang menilai, upaya mempersenjatai para petugas KKP sebagaimana diterapkan sejak Menteri Freddy Numbery, tidak bisa dilanjutkan lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Kami minta ini dihentikan. Tugas pengamanan perairan, termasuk perlindungan terhadap para nelayan dan aset kekayaan negara maritim, sudah ada pada TNI Angkatan Laut yang mendapat mandat negara di matra laut tersebut," tegasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian pula penegasan dari rekannya sesama Anggota Komisi I DPR RI, Paula Sinjal (Fraksi Partai Demokrat), yang meminta pihak KKP mengembalikan seluruh persenjataan kepada pihak lebih berkompeten, yakni TNI-Angkatan Laut serta Polair.</div>Admin Uninesiahttp://www.blogger.com/profile/06371575782376522999noreply@blogger.com0